Bab 4

859 Kata
"Apa yang ingin Anda sampaikan, Pak?" tanya Seina dengan suara serak. Inspektur Aditya menarik napas dalam sebelum menjawab. "Dari hasil pemeriksaan forensik, kami menemukan banyak lebam di tubuh korban. Dugaan sementara kami, Ayah Anda mengalami penganiayaan sebelum mengalami kecelakaan." Seina menatap polisi itu dengan mata melebar. "Maksud Anda apa, Pak?" "Sepertinya, Ayah Anda mendapat kekerasan fisik, seperti pukulan keras. sebelum mengalami kecelakaan," lanjut Inspektur Aditya. "Selain itu, tim forensik juga menemukan bahwa penyebab kecelakaan adalah rem mobil yang blong, dan setelah pemeriksaan lebih lanjut, kami menemukan indikasi bahwa rem tersebut telah disengaja dirusak." Seina terpaku di tempat, jantungnya berdegup kencang. "Anda... Anda yakin ini bukan kecelakaan biasa?" tanyanya, suaranya nyaris berbisik. "Sepertinya memang begitu Nona. Karena tidak mungkin kabel rem bisa putus dengan sendirinya. Apalagi, setelah melihat bukti fisik, kami yakin ada yang dengan sengaja memotong kabel rem mobil ayah Nona," jawab polisi itu dengan serius. "Nona tidak perlu khawatir, pihak kepolisian akan menyelidiki masalah ini. Akan kami cari tahu, siapa dalang dibalik kasus ini." Air mata Seina kembali mengalir, namun kali ini bukan hanya karena kesedihan, melainkan juga kemarahan. "Papa... dianiaya? Siapa yang tega melakukan ini?!" Suaranya naik, bergetar dengan emosi yang tak terkendali. "Kami akan mencari tahu, Bu Seina. Tapi kami butuh kerja sama Anda. Apakah ayah Anda memiliki musuh atau sedang terlibat dalam konflik bisnis atau pribadi?" Seina mencoba mengingat. Ayahnya memang seorang pengusaha sukses, tapi dari yang Seina lihat, ayahnya tidak pernah memiliki musuh. Namun, ingatannya beralih pada apa yang dia dengar di apartemen Nico tadi pagi. "Ayah saya tidak punya musuh... setahu saya. Tapi..." Seina berhenti sejenak, mengatur napasnya yang tercekat. "Tunangan saya, Nico, dan keluarganya... mereka memiliki hubungan dengan perusahaan ayah saya. Saya tidak yakin, tapi saya merasa ada yang tidak beres dengan mereka." Inspektur Aditya mencatat setiap kata yang diucapkan Seina. "Kami akan menyelidiki lebih lanjut, Bu. Jika Anda memiliki informasi tambahan, tolong segera beri tahu kami. Dan satu hal lagi, tolong berhati-hatilah. Jika memang ini tindakan disengaja, pelakunya mungkin tidak berhenti sampai di sini." Seina mengangguk, tangannya mengepal erat. Amarah dan tekad berkecamuk dalam hatinya. Dia tidak akan tinggal diam. Jika memang terbukti Nico dan ibunya adalah dalang dibalik kematian Ayahnya, Seina akan memberikan hukuman yang paling berat untuk dua orang pengkhianat itu. Air mata Sein kembali jatuh saat melihat jenazah ayahnya dimasukkan ke liang lahat. Tangannya mencengkeram erat nisan yang bertulisakn nama sang ayah. "Papa, siapa orang yang tega melakukan hal ini pada Papa? Seina janji akan cari tahu siapa orang itu. Mereka tidak akan Seina biarkan lolos begitu saja." Ingatan Seina pun beralih pada Noah. Dia yakin, lelaki itu pasti bisa membantunya. Dia tahu bahwa ini bukan hanya tentang balas dendam, melainkan juga menemukan kebenaran di balik kematian ayahnya. Seina menghubungi Noah keesokan harinya. "Aku menerima tawaranmu," katanya singkat dengan nada dingin. "Aku akan menikah denganmu." Noah tersenyum puas di ujung telepon. "Pilihan yang bijak, Seina. Bersiaplah, permainan baru saja dimulai." Belum sempat Noah melanjutkan kalimatnya, Seina sudah memotongnya, "Aku tidak melakukannya dengan cuma-cuma, Om. Ada syarat yang harus Om penuhi jika ingin menikah denganku," kata Seina. "Apa itu?" suara Noah terdengar penuh rasa ingin tahu di ujung telepon. "Aku ingin kau menyelidiki kasus kematian ayahku," Seina berkata dengan dingin. "Polisi bilang ini bukan kecelakaan biasa. Mereka menemukan indikasi kalau ayahku dianiaya sebelum kecelakaan, dan rem mobilnya disengaja dirusak." Noah terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Aku mengerti. Jadi, kau curiga pada seseorang?" Seina mengepalkan tangannya erat, suaranya mulai bergetar karena amarah yang ditahan. "Aku mencurigai anak dan istrimu. Karena tadi, saat aku mendatangi apartemen Nico, istrimu tengah marah karena putramu menggagalkan rencananya. Jika mereka memang terlibat, aku yang akan menghukum mereka sendiri. Aku hanya butuh bukti." Noah tertawa pelan, tetapi ada nada dingin di balik tawanya. "Seina, kau benar-benar wanita yang menarik. Kau tak hanya ingin balas dendam, tapi kau ingin melakukannya dengan tanganmu sendiri. Baiklah, aku akan menyelidikinya. Namun, kau harus ingat, ini tidak mudah. Mantan istriku memiliki jaringan yang luas. Masuk akal jika mereka bisa melakukan hal ini dengan sangat rapi. Dan kamu akan berhadapan dengan penjahat kelas kakap yang sebenarnya jika ingin menumpasnya sendiri." "Aku tidak peduli, Om," jawab Seina tegas. "Aku hanya ingin kebenaran. Aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja setelah membunuh ayahku. Meskipun belum ada bukti menuju kesana, tapi aku yakin ini ulah mereka." "Baik," Noah menjawab singkat. "Aku akan memulai penyelidikan hari ini juga. Kau akan mendapatkan informasi secepatnya. Tapi ingat, Seina, ketika ini semua selesai, kau adalah milikku sepenuhnya. Kau sudah setuju untuk menikah denganku." "Aku tahu," Seina menjawab datar. "Dan aku tidak akan melanggar janjiku. Tapi aku harap kau ingat, Om, bahwa ini tentang ayahku. Bukan tentang permainan kekuasaanmu." Noah hanya tertawa kecil. "Kita lihat saja nanti, Seina." Setelah telepon berakhir, Seina merasa lega. Dia yakin dengn kekuatannya, Noah mampu mengungkap kasus ini dengan cepat. "Rasanya, aku sudah tidak sabar menghajar wajah b******n tengik itu! Apalagi Alya si pengkhianat itu, rasanya ingin aku cabik-cabik wajahnya," gerutu Seina kala mengingat apa yang telah dilakukan oleh Nico dan Alya. Seina pun melihat foto kebersamaan dia dan juga sang ayah terakhir kali. Air mata kembali menetes jika mengingat, kini lelaki itu telah tiada. "Papa, tunggu aku. Seina akan temukan kebenarannya," gumamnya pelan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN