"Semuanya akan mudah, jika kamu memudahkannya, Kania." "Hapus egomu, mulailah membuka hati pada suamimu. Cintailah dia, sayangi dia. Karena dia adalah imammu yang sesungguhnya." ******* Kania menundukkan kepala dengan raut sedih. Naila mengacuhkannya. Ia berfikir mungkin karena kejadian tadi saat dirinya berdua duduk bersama Zayn yang notabennya ialah kekasih Naila. Namun, semua itu juga tanpa disengaja dirinya bertemu Zayn. "Nai," panggil Kania. Kini hanya tinggal mereka berdua saja. Zayn sudah pergi sejam yang lalu karena ada urusan. Sedangkan, kedua orang tua Naila entah kemana. Naila hanya berdehem saja. Kedua matanya fokus pada tayangan televisi. Naila memang sudah dipindahkan ruangannya. Perlengkapannya lumayan lengkap. Kania mendesah pelan. Entah Naila sengaja atau memang ta