PEMAIN GILA

1866 Kata
Yi Fan masih saja mengikuti langkah kaki Pak Tua itu. Meskipun sudah tua, tapi wajah orang tua itu sama sekali tidak terlihat letih. Malah Yi Fan yang merasa napasnya hampir terputus-putus. Sama sekali tidak bisa mengikuti setiap langkah Pak tua. Sungguh, Yi Fan semakin penasaran dengan latar belakang lelaki tua yang berjalan di depannya ini. Bagaimana tidak, secara teori, Pak Tua ini bukanlah NPC tingkat atas. Namun, saat ini, aura yang terpancar dari tubuh tua itu sungguh menakutkan. "Mengapa kau masih mengikutiku?" Akhirnya, Pak Tua itu mengingat Yi Fan yang terseok-seok mengikutinya. Jika Pak Tua itu tidak mengingatnya, Yi Fan yakin bahwa dia akan kehabisan stamina. Meskipun pada tahap game ini, stamina pemain tidak akan bisa habis. "Aku juga ingin tahu apa yang terjadi. Pemilik toko sudah sangat baik untuk memberiku pekerjaan. Jadi setidaknya biar aku tahu kenapa dia mati," ucap Yi Fan. Sejujurnya, dia hanya penasaran dengan peristiwa ini. Apalagi hal ini sepertinya berhubungan dengan iblis yang menyamar sebagai Daughter Of Soul Temple. "Anak buah dari iblis yang akan kau bunuh, adalah yang bertanggung jawab atas kematian Reynard," ucap Lelaki tua itu. "Jadi?" "Ya, iblis penyamar itu sudah tahu bahwa aku mengirimmu. Aku akan membunuhnya sendiri. Meskipun akhirnya tidak akan ada yang tahu bahwa dia adalah iblis," tekad Pak Tua. "Hei, tunggu!" Yi Fan berlari mengejar orang tua itu. Bagaimana tidak, setelah dia menyelesaikan kata-katanya, dia langsung bergegas pergi. Ada juga aura kematian di sekitar tubuhnya. Orang i***t sekalipun akan tahu bahwa lelaki tua itu sangat marah. "Pak Tua, jika kamu membunuhnya, seperti yang kamu katakan tadi, bukankah itu tidak mencapai solusi dari peristiwa ini?" tanya Yi Fan. Dia masih berusaha mengimbangi langkah kaki orang tua itu. Bagaimanapun juga, pada level saat ini, Yi Fan tidak akan pernah bisa menyamakan langkah kaki mereka. "Karena aku dilemahkan. Hanya dengan membunuhnya, kekuatanku akan kembali. Hanya saja, jika dia mati di tanganku, jiwa dari Aeri tidak akan bisa kembali," jawab lelaki itu dengan tertunduk lesu. Apakah lelaki ini adalah akar masalahnya? "Adakah yang sekiranya bisa aku perbuat?" Yi Fan bertanya dengan tidak yakin. Untuk kesempatan pertama, quest ini hanya quest khusus biasa. Namun, saat ini, sepertinya quest ini akan mempengaruhi storyline yang terjadi di Eternal saga. Akankah ini efek kupu-kupu karena aku kembali? Yi Fan juga tidak yakin. Hanya saja, Quest ini di kehidupan masa lalunya baru berhasil diselesaikan ketika sebagian pemain mencapai level 20. Sedangkan para ahli sudah hampir menyentuh level 25. Jika begitu, mungkinkah jiwa Aeri saat itu sudah mati? "Yang bisa kamu lakukan adalah membunuhnya. Namun, tanpa  Identification Magic Scroll, semuanya akan terasa berat," ucap Naimar. Sepertinya lelaki tua itu sudah tahu mengapa Yi Fan melakukan pekerjaan untuk membunuh Wild Bear.   "Bukankah ada toko magic lain?"   "Tidak, itu hanya akan menambah korban."   Yi Fan terdiam. Dia bingung bagaimana dia bisa membuka kedok iblis yang menyamar itu. Jika dia menyerang dengan brutal, bisa dipastikan bahwa dirinya yang akan mati. Bukan iblis laknat itu. Bisa jadi jiwa Aeri juga ikut mati. Hal ini tidak boleh terjadi.  "Apakah tidak ada cara lain?"   Yi Fan menatap sekeliling. Kali ini mereka sedang terduduk di teras sebuah toko. Toko ini berada di tranding area atau pemain sering menyebutnya pasar. Suasana pasar hari ini sangat sepi. Ya, mau bagaimana lagi, para pemain masih sibuk untuk meningkatkan levelnya. Berusaha untuk tidak tertinggal oleh pemain lainnya.    Ding!   Sebuah pesan masuk ke kotak pesan milik Yi Fan. Pengirimnya tidak lain adalah dua sahabatnya. Hundret Star dan Sword Cloud mengatakan bahwa mereka sudah sampai dan menanyakan posisi Yi Fan saat ini.   "Datanglah ke Tranding Area."   Balasan singkat dari Yi Fan itu sudah langsung ditanggapi oleh keduanya. Terbukti, tak sampai lima menit, dua sosok yang dikenal Yi Fan terlihat dari kejauhan. Hundret Star memiliki rambut berwarna Hijau dan Sword Cloud memiliki rambut berwarna silver. Masing-masing dari mereka masih level 1.   "Kak, apa kita akan langsung berburu monster? Kita tertinggal dari pemain lainnya," ucap Sword Cloud. Dia memang tipe orang yang menggebu-gebu.   "Belum, bantu aku untuk menyelesaikan quest dari Pak Tua ini," ucap Yi Fan sambil menunjuk Naimar. Pak Tua itu sepertinya sedang termenung. Hal ini ditunjukkan pada matanya yang terlihat kosong.   "Apakah quest itu bisa dibagi?" tanya Hundret Star. Yi Fan hanya mengangguk menjawab pertanyaan temannya itu. Dia sangat tahu bahwa sebuah quest bisa dibagi asalkan tidak ada keterangan jumlah personel dalam keterangannya. Hanya saja, hadiah dari sebuah quest itu akan terbagi sesuai dengan jumlah orang yang menyelesaikannya.   "Kalau begitu, ayo berangkat," ucap Sword Cloud semangat. Dia selalu menginginkan berpetualang seperti ini. Apalagi bila dia mendapatkan quest yang bisa dibilang sangat bagus. Jantungnya akan berdetak kencang karena dia sangat semangat.   "Kita akan membeli sesuatu terlebih dahulu sebelum melakukan quest ini."   Yi Fan bangkit dari duduknya. Sebelum pergi, dia berpamitan dengan Naimar. Hanya saja, lelaki tua itu sepertinya tidak memperhatikannya. Yi Fan sangat tahu apa yang digundahkan orang tua tersebut. Karena Yi Fan sendiri akan bingung bila berada di posisinya. Namun, sekarang Yi Fan hanya bisa berpegangan pada takdir, dia memiliki rencana untuk menyelesaikan quest ini. Hanya saja, diperlukan beberapa uang untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan.   ***  Hundret Star memandang sekitarnya dengan bingung. Bagaimanapun, dia tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh temannya ini. Apalagi setelah membelanjakan beberapa perak hanya untuk beberapa butir buah tomat dan telur. Hal ini seperti sebuah pemborosan. Jika pemain lain tahu apa yang mereka lakukan, pasti para pemain itu akan muntah darah karena sangat marah.  "Yang perlu kalian lakukan adalah berdiri sejauh mungkin, saat aku melempar telur, kalian juga harus ikut melempar. Aku akan melempar dua kali, sedangkan kalian masing-masing melempar satu buah," ucap Yi Fan sambil mengatur strategi.   "Baiklah."   Melihat kedua temannya itu paham, Yi Fan akhirnya melangkah masuk ke kuil. Keadaan kuil saat ini sangat ramai. Banyak pemain dengan job class Priest ataupun Cleric sedang mengambil quest job mereka. Kadang juga terlihat Shield Warrior mengambil beberapa quest untuk sebuah skill book. "Ah, aku menemukanmu, Iblis," bisik Yi Fan. Dia menatap seorang gadis dengan gaun putih yang berdiri dengan anggun. Di sampingnya berdiri seorang pastor yang sedang memberikan quest kepada para pemain. Sungguh, Yi Fan sangat tidak paham bagaimana bisa iblis tinggal di tempat suci seperti ini.   "Hei, kau seorang Swordman. Apa yang kau lakukan di sini?"  "Hei, tercela. Antrilah jika kau ingin bertemu Pastor!"   "Jangan menyelinap seperti itu!"  "Swordman tidak tahu malu!"   Berbagai bentuk cacian dilontarkan pemain saat mereka melihat Yi Fan tidak masuk ke dalam antrian. Mereka tidak ingin ada seseorang yang menerobos antrian sedangkan mereka sendiri harus berbaris selama berjam-jam. Hal itulah yang membuat orang-orang ini sangat marah.   "Aku tidak berminat mencari quest di sini. Aku hanya ingin melihat dia," ucap Yi Fan sambil memandang seorang gadis. Dari nametag berwarna hijau di atas kepalanya, semua pemain dapat melihat namanya—Aeri, Daugther Of Soul Temple.  "Seperti yang diduga. Aeri sendiri adalah elite level 30. Ada juga dua orang guard tier satu berlevel 50. Sungguh menyusahkan," bisik Yi Fan. Dia menatap lekat pada Aeri sambil merogoh tasnya. Mengambil sebuah tomat untuk dimakan. Para pemain yang melihat itu hanya bisa mengutuk. Mereka memandang Yi Fan sebagai taipan kaya yang gila. Bagaimapun, untuk saat ini, tomat adalah barang mewah.   "Sialan, apa dia di sini hanya untuk pamer?"  "Apa-apaan kelakuannya ini?"   "f**k!"  "Taipan busuk!"  "Pemain ini tidak waras. Gila!"  Suara bising akibat cacian para pemain terdengar sekali lagi. Namun, Yi Fan tidak peduli. Bagaimanapun dia masih asyik memakan tomat yang ada di tangannya. Setelah dia memakan tomat itu separuh, Yi Fan langsung melemparkannya ke arah Aeri. Membuat gadis anggun itu seakan berubah warna menjadi merah.   "Sial, dia sangat punya nyali."  "Bagaimana bisa dia melemparkan tomat ke wajah Dewi Aeri?"  "b******n!"  "Dia sudah pasti mati sekarang!"   "Seorang noobs yang gila!"   "Ya dia bukan hanya seorang pemain gila, dia juga seorang noobs. Apakah dia tidak tahu apa itu Daughter Of Soul temple?"   Bisikan di sekitar Yi Fan semakin keras. Namun, sekali lagi, Yi Fan tidak memperhatikannya. Yang dia lakukan adalah mengambil tomat sekali lagi. Melemparkannya ke wajah Aeri yang sudah ternoda merah. Menurunkan nilai keakraban mereka dari friendly menjadi normal. Yang perlu Yi Fan lakukan adalah membuat keakraban itu berubah menjadi bermusuhan. Setelah itu, rencananya bisa dijalankan.  "Hundret Star, Sword Cloud, mulai bergerak sekarang!"   "Baik!"   Yi Fan memberikan isyarat kepada kedua temannya untuk mulai melempar. Saat ini Yi Fan sangat yakin bahwa kebencian dari iblis yang menyamar hanya akan tertuju padanya. Alasannya adalah karena kedua temannya berdiri dengan jarak 30 yard dari posisi Yi Fan saat ini. Sama sekali tidak masuk dalam jangkauan aggro Aeri. Namun, meskipun jarak kedua temannya jauh, mereka masih bisa mengenai tubuh Aeri dengan tomat ataupun telur.  "Manusia tercela. Aku akan mengajarkanmu bagaimana keputusasaan itu!"  Saat ini, Iblis yang menyamar sudah sangat marah. Dengan tergesa-gesa, dia berjalan ke arah Yi Fan. Tangannya mengayunkan tongkat biru safir dan bibirnya melantunkan sebuah mantra. Tak sampai dua detik, beberapa petir bergerak cepat menuju ke tempat Yi Fan berdiri. Berniat untuk menjadikannya sebuah abu.   "Tidak segampang itu," ucap Yi Fan sambil tersenyum. Dia menghindari petir satu per satu. Sampai pada petir terakhir, HP Yi Fan masih tetap utuh. Hal ini membuat iblis yang menyamar sangat marah.   "Aku tahu bahwa kau adalah utusan pecundang itu. Jangan harap kau bisa melakukan semua hal sesuka hatimu!"  Setelah mengucapkan kata-kata itu, tubuh halus Aeri bertransformasi. Kini, di kedua tangannya terdapat tanduk yang runcing. Kuku-kukunya juga panjang. Selain itu, tumbuh dua tanduk berwarna merah di kepalanya. Semua orang yang ada di sana—terkecuali Yi Fan—tersentak kaget. Apalagi Pastor yang sedang melayani para pemain.  "Bagaimana bisa Dewi Aeri ternyata seorang iblis?"   "Apakah ada yang merekamnya?"   Pemain Priest dan Cleric yang berada di tempat kejadian langsung merasa heboh. Mereka dengan cepat mengaktifkan mode video, berniat untuk merekam kejadian langka ini. Dan yang paling merasa beruntung adalah orang yang merekamnya pertama kali. Karena dia memiliki full video untuk dipublish di situs web Eternal Saga.  "Akhirnya iblis menunjukkan wajahnya ya," ucap Yi Fan sambil tersenyum. Bagaimanapun, saat ini dua guard yang berdiri di pojok ruangan sudah mulai beraksi. Yang harus Yi Fan lakukan—saat ini—hanya untuk bertahan hidup. Selama dia bisa terus hidup, quest ini akan selesai seperti yang dia rencanakan.   "Manusia sialan. Kau menghancurkan apa yang aku susun puluhan tahun!" teriak Iblis marah. Dia sudah melemparkan mantra petir ratusan kali. Hanya saja, Yi Fan sangat mampu mengelak. Meskipun petir itu ratusan jumlahnya, tapi Yi Fan dapat memperkirakannya. Hal ini juga karena kedua guard yang menempel pada iblis seperti terkena lem. Membuat casting mantra iblis itu sedikit terganggu.   "Yah, ucapkan selamat tinggal pada dunia!" ucap Yi Fan sambil tersenyum mengejek. Dia melihat bahwa HP iblis sedikit demi sedikit terkuras. Hingga akhirnya, suara jeritan kesakitan terdengar, begitu menyayat hati. Sebuah kabut hitam terlihat keluar dari tubuh lemas Aeri. Selain kabut itu, sebuah benda juga jatuh. Itulah item quest yang Yi Fan cari.  "Ambil item itu apapun yang terjadi!" teriak para pemain yang berada di lokasi. Bagaimanapun, mereka tahu bahwa item itu adalah sesuatu yang bagus.   "Jangan pernah bermimpi!" Yi Fan mengaktifkan skill Thunder Flash dan mengarahkan pedangnya pada pemain yang berlari mendekat. Setelah interupsi tersebut, Yi Fan berlari ke arah item questnya. Mengambilnya setelah itu mengucapkan mantra teleportasi. Ya, rencananya berjalan dengan lancar. Hanya saja, satu-satunya teleportation scroll yang diberikan sistem secara gratis terbuang secara percuma.   Para pemain sialan!   Yi Fan hanya bisa menahan emosinya. Dengan kedua temannya, dia melangkah ke Tranding Area. Tempat di mana Naimar masih duduk dalam keheningan. Dia bahkan tidak menyadari bahwa Yi Fan telah pergi dan saat ini telah kembali.  "Pak Tua, ini sesuatu yang kamu inginkan. Gadis itu juga belum mati. Pastor dan Priest yang ada di sana langsung memberikannya pertolongan setelah iblis itu melarikan diri. Maaf karena aku tidak bisa membunuhnya!"    Ding! Quest Bunuh Iblis yang Menyamar Diselesaikan. Mendapatkan satu buah Luxury Box. Mendapatkan 50.000 EXP. Mendapatkan 20 Point Atribut!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN