Kontrak kerja

1283 Kata
Di sinilah sari sekarang berada. Di depan pintu ruangan Alex, dengan tanpa penjagaan satu orang pun. Suasananya bahkan terlihat sangat sepi, tidak ada satupun orang yang berlalu lalang berbeda dengan suasana saat di lobi tadi. Hanya bermodalkan keberanian. Perempuan itu pun tanpa permisi langsung membuka daun pintu ruangan kerja milik Alex. Langsung masuk tanpa mengucapkan permisi ataupun mengetuk pintunya. Betapa terkejutnya sari yang belum apa-apa saja sudah menyaksikan perilaku tidak senonoh yang di lakukan oleh pria tersebut bersama seorang wanita yang sangat sari kenali karena mereka sempat bersitegang tempo hari. "Tidak sopan. Tidak mengetuk pintu lalu main masuk ke ruangan atasan begitu saja ? Keluar sekarang ! Tunggu sepuluh menit lagi baru masuk kembali !" Terlampau terkejut dengan kedatangan sari, Alex buru-buru membentak sari yang masuk begitu saja tanpa permisi namun sedetik kemudian dia berusaha untuk menormalkan kembali raut mukanya, mengatur napas dengan tenang baru setelah itu menurunkan panggul sang wanita yang saat ini masih betah bergelayut manja di atas pahanya. "Maafkan saya. Tapi tolong turun dulu !" Bisik nya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari sari. Alex masih menatap sari yang saat ini sedang diam melongo menatap jelas ke arah mereka berdua duduk saat ini. Perempuan itu bahkan tidak sekalipun berkedip. Dimana Alex yakin jika Sari ini bukanlah perempuan polos layaknya perempuan desa kebanyakan lainnya. Dia adalah pribadi yang sangat berbeda. Meskipun Alex tidak yakin sari sudah terbiasa dengan hubungan liar atau tidak ? Namun untuk sekedar hubungan seperti ini tentu saja gadis itu cukup paham terbukti dari ekspresinya yang tidak terlihat terkejut namun malah terkesan jijik melihat posisi Alex seintim itu dengan rekan wanitanya. "Ada urusan apa lagi ? masih tidak paham juga ? Kalau saya bilang keluar ya keluar ! Kenapa masih terus berdiri di sini ? mau ikut gabung kamu ? Atau sengaja ingin berurusan dengan saya juga ?." Bentaknya, Lagi-lagi mengetatkan rahangnya melihat ekspresi bodoh sari. Entah dia benar-benar sudah sangat murka ataukah hanya kesal saja ketika sari dengan polos melongokkan wajahnya, bukannya pergi wanita itu malah semakin menelisik gerak-gerik dari kedua sejoli tersebut. Baru setelah benar-benar puas. Sari melangkahkan kakinya. Tanpa sedikitpun mengatakan gerutuan atau sekedar menjawab bentakan Alex yang lagi-lagi terdengar kasar di telinga miliknya. Pandangan Alex langsung tertuju pada rekan kerja yang saat ini sedang berdiri. Membenahi dirinya sekaligus mengancingkan kancing kemeja miliknya. "Terima kasih. Maaf jika kejadian tadi sedikit mengganggu kegiatan kita. Kedepannya akan saya pastikan jika kejadian hari ini tidak akan terulang lagi di kemudian hari." Seringai licik berbalas senyuman cantik langsung menghiasi bibir keduanya. Reni sekali lagi menggelanyutkan manja kedua lengannya. Satu tangan Alex meremas kencang b****g sintalnya sementara bibirnya menggeram merasakan Reni sekali lagi menghantam miliknya. "Aku tunggu kau di tempat biasa. Jam 07 malam ingat ! Jangan telat !." Bisik nya manja kemudian bangkit berdiri. Reni meniggalkan Alex begitu saja. Dengan seribu perasaan berkecamuk dan sesuatu yang sudah terlanjur tegang di bawah sana. "Sialan." Umpatnya. Seraya bangkit berdiri. Sepertinya sang bos perlu menyelesaikan hasratnya terlebih dahulu di kamar mandi sebelum menemui sari dan menjelaskan pekerjaannya nanti. *** "Masuk !" Perintah Alex dengan raut muka yang sudah tidak enak untuk di pandang. Sementara yang di bentak masih betah untuk diam. Sari hanya mengikuti Alex dan perlahan duduk di atas kursi yang di persilahkan Alex untuknya. "Pelajari ini dan ikuti semua tata tertibnya !" "Mulai hari ini kau akan merangkap menjadi asisten pribadi Paris sekaligus teman bekerja saya ketika saya harus bepergian keluar kamu wajib mempersiapkan segala kebutuhan saya dan mengikuti saya kemanapun saya pergi !" Sambil menelisik raut muka yang di timbulkan wanita di depannya. Alex berjalan di sisi lain meja kerjanya dan mengambil pulpen kemudian berjalan kembali ke sisi calon asisten pribadinya. "Jika sudah paham ? Langsung tanda tangani ini dan mulai bekerja !" "Temui Paris di ujung lorong ruangan kerja milik saya ! Tepat di pintu ketiga sebelah kiri, di situlah ruangan dia dan juga ruangan milikmu berada." "Tidak boleh ada keluhan ! Tidak boleh membuat keributan ! Di larang ikut campur segala jenis urusan majikan ! Jika kedepannya kamu melihat sesuatu yang menjengkelkan atau tidak lumrah seperti tadi. Cukup balik kanan dan simpan semuanya di dalam memori !" "Tidak boleh bergosip ! Tidak boleh juga membocorkan rahasia perusahaan." "Saya ti," "Membocorkan rahasia saya itu sama dengan membocorkan rahasia perusahaan. Kamu akan menanggung konsekuensi dari semuanya. Bukan hanya denda tapi juga pidana." Sebelum sari protes dan membuka lebar mulutnya. Alex buru-buru meralat. Perempuan itu hanya terlihat mencebik kemudian melanjutkan kembali acara membacanya. "Semuanya sudah tersusun rapih di sana. Gaji dan semua kebutuhan kamu bahkan sudah saya perhitungkan. Apa yang kamu pakai anggap itu sebagai pemberian. Di atas semua pekerjaan kamu di kantor ini tetap prioritas utama daus lah yang harus kamu dahulukan !" "Jadikan dia manusia yang baik dan berakhlak benar ! Jangan sekali-kali kamu pengaruhi dia dengan sifat bar-bar ataupun hasutan yang tidak masuk akal ! Jika sampai saya melihat itu semua terulang kembali. Pasal pertama dari ayat kedua, Tentu kamu tahu apa resikonya." Gleggk. Pria ini terlalu banyak bicara. Sari bahkan tidak menyangka jika Alex sudah mempersiapkan semua kontrak ini khusus untuk dirinya. "Jadi ini kontrak bukan hanya untuk bekerja di sini tapi juga kontrak selama saya menjadi pengasuh putra bapak ?" Sari mulai membuka suara. Sedangkan Alex mengerutkan dahinya. "Alex ! Panggil saya Alex ketika sedang berdua ! Jangan biasakan panggil bapak atau tuan ketika sedang berdua ! Saya tidak ingin kamu sampai keceplosan di depan anak saya dan berakhir dengan saya yang di ceramahi habis-habisan oleh dia." "Dan mengenai pertanyaan kamu tadi. Kamu benar. Kontrak itu sudah secara otomatis mengikat kamu dalam dua pekerjaan sekaligus. Jika salah satunya bermasalah maka yang lain juga pasti ikut bermasalah." "Gaji sudah saya tentukan. Tapi kalau kamu masih merasa kurang, Kamu boleh tambahkan sendiri nominalnya saya tidak akan pernah sekalipun keberatan." Gila ! Pria workaholic ini benar-benar sudah gila. Dengan nominal uang sebanyak itu lalu sari harus meminta penambahan apa lagi ? Bukankah itu sama saja seperti Alex sedang melukai harga dirinya. Alex sama saja seperti sedang menyindirnya, Jika dengan gaji 10 juta siapapun dengan ijazah SMA tidak akan mungkin mendapatkan gaji sebesar itu meskipun dia sudah bekerja puluhan tahun mengabdi pada majikannya. Dada nya hanya terlihat naik turun. Sari sepertinya mulai menimbang tawaran Alex yang sepenuhnya menggiurkan untuk lulusan SMA seperti dirinya. Jika di lihat dari point-point yang tertera di atas kertas yang sedang di genggamnya. Tidak ada satupun hal yang memberatkan. Wanita itu cukup menutup satu hal dan membuka hal lainnya sesuai dengan kebutuhan. "Oke deal. Saya terima kontraknya. Masalah bapak ingin meniduri siapa, Itu saya tidak peduli. Sesuai dengan apa yang tertera di atas kertas. Saya akan menuruti semua perintah bapak asalkan itu sesuai dengan apa yang saya suka. Bapak tidak boleh memaksa saya ! Jika saya tidak mau menuruti apa yang bertentangan dengan hati nurani saya, maka bapak juga tidak bisa memaksanya !" "Satu hal lagi saya tidak suka, " "Kamu tidak memiliki hak untuk memerintah saya. Jika kamu setuju ? silahkan tanda tangani kontraknya ! Jika tidak ? Kamu boleh keluar dan saya akan siapkan kontrak lain sesuai dengan job desc kamu sebagai pengasuh pribadi putra saya." Cih. Lagi-lagi wanita itu mencebikkan bibirnya tidak suka. Tentu saja Alex tahu kemana arah pikiran gadis ini selanjutnya. Gadis yang tidak ingin di atur. Memiliki harga diri yang teramat tinggi. Apalagi yang gadis ini butuhkan selain kedua hal tersebut ?. Akhirnya dengan berat hati sari pun mulai menggerakkan jemarinya. Menggelincirkan pena di atas tumpukan kertas di depannya. Cukup satu kali coretan dan semuanya selesai. "Bagus. Mulai hari ini kamu bisa bekerja sesuai dengan apa yang tertera di atas kontrak !" Seringai Alex sambil merebut kembali kontrak tersebut dari tangan sang wanita. Sementara salinannya dia berikan pada sari untuk mengingatkan wanita tersebut agar sari tidak lupa dengan semua tugas-tugasnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN