Acara akhirnya selesai, aku melihat Mas Naren tengah duduk di teras rumah memandangi beberapa orang yang sedang bersih-bersih, aku ingin Mas Naren membantu mereka, namun aku yakin Mas Naren tidak akan mau melakukannya walaupun aku memintanya. Aku membawa secangkir kopi untuk Mas Naren. Aku tatap dia dan duduk disebelahnya. “Ini mas kopinya,” kataku. Mas Naren menoleh sesaat dan kembali melihat semua orang tengah membersihkan. “Apa yang kamu lihat, Mas?” tanyaku lagi. “Tidak ada.” “Oh.” Aku mengangguk sesaat. “Makasih ya, karena sudah mau datang.” “Ya.” Mas Naren jawab begitu dingin, ya seperti ini lah setelan pabriknya. “Anak-anak.” Panggil Mas Naren. Keduanya datang dan menghampiri Daddy mereka. “Sudah siap untuk kembali pulang?” tanya Mas Naren. Keduanya mengangguk. “Tante, ka