Maka benar saja, sesuatu yang tadi hanya ada dalam kepalanya itu tiba. Sebuah pesan dengan ajakan pergi bersama esok hari itu mestinya bukan hal aneh lagi. Tapi jantungnya tetap tidak biasa menerima hal-hal baru seperti ini. Perasaan baru yang membuatnya merasa tidak enak karena menolak ajakan Kafka untuk sekadar minum bersamanya tadi pagi. Atau perasaan yang membuatnya menunggu sebuah kabar dari pria itu setelah pergi dari Opecca begitu saja tanpa melihatnya. Maka saat panggilan itu datang, dengan segera ia mengangkatnya dengan terlalu semangat. Sampai-sampai dirinya sendiri pun kaget setelah membuka percakapan itu. "Hallo." Ia menutup mulut sebagai upaya menutupi sebuah senyuman samar dan langsung terdiam kembali saat Kafka belum memulai percakapannya. Rasanya terlalu mendebarkan saat