Di bawah gemuruh hujan yang makin deras, berteman kilat dan petir, bermandi air mata. Di sana, tampak seseorang tengah berjalan memecah di antara derasnya hujan. Hanya dia. Hanya pria itu. Sendirian berjalan menelusuri jalanan sepi di sudut borough Bronx. Langkahnya terlihat gontai. Sesekali ia berteriak. Menengadahkan wajahnya ke langit, hendak berseru. Memanggil sang pembuat takdir, untuk sekiranya bisa mencabut nyawanya sekarang ini. Tak ada lagi yang tersisa dari hidupnya. Penyesalan pun tidak ada gunanya dan entah pada siapa lagi ia harus membalaskan dendam. Dan sebenarnya, apa tujuannya untuk balas dendam? Mengapa untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa sangat tersesat? Lubang yang menganga, terlalu besar dalam hatinya. Rasa sakit dan kepedihan menghantar pada kesengsaraan. T