"Kenapa?" Tangan Kafka melambai-lambai di depan wajahnya. Biandra hanya tersenyum kecil menjawab pertanyaan yang laki-laki itu lontarkn. Makanan mereka sudah habis, hanya tersisa beberapa lauk di atas piring. Menandakan bahwa saat ini khususnya Kafka terlihat kekenyangan. Laki-laki itu bahkan bersendawa sebelumnya sambil menepuk perut. "Kenapa Bapak sepengertian ini sama saya?" Giliran Kafka yang mengernyit. Tidak mengerti mengapa gadis itu mengucapkan sebuah pertanyaan konyol. "Kamu lupa, siapa yang semalam hampir paksa kamu buat pergi dari Opecca? Orang-orang itu bisa saja nekat, Bian. Kalau ada apa-apa sama kamu-" "Saya bisa telpon Bapak kalau ada apa-apa." Kafka menghela napas lelah. "Kira-kira jarak saya ke rumah kamu sama kekuatan kamu buat nahan mereka sampe saya tiba di sana,