Timmy tampak masih menekuk wajahnya. Hatinya kebat kebit tidak karuan. Debarannya bagaikan dia sedang bertanding melawan musuh bebuyutan team basketnya di babak final, Malah ini lebih kencang lagi. Saat bertanding melawan team lain, Timmy sangat percaya diri, karena dia tahu apa yanga harus dia lakukan dengan semua kemampuannya untuk memenangi pertandingan . Tapi sekarang menghadapi Sandra, dia tidak sanggup mengendalikan debarannya. Timmy takut konsekwensi yang terjadi bila dia mengungkapkan perasaannya. Bagaimana kalau Sandra menolaknya? Bagaimana kalau Sandra memilih tetap menjadi sahabatnya? Tapi kalau tidak dia ungkapkan sekarang, hatinya rasanya mau meledak. Timmy tidak pernah sekhawatir ini melihat kedekatan Sandra dengan seorang pria, karena dia tahu, cowok-cowok itu tidak ada yang cocok untuk Sandra, Bahkan saat Alexander mengajak kencan Sandra pun, Timmy masih sangat yakin. Sandra tidak bakalan jatuh cinta padanya. Tapi lain dengan Bryan. Timmy sangat-sangat khawatir, Sandra akan jatuh cinta padanya. Perasaan khawatir itu yang membuat kekesalannya memuncak dan berakibat hatinya kebat-kebit tidak karuan.
“ Tim. Kamu kenapa? Kalau ada yang mengganggu pikiranmu. Ungkapkan saja. Aku siap membantu dan mendukungmu. Kamu jangan putus asa dan malas terapi. Aku yakin kamu akan segera pulih dan bisa kembali bermain di Manila Warrior.” Kata Sandra lembut sambil memandang wajah Timmy yang masih tampak tertekuk.
Timmy menghela nafas panjang. Aku bukan malas terapi, San. Aku cemburu melihat kilau indah matamu yang berpendar-pendar ketika berbicara dengan Bryan. Biasanya kilau indah itu hanya ada di matamu kalau kamu berbicara denganku. Kenapa sekarang, Bryan juga bisa menikmati kilau indah itu?
“ Aku tahu kamu pasti merasa stuck dengan semua yang terjadi padamu. Aku dulu juga merasakan hal yang seperti itu. Kamu dulu pasti ingat, kalau aku sering marah-marah tak jelas dan selalu ngambek. Sampai mamaku aja kesal terhadapku. Untung kamu dengan sabar membangkitkan semangatku kembali. Aku juga akan menjadi sahabat yang membangkitkan semangatmu di kala kamu kesal seperti sekarang ini. Tetaplah semangat fisioterapi bersama Stephanie. Kamu pasti akan segera pulih. Dua minggu kita di sini, progressmu sudah sangat bagus. Mungkin satu bulan lagi kamu sudah bisa latihan lari. Aku sangat yakin, kamu pasti bisa melewati itu semua. Ingat, ada aku yang selalu mendukungmu.” Kata Sandra menepuk-nepuk bahu Timmy.
Timmy membulatkan tekadnya. Apa yang akan terjadi. Terjadilah. Kalau memang Sandra menolaknya dan hubungan persahabatan mereka berakhir. Timmy akan pindah saja dari Filipina untuk mencari klub basket di negara lain. Toh Sandra sudah ada Bryan yang bisa menjadi andalan di agencynya. Kalau tetap bertahan di Filipina pasti dia tidak akan sanggup melihat Sandra menjadi milik pria lain. Perasaan cinta dalam diri Timmy, tidak sanggup lagi dia tutupi. Perasaan cintanya untuk Sandra bagaikan magma gunung berapi yang akan segera meledak menyemburkan lavanya. Kalau di tahan lagi, bisa-bisa semburannya akan menghancurkan seluruh bumi, jadi lebih baik Timmy ungkapkan sekarang saja, agar perasaan cintanya bisa tersalurkan dan keadaan di dalam hatinya menjadi tenang, tidak lagi meletup-letup seperti sekarang.
Timmy membalikkan badannya menghadap arah Sandra. Pandangannya melembut menatap wajah manis Sandra. Mata bulat Sandra yang selalu berpendar-pendar indah. Rambut pendek Sandra yang selalu diacak-acaknya. Hidung bangir Sandra yang suka dicowelnya. Semuanya akan menjadi kenangan bila Sandra menolak cintanya. Semua itu tidak akan lagi bisa dinikmatinya. Timmy menelan ludahnya agar suaranya lancar dan agar Sandra bisa mendengar suara tulusnya. Timmy meremas tangannya untuk mengumpulkan segenap kekuatannya. Inilah saatnya. Setelah dua belas tahun persahabatnnya dengan Sandra. Hari ini titik klimaksnya, apakah persahabatan itu akan berubah menjadi percintaan untuk mereka berdua.
“ San..” Kata Timmy pelan.
“ Ya…” Jawab Sandra sambil memandang Timmy lekat-lekat.
“ Jangan memotong perkataanku. Dengarkan aku dulu sampai aku selesai dan aku ingin kita saling jujur.” Kata Timmy serius.
“Aku tidak pernah menutup-nutupi dan tidak jujur padamu. Kamu yang sering tidak jujur dan suka menutup-nutupi kalau terjadi sesuatu terhadapmu.” Kata Sandra.
“ Aduh,, Kamu ini, Dengarkan dulu aku. Jangan potong perkataanku, agar aku bisa mengatakan semuanya kepadamu dengan jelas, biar kamu lebih mengerti aku. Bisakah ? Janji?” Tanya Timmy makin serius.
Sandra memanda Timmy dengan binggung. Tidak pernah Timmy seserius ini. Sandra akhirnya mengangguk dan berjanji akan mendengarkan semua perkataaan Timmy tanpa memotongnya seperti tadi.
“ Sejak kapan kamu akrab dengan Bryan?” Tanya Timmy. Aduh. Kenapa itu lagi kata pembukanya? Aku pasti sudah gila. Kenapa tidak langsung aja bilang. Aku mencintaimu ,San. Timmy mengepalkan tangannya menyadari kebodohannya.
Sandra tampak diam saja, tidak menjawab Timmy. Timmy menanti dengan berdebar. Satu, dua detik berlalu . Sandra masih diam saja. Satu, dua , tiga detik berlalu. Sandra masih tetap diam dan menatap Timmy dengan mata bundarnya.
‘ San. Jawab dong ! ” Kata Timmy.mulai cemberut
“ Tadi kamu bilang suruh aku jangan memotong perkataanmu. Suruh aku dengarkan dulu sampai selesai. Jadi aku pikir pertanyaanmu itu tidak boleh kujawab.” Kata Sandra sambil tersenyum-senyum jahil menggoda Timmy yang kini tampak tersenyum lebar. Godaan Sandra itu menenangkan Timmy.
“ Okay. Kamu boleh menjawab kalau aku bertanya.’ Kata Timmy
“ Kamu akrab dengan Bryan sejak kapan?” Ulangnya.
“ Aku mengenal Bryan, dua minggu lalu saat kamu menyuruhku menghabiskan waktu di gym kalau kamu lagi fisioterapi dengan Stephanie. Kan kalian tidak boleh di ganggu.” Kata Sandra.
“ Kamu menyukai Bryan?” Tanya Timmy lagi . Bego kedua kali. Kenapa hal itu lagi yang aku tanyakan? Kalau Sandra bilang iya, habis deh aku. Aku bagaikan serdadu yang kalah sebelum berperang. Timmy tampak mengigit bibirnya karena salah ucap lagi.
“ Suka sebagai apa? Kalau suka sebagai teman dan calon atlitku. Iya. aku menyukai dia, karena Bryan pribadi yang baik dan pemain basket yang handal. Aku akan berusaha yang terbaik agar dia bisa pindah ke Filipina, karena dia ingin mewujudkan keinginan mamanya yang ingin menghabiskan masa tua di Filipina. Kamu tahu, aku selalu kagum dengan laki-laki yang menyayangi mamanya karena pasti dia juga akan sangat menyanyangi istrinya.” Kataku.
“ Aku juga sangat menyayangi mamaku.” Kata Timmy cemberut.
“ Iya makanya aku kagum padamu. Karena aku tahu, kamu itu anak yang baik yang selalu menuruti semua nasehat mamamu dan menyayanginya dengan sepenuh hatimu.
“ Apakah kamu menyukai Bryan sebagai seorang pria?” Tanya Timmy lagi. Dalam hati dia berdoa. Jangan jawab iya , San. Jangan jawab kalau kamu menyukai Bryan sebagai seorang pria.
“ Sekarang belum, tapi kedepannya siapa tahu? Dia laki-laki baik yang memang bisa disukai oleh wanita-wanita.” Kata Sandra
“ Kamu emang segampang itu menyukai seorang pria !. Kamu nggak peduli meskipun baru mengenalnya? Kamu emang sudah tahu, dia luar dalam? Bisa-bisa aja dia itu berbohong dan sandiwara. Kamu nggak tahu aja sifat aslinya. Pria-pria itu selalu baik kalau ada maunya!” Kata Timmy sadis.
“ Kamu kenapa sih, Tim? Kok jadi kesal lagi ? Katamu tadi mau mengatakan sesuatu kepadaku , sampai serius menyuruhku jangan memotong perkataanmu , tapi berakhir kamu marah-marah tak jelas pada Bryan. Sebenarnya kamu kenapa Timmy?’ Tanya Sandra sambil mengeryitkan dahinya.
Aku benar-benar sudah gila. Kenapa aku bisa berkata-kata seperti itu. Tujuanku adalah mengungkapkan semua perasaanku pada Sandra. Kenapa aku jadi mutar kemana-mana, bagaikan komedi putar ? Dan berakhir marah-marah. Kemana Timmy yang tenang dan penuh perhitungan dalam setiap pertandingan? Kenapa rasanya aku tidak bisa berpikir jernih? Aku harus menghentikan semua pertanyaan gila ini , kalau mau Sandra mengerti tentang perasaanku.
Timmy kembali membulatkan tekadnya. Dia lalu menghela nafas dan menelan lagi ludahnya. Suaranya terdengar pelan
“ San…” Panggil Timmy lembut, tapi berhenti lagi sambil memandangi wajah Sandra.
“ Ya. Tim. Ada apa? Jangan ragu untuk mengatakannya. Aku akan mendengarkanmu. Seperti dulu, saat kamu mendengarkan aku dan membiarkanku menangis meraung-raung. Karena kamu cowok, mungkin kamu tidak bisa menangis seperti diriku. Tapi kalau kamu mau menangis. Menangislah! Aku akan memelukmu seperti dulu saat kamu memelukku untuk menguatkanku.” Kata Sandra lembut. Timmy pasti sangat kesusahan sekarang ini. Sehingga dia tidak bisa mengungkapkan semua yang mengganjal di hatinya. Sandra sudah pernah melewati hal seperti ini, saat dia cedera dulu. Jadi dia sangat mengerti penderitaan yang Timmy rasakan.
“ AKU MENCINTAIMU!” Jerit Timmy kencang.
Aduh. Ungkapan cinta seperti apa ini? Aku sangat bego, kenapa tidak ada romantis-romantisnya? Bisa-bisanya mengungkapan cinta dengan suara keras tanpa kata pembuka sayang atau cinta bahkan tanpa memanggil nama Sandra.
Timmy menggigit bibirnya kembali dan menundukkan kepalanya. Sandra tampak terkejut dan matanya membesar.
“ Kamu menggodaku ya?” Tanya Sandra mencoba tersenyum. Tapi hatinya berdebar keras sekarang. Dua kata yang Timmy katakan itu membuat hati Sandra berpacu bagai pelari sprinter.
Timmy menggelengkan kepalanya. “ Tidak! Aku tidak menggodamu. Aku serius ! Aku mencintaimu. Bolehkah aku mencintaimu sebagai seorang pria kepada kekasihnya? Bukan sebagai seorang adik pada kakaknya.dan bukan sebagai seorang sahabat. Aku mencintaimu sejak dulu. Aku ingin menjadikanmu kekasihku sejak dulu. Tapi aku takut kamu tidak mencintai aku dan hubungan persahabatan kita menghilang. Aku tidak mau itu terjadi. Jadi aku memendam perasaanku padamu selama dua belas tahun sampai aku tidak tahan melihatmu begitu mesra berbicara dengan Bryan di ruangan gym. Hatiku meledak ketika melihat pendar indah matamu yang biasa hanya ada untukku, kamu tunjukkan kepada Bryan tadi. Saat itu aku tahu, aku tidak boleh lagi memendam semuanya. Apapun yang akan terjadi. Terjadilah. Yang penting aku harus mengungkapkan perasaanku padamu. Bolehkah aku mencintaimu?” Tanya Timmy lagi, kali ini dia memandang Sandra dengan mata teduhnya. Mata yang selalu berhasil menenangkan gejolak yang ada dalam diri Sandra.
Timmy! pendar indah mataku memang hanya untukmu, karena tadi aku sedang berbicara tentang kamu bersama Bryan. Sandra tersenyum simpul. Kita berdua ini sangat bodoh, sangat takut kehilangan persahabatan karena kita saling mencintai. Dua belas tahun perasaan itu kita pendam dan sekarang perasaan itu meledak karena sosok Bryan. Mereka berdua saling memandang. Hati keduanya berdebar kencang. Sandra tahu, tidak pernah ada pria lain selain Timmy di hatinya. Timmy sudah mengungkapkan perasaannya kepadanya. Perasaan cinta yang selama ini mereka berdua coba ingkari dan menutupinya dengan persahabatan.
“ Tim..’ Panggil Sandra pelan.
Timmy hanya mengangkat sedikit dagu dan matanya untuk menjawab Sandra. Bibir tipisnya tetap tertutup rapat.
“ Kamu mau mendengar jawabanku ngak?” Tanya Sandra, kini dia juga membalikkan badannya menghadap Timmy.
Timmy menganggukkan kepalanya. Dia sudah siap mental untuk mendengar jawaban Sandra. Apapun yang akan Sandra katakan dia sudah siap.
“ AKU JUGA MENCINTAIMU. ”
Kepala Timmy langsung terangkat dan bibir tipisnya langsung membentuk senyuman lebar dan dia langsung memeluk Sandra erat. “ Aku mencintaimu. Aku sungguh mencintaimu. Kamu adalah milik ku. Aku tidak akan melepaskanmu untuk selamanya.” Kata Timmy dalam pelukannya.
Hati Sandra membuncah bahagia. Sandra menarik badannya dari pelukan Timmy dan memandang Timmy dengan senyuman. Mereka saling memandang. Debaran keras di d**a mereka membuat pandangan mereka semakin nanar. Keduanya saling mendekatkan kepala dan menautkan bibir mereka dalam ciuman mesra. Ciuman dua orang kekasih yang saling mencintai sedalam Samudra atlantis. Bibir tipis Timmy menyusuri tepi-tepi bibir mungil Sandra. Ketika lidah mereka saling bertaut, hasratpun semakin bergelora. Tangan Timmy mulai menyusuri bagian dadanya, Sandra. Bibir Timmy mulai turun menciumi leher jenjang dan telinga Sandra. Ciuman menggoda itu membuat Sandra mendesah. Timmy sudah menidurkan tubuh Sandra ke sofa two seater itu dan bersiap menindihnya untuk mencium bagian tubuh Sandra lainnya. Tapi Sandra tersadar. dan mendorong tubuh Timmy.
“ Timmy, NO! Lututmu jangan tertekuk dulu. Nanti cedera lagi.” Kata Sandra bangkit dari tidurnya
“ Ke kamar yuk!’Ajak Timmy.
“ Jangan Tim. Kamu harus sembuh dulu. Sekarang aja kamu berjalan masih pakai kruk. Gimana kamu mau melakukannya? Aku nggak mau karena rasa cinta kita, kakimu nggak sembuh-sembuh. Kita ciuman aja ya.” Kata Sandra membujuk Timmy bagaikan membujuk anak kecil.
Sandra mendekatkan kepalanya dan mencium pipi Timmy dengan sayang. Timmy balas mencium pipi Sandra dengan lembut sambil memejamkan matanya.
“ Aku sangat lega San. Aku lega sudah mengungkapkan perasaanku padamu. Kita berdua ini ternyata saling mencintai dan berusaha kita ingkari karena ketakutan kita berdua . Kita takut persahabatan kita akan berakhir kalau kita merubahnya menjadi percintaan.” Kata Timmy.
Sandra melabuhkan kepalanya pada da.da bidang Timmy.
‘ Kamu dulu yang cerita tentang Reinhard., makanya aku takut,kamu memang tidak pernah menganggapku lebih dari sahabatmu. Aku berusaha memendam semuanya bahkan saat aku cemburu melihatmu menatap Stephanie dengan penuh kekaguman. Aku kesal banget.” Kata Sandra jujur.
“ Jadi kamu cemburu saat itu. Aku sengaja sebenarnya. Aku ingin tahu bagaimana perasaanmu untukku, makanya aku pura-pura genit dengan Stephanie. Tapi kamu pintar menyembunyikan perasaanmu. Aku benar-benar tidak tahu kalau kamu cemburu. Malah aku yang dibuat cemburu oleh Bryan. Kamu sengaja juga ya, membuatku cemburu?” Tanya Timmy sambil mencium kening Sandra.
“Nggak. Aku benar-benar hanya ingin membantu Bryan untuk mewujudkan keinginan mamanya untuk kembali tinggal di Filipina. Aku juga tidak tahu kamu akan ke Gym saat itu. Jadi nggak mungkin , aku sengaja membuatmu cemburu.” Kata Sandra.
“ Tapi kenapa saat kamu berbincang dengan Bryan. Matamu berkilau indah. Itu buat dadaku mau meledak rasanya.” Tanya Timmy kini sambil membelai-belai lengan Sandra yang memeluknya di pinggang.
“ Itu karena aku sedang berbicara tentang dirimu. Bella pernah bilang, setiap aku membicarakan tentangmu, mataku akan berpendar-pendar indah. Jadi dari dulu Bella sudah tahu kalau kita berdua itu saling cinta.” Kata Sandra sambil tertawa-tawa.
Mendengar kata-kata Sandra. Timmy menurunkan kepalanya. Tangannya mengangkat lembut dagu Sandra dan merekapun kembali berciuman mesra. Ciuman itu merubah rasa persahabatan menjadi percintaaan.
Di sela-sela ciumannya itu, sambil mengambil nafas, Timmy akan berhenti dan mendesah pelan. “ Aku mencintaimu”
Dan Sandra membalas dan berkata lembut “ Aku juga mencintaimu”