49. Terpicu Salah Paham

2221 Kata

Biandra terbangun dengan kain setengah basah di dahinya. Kain itu terjatuh begitu saja saat ia mencoba duduk. Ia mengambilnya, mencoba mengingat siapa yang mengompresnya. Karena seingatnya, ia tertidur di atas sofa dengan lengan Kafka sebagai bantalannya. Kenapa sekarang ia terbangun di dalam kamar? "Selamat pagi, gadis cantik. Selamat sarapan. Sengaja tidak saya tambahkan gula di dalam tehnya, karena kamu sudah kelewatan manis. Semoga suka." Biandra melihat tulisan yang tercetak di secarik kertas di atas meja, tepat di bawah gelas yang berisi teh. Seperti yang dijelaskan laki-laki yang entah ke mana perginya sepagi ini. Bibirnya tertarik ke atas, mencicipi sepotong roti lapis berisi potongan buah dan beberapa sayuran di dalamnya. Roti itu masih tersisa banyak karena Biandra baru memakan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN