Enggak ada hal yang bikin seorang lelaki sakit selain melihat perempuannya terbaring nggak berdaya. Selang kecil masuk di dalam hidungnya, banyak perban di sekitar lengan dan pelipis. Badannya yang kecil di balik selimut rumah sakit itu semakin mengerikan di mata gue. Tangannya yang nggak mau balas menggenggam tangan gue sejak tadi. Kenapa bukan gue yang di situ, Al? Kenapa harus lo yang lagi-lagi merasakan sakit. Dan, kenapa lo semalam nggak tampar gue supaya gue bisa sadar dan kembali waras nggak nginjak gas sekuat itu. "Bang, kamu harus istirahat juga. Banyak lebam di badanmu." Gue cuma menggeleng. Gue ini laki-laki. Lebam doang bukan apa-apa dibandingkan luka Al yang sekarang bahkan belum buka mata. "Kalian kan satu ruangan. Seengaknya Abang tiduran di ranjang. Teteh nggak kenapa-k