“Akhh ….” Suara meringis di ikuti desisan panjang terdengar menggema dalam ruangan gelap dengan pencahayaan seadanya. Pening ia rasakan saat kelopak matanya memaksa untuk melebar. Samar-samar ia melihat seorang pria tengah duduk dengan jarak yang cukup dekat dengannya. Ia kembali meringis saat merasakan keram di bagian pundak dan kaki. Dia pun mencoba mengangkat wajahnya walau rasanya begitu berat. Dan juga nyeri. Dengan pandangan yang masih buram, ia bisa melihat kedua tangan dan kakinya yang terikat borgol dan rantai besi yang menempel dengan kedua tiang di sisi kiri dan kanan. Ia mengerjap berkali-kali sambil berusaha mengingat apa yang telah terjadi. Yang ada dalam ingatannya hanyalah sebuah adegan ranjang yang ia tuntaskan bersama seorang wanita muda kemudian ia tertidur dengan lel