"Thank you, By." Senyum Safir tercetak di wajah tampannya, mendekat mengikis jarak diantara keduanya. Pandangan mereka bertemu, terkunci. Safir menghampiri bibir Ruby dengan bibirnya. Nyaris menempel andai Ruby tidak mendorongnya dengan telapak tangannya. "Mulai sekarang kakak tidak boleh cium Ruby sembarangan." ucapnya mengingatkan Safir. Safir mendesah kecewa."Kenapa? Secara hukum negara dan agama kamu itu milik kakak." Safir merangkulkan tangan di pundak Ruby. "Kita baru mulai, kak. Selama ini kakak merampasnya sesuka hati." Safir tersenyum."kalau untuk kiss jangan larang ya, Hun. Masalahnya kakak udah candu." Melas Safir. "Nggak boleh!" Geram Ruby menakuti suaminya kemudian menunduk mengulum senyum. "Miliki dulu hati Ruby." lirihnya lembut. Safir yang berdetak dan sempat pu