Kekesalan Timmy

2157 Kata
Sudah dua minggu Timmy melakukan fisioterapi dengan Stephanie. Sandra sudah bisa meredam semua kekesalannya terhadap Timmy yang tetap berprilaku genit dan menatap dengan tatapan penuh kekaguman pada Stephanie. Setiap pagi saat Stephanie datang menjemputnya di tempat tinggal kami. Timmy akan tersenyum-senyum senang dan dengan semangat bersama Stephanie menuju ruang fisioterapi. Stephanie memang therapist yang sangat berpengalaman. Dua minggu fisioterapi bersama Stephanie, Timmy sudah diperbolehkan tidak lagi menggunakan kursi roda. Sekarang Timmy sudah memakai kruk untuk berjalan. Menurut Timmy, hal itu lebih baik daripada menggunakan kursi roda karena dia jadi lebih bebas bergerak. Saat Timmy melakukan therapy bersama Stephanie, Sandra menghabiskan waktu di gym untuk latihan treadmill ataupun angkat beban ringan. Di Gym itu Sandra mengenal sosok Bryan Lucas. Pemain basket professional dari klub basket LA Spurs. Bryan Lucas juga mengalami cedera ACL seperti Timmy dan sekarang lagi masa pemulihan. “ Good Morning, Sandra’ Jerit sosok berwajah blasteran Asia dan Amerika. Mama Bryan berasal dari Filipina dan menikah dengan papa Bryan seorang pria kulit putih yang merupakan warga negara Amerika. Makanya wajah Bryan sangat ganteng, perpaduan wajah Asia dengan rambut coklat dan matanya yang berwarna biru. “ Hi. Bryan. Pagi banget kamu sudah latihan treadmill.” Kata Sandra, mengambil tempat treadmill di samping treadmill Bryan yang berlari dengan speed penuh sekarang. “ Minggu depan aku sudah boleh pulang, San.” Katanya “ Wah, selamat. Cederamu sudah pulih 100 %?” Tanya Sandra. “ Rontgen terakhir sih sudah dinyatakan 100 % pulih. Robekannya sudah menyambung sempurna.” Kata Bryan sambil memelankan laju larinya . Sekarang dia berlari pelan bersama Sandra. “ San, gimana menurutmu kalau aku pindah ke klub basket di Filipina? Apakah kamu bisa jadi agentku?” Tanya Bryan . “ Hah?? Kenapa kamu mau pindah? Mana ada klub di Filipina yang bisa memberimu gaji sebesar gajimu di LA Spurs? Emangnya kontrakmu sudah berakhir?” Tanya Sandra kebingungan. “Kontrakku memang sudah berakhir bulan lalu. Aku kepingin membawa mamaku kembali ke Filipina. Dia sudah puluhan tahun tidak pulang dan aku juga sudah jenuh di LA Spurs. Selama ini, aku jarang diberi kesempatan main karena aku bukan pemain inti. Usiaku juga uda tak muda. Tahun ini aku uda 33. Jadi aku berniat pindah ke Filipina sekalian membawa mamaku kembali ke kampung halamannya. Papaku juga sudah meninggal, jadi mamaku merasa kesepian karena tidak ada seorangpun saudaranya di sini. Di rumah kami di Ohio, mama juga tinggal sendirian, sedangkan aku di LA. Jadi aku pikir, lebih baik aku pindah ke Filipina sekalian bisa main basket dan tinggal bersama-sama dengan mama untuk merawatnya.” Kata Bryan lalu menghentikan laju treadmillnya. Sandra juga menghentikan laju treadmillnya. Mereka berdua pindah duduk di bangku di samping pull up bar. Sandra mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda dia setuju dengan pemikiran Bryan. “ Aku bersedia jadi agentmu dan akan berusaha keras mendapatkan harga terbaik untukmu. Kamu nggak kelihatan loh uda 33 tahun. Kamu berniat main basket sampai usia berapa?” Tanya Sandra. “ Dua tahun lagi aku berencana pensiun, saat usiaku 35. Makanya aku ingin beli rumah dan menghabiskan masa pensiunku bersama mama di Filipina. Biar mama bahagia kembali ke negara asalnya. Mungkinkah aku dapat klub di sana?” Tanya Bryan. “ Gimana kalau kita coba untuk program naturalisasi? Kamu bersedia nggak melepas kewarganegaraan Amerikamu dan menjadi warga negara Filipina. Kalau bersedia, dengan pengalaman dan kemampuanmu, mungkin kamu bisa masuk team basket nasional Filipina untuk bertanding di Olympiade Jepang tahun depan. ” Kata Sandra mulai memikirkan peluang yang bagus untuk Bryan. “ Aku kepingin banget sih masuk team basket nasional. Kesempatan itu pasti tidak bisa aku dapatkan di Amerika, karena saingannya sangat berat. Kalau memang kamu bisa mewujudkan, aku bisa di terima di team nasional Filipina, aku bersedia menjadi warga negara Filipina.” Katanya penuh tekad. “ Nggak sayang kamu melepas kewarganegaraan Amerikamu?” Tanya Sandra, karena biasanya orang -orang dari belahan dunia manapun sangat menginginkan menjadi warga negara Amerika. “ Satu-satunya keahlianku adalah bermain basket, aku juga pemain kelas dua di sini yang lebih banyak duduk di kursi cadangan. Usiaku juga sudah tidak muda. Jadi lebih baik aku pindah ke Filipina. Di sana dengan kemampuanku, aku bisa jadi pemain inti atau bahkan menjadi pemain nasional seperti saranmu. Setelah pensiun di Filipina, aku mungkin bisa beralih jadi pelatih. Kalau di Amerika, pasti tidak akan bisa dan yang terpenting, kembali ke Filipina juga merupakan keinginan mamaku sejak lama. Jadi aku tidak keberatan melepas kewarganegaraan Amerikaku .” Kata Bryan yakin. “ Okay kalau sudah bulat tekadmu. Aku akan segera menyuruh asistenku, Bella untuk mengurus semuanya. Bisa kamu kirimkan ke emailku, CV dan record permainanmu ? Aku akan langsung mencoba menawarimu untuk proses naturalisasi dan menjadi pemain nasional Filipina. Karena beberapa bulan lagi sudah akan mulai seleksi pelatnas olympiade.” “ Aku akan mengirimkannya segera. Aku bersyukur bisa ketemu kamu di sini, San.” Kata Bryan sambil menjabat tangan Sandra erat. “ Timothy masih dalam masa pemulihan ya berarti, apakah dia sempat ikut seleksi timnas?” Tanya Bryan penuh perhatian. “ Semoga pemulihannya berlangsung lancar. Jadi kami sempat pulang dan mengikuti seleksi Timnas. Timmy mempunyai impian untuk membawa team basket nasional Filipina masuk final. Karena olympiade lalu, kami hanya berhasil mendapatkan perunggu. Timmy bilang, dia akan sangat puas kalau pensiun, setelah berhasil membawa team basket Filipina masuk babak final.” Kata Sandra dengan mata berbinar-binar. Setiap membicarakan Timmy, pasti mata Sandra akan berpendar-pendar indah. “ Timmy pasti atlit kesayanganmu, ya? Timmy sangat beruntung mempunyai agent rasa sahabat seperti dirimu. Apakah mungkin kamu akan memperlakukan aku sama seperti Timmy saat aku bergabung dengan agency mu?’ Tanya Bryan. Mata Sandra terbelak lebar. Waduh bakalan repot aku, kalau Bryan memintaku memperlakukannya sama seperti aku memperlakukan Timmy. Sandra akan menjawab pertanyaan itu, ketika sebuah suara yang terdengar geram duluan menjawabnya. “ Tidak mungkin Sandra memperlakukanmu sama seperti aku! Kalian baru saling mengenal. Aku ini sudah menjadi sahabatnya sejak puluhan tahun lalu. ” Mata Timmy tampak menyala ketika dia berjalan perlahan dengan kruknya mendekati bangku tempat duduk Sandra dan Bryan. “ Loh Tim, uda selesai terapimu?’ Tanya Sandra keheranan. “ Ada yang mau aku sampaikan kepadamu.”Kata Timmy tanpa melihat sedikitpun ke arah Bryan. “Kenalkan Tim, ini Bryan. Dia mau ikut program naturalisasi pemain nasional Filipina dan bergabung dengan Trust Agency. ” Kata Sandra memperkenalkan mereka. Bryan menjulurkan tangannya. Timmy dengan enggan mengulurkan tangannya juga. Mereka berdua saling menyebut nama. Mata Timmy menyorot tajam memandang Bryan. Laki-laki ini sangat ganteng. Wajah blasterannya menambah ketampanannya. Tubuhnya memang sedikit lebih pendek dibandingkan diriku. Mungkin dia bertinggi sekitar 180 cm, lebih pendek 5 cm dibandingkan diriku. Tapi wajahnya benar-benar ganteng dan usianya pasti lebih tua dari aku. Sudah sejauh mana hubungan Sandra dan Bryan? Aku sudah salah langkah, berpura-pura akrab dengan Stephanie dengan harapan Sandra cemburu tapi ternyata dua minggu ini Sandra malah berteman dengan akrab dengan Bryan. Kalau tadi aku tidak di kasih tahu Stephanie, yang melihat mereka berdua saat melintas di Gym, pasti aku masih tenang-tenang saja dan tetap berpura-pura berlakon mesra untuk membuat Sandra cemburu, tapi ternyata Sandra tidak cemburu sama sekali. Dia malah menyueki diriku dan berteman akrab dengan si Bryan ini. Ketika tadi Stephanie memberitahuku kalau Sandra dan Bryan lagi berbincang akrab di Gym, aku langsung meminta Stephanie menghentikan terapinya dan bergegas menuju ruang gym untuk melihat siapa yang berani mendekati Sandraku . Darahku bahkan mendidih ketika mendengarnya meminta Sandra memperlakukannya sama dengan diriku. Emang siapa dirinya? “ Tim. Apa yang mau kamu sampaikan kepadaku?”Tanya Sandra membuyarkan pikiran super kesal Timmy. “ Balik dulu ke kamar. Aku sampaikan di sana ! ” Katanya sambil membalikkan badan dan tanpa basa basi langsung meninggalkan Bryan. “ Aku balik dulu ya, Bryan. Nanti tolong kirim email ke aku. Aku akan menyuruh Bella, asistenku untuk mengurus semuanya untukmu. Aku urusin dulu atlitku yang manja ini.” Kata Sandra sambil tersenyum Bryan tampak mengangguk-angguk dan membiarkan mereka berlalu dari hadapannya. Timmy tampak berjalan dengan muka di tekuk. “Kamu ini kenapa sih, Tim?” Bryan itu, bakalan jadi calon atlitku . Kamu jangan ketus gitu dong sama sesama teman se agency. Kalau Bryan jadi pindah ke Filipina , aku dapat satu atlit basket lagi yang sebagus kamu.” Kata Sandra. “ Kamu kok tahu dia sebagus aku? Emang kamu, uda pernah lihat dia main?” Tanya Timmy tetap ketus. “ Bryan ada memperlihatkan video pertandingannya saat dia cedera. Jadi aku tahu dia itu pemain bagus. Hanya karena di Amrik sini banyak pemain yang lebih bagus, jadinya dia tenggelam, tapi kalau di Filipina, aku yakin kemampuannya setara dengan mu?” Kata Sandra dengan analisanya sebagai agent atlit berpengalaman. “ Tunggu aku pulih, akan aku buktikan kalau aku lebih baik dari dia.” Kata Timmy dengan muka cemberut. “ Kalian ini nanti sama-sama akan membela Filipina di Timnas, jadi nggak baik saingan seperti ini.” Kata Sandra tenang untuk meredakan tensi persaingan yang ada dalam diri Timmy. “ Aku bertekad akan segera pulih agar bisa ikut seleksi Timnas, biar bisa kutunjukkan kepadamu, siapa yang lebih hebat permainannya.” Kata Timmy tetap dengan nada ingin memenangkan persaingan itu. “ Gimana mau cepat pulih, kalau kamu melewati sessi therapimu? Masih ada satu jam lagi kan? Apa sih yang mau kamu sampaikan ke aku? Penting?” Tanya Sandra sambil menekan tombol lift. Timmy tampak menghela nafas. Di otaknya sibuk berpikir,, apa yang harus aku sampaikan ke Sandra. Tadi itu hanya alasanku saja untuk menjauhkan Bryan dari Sandra. Kalau Sandra kelamaan ngobrol akrab dengan Bryan, bisa-bisa Sandra berakhir jatuh cinta padanya. Semua kriteria pria idaman Sandra ada dalam diri Bryan.Pemain basket, ganteng, berbadan tinggi dan yang paling membuat Timmy khawatir dan tidak mungkin bisa dia menangi adalah usia Bryan lebih tua dari Sandra, sehingga Sandra pasti akan menganggap Bryan sebagai seorang pria, bukan hanya sebagai seorang adik seperti Sandra menganggap diri Timmy selama ini. “ Kok, diam Tim? Emang penting banget ya, sampai harus disampaikan di kamar?” Tanya Sandra lagi. “ Di Kamar aja aku sampaikan. Nggak enak kita bicarakan di sini.” Elak Timmy tapi otaknya tetap sibuk memikirkan apa yang harus dia sampaikan kepada Sandra. Atau aku ungkapkan saja, kalau aku tidak suka Sandra berakrab-akrab dengan pria seperti Bryan? Tapi pasti Sandra akan menertawakan diriku dan Sandra pasti akan berargumen, kalau sebagai agent atlit , dia harus tetap bekerja professional agar bisa merekrut atlit-atlit berbakat untuk bergabung di agencynya dan memang kalau Bryan mau bergabung dengan agency Sandra, maka Sandra akan semakin sukses. Aku seharusnya bisa meredam rasa cemburuku ini, seperti dulu-dulu. Tetapi mengapa saat ini aku tidak sanggup? Hatiku rasanya mau meledak ketika melihat pendar mata indah Sandra saat berbicara dengan Bryan. Apalagi saat mendengar Bryan meminta agar Sandra memperlakukannya sama seperti diriku. Dasar atlit baru yang tak tahu diri. Aku sama Sandra ini sudah puluhan tahun bersahabat, bagaimana mungkin Sandra bisa memperlakukan orang yang baru dikenalnya seperti dia memperlakukan aku. Huh!! Tanpa sadar Timmy melenguh panjang. “ Kamu kenapa sih, Tim? Kek kebakaran jenggot gitu. Kamu nggak sanggup ya, melakukan fisioterapi dari Stephanie, terlalu susah ya? Pelan-pelan aja. Jangan terlalu diforsir juga. Nggak baik kan untuk lututmu. Yang penting pulih 100 % jangan terlalu dipaksa, meskipun harus lama kita tinggal di sini, tapi yang penting pulih. Bryan aja cederanya pulih 100 % meskipun dia harus di sini 4 bulan.” Kata Sandra mencoba menyemangati Timmy. Tapi bukannya tambah semangat, Timmy malah tambah kesal mendengar nama Bryan disebut Sandra. “ Aku bukan dia! Kondisiku nggak sama dengan kondisi dia. Aku pasti akan pulih dengan cepat. Semua terapinya bisa aku ikutin. Aku kesal bukan karena terapi-terapi itu. Aku sangat kesal karena…” Timmy terdiam dan membiarkan Sandra membuka pintu kamar mereka. Sandra menutup pintu kamar dan memandangnya dengan heran. Nggak biasanya Timmy sekesal ini. Apakah mungkin dia depresi dengan cederanya? Aduh kalau Timmy depresi, lebih sulit lagi penanganannya. Luka badan itu bisa sembuh dengan bantuan fisioterapi tapi kalau depresi atau luka hati, penyembuhannya akan sangat sulit. Timmy bisa kehilangan semangat juang dan yang paling parah kalau Timmy tidak mau bermain basket lagi. Sandra memutuskan untuk tidak lagi mencecar Timmy dengan pertanyaan-pertanyaan. Dia akan membiarkan Timmy yang mengutarakannya sendiri. Pasti ada sesuatu yang mengganjal hatinya, sampai dia sekesal ini. “ Yuk, duduk di Sofa. Kamu mau minum apa, Tim?” Tanya Sandra lebih lembut sekarang. “ Juice jeruk aja.” Kata Timmy sambil duduk di sofa two seater warna coklat yang terletak di depan TV. Sandra menuangkan dua gelas juice di gelas bening, Satu untuk Timmy dan satu untuk dirinya sendiri . Lalu beranjak duduk di samping Timmy dan memandangi wajah sahabatnya ini . Wajah ganteng yang sudah menemani diri Sandra sejak puluhan tahun yang lalu. Wajah ganteng yang selalu berhasil menenangkan diri Sandra ketika ada kendala dalam setiap perjalanan kehidupannya. Saat Sandra terpuruk karena cedera ACL yang menyebabkannya tidak bisa bermain basket lagi. Wajah yang ada di depannya ini yang selalu setia mendampinginya, memeluknya erat dan membangkitkan semangat Sandra. Mata mereka saling menatap. Timmy dengan keraguan di hatinya antara harus mengungkapkan perasaannya sekarang atau memendamnya kembali. Sandra dengan tatapan keheranan mencoba menerka-nerka apa yang sesungguhnya terjadi dengan Timmy? Apakah dia kesal karena depresi atau kesal karena hal lain?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN