Jam sudah menunjuk angka 8 malam. Ranti belum juga tiba di rumah sejak pulang kerja tadi. Bu Sumi terus gelisah. Menahan emosi yang hampir tak bisa dibendung lagi. Angga sendiri sudah berpamitan sebelum Isya tadi. Hampir dua jam, Angga berada di kontrakan bu Sumi. Dua jam juga, Angga harus menghadapi ketegangan. Baru kali ini juga pertama Angga melihat bu Sumi begitu naik pitam. “Ya ampun si Ranti ini ke mana? Punya anak gadis satu saja bikin pusing kepala. Gimana kalau banyak? Bisa-bisa isi kepalaku memuntahkan isinya semua!” Keluh bu Sumi sembari menunggu kepulangan Ranti. Bu Sumi beranjak dari kursi. Berjalan ke arah jendela, lalu kembali ke kursi lagi. Bu Sumi belum bisa tenang sebelum mendengar penjelasan Ranti. “Asih! Tolong kamu hubungi Ranti sekarang! Suruh dia pulang secepat