Aku menggeleng cepat. Mencoba mengingkari saat pikiranku terus berkompromi menuduh jika papa mertuaku adalah pria dewasa yang menyebabkan aku menjadi yatim piatu, serta kehilangan saudara di hari yang sama hampir sepuluh tahun yang lalu. Bukankah papa mertua terlalu baik jika dituduh sebagai pembunuh? Pikiranku terasa buntu jika terus menduga-duga. Namun, bukankah alasan beliau menikahkan aku dengan putranya adalah suatu alasan tak masuk akal? Bagaimana mungkin orang dengan ekonomi kelas sosial rendah bisa tiba-tiba menarik hati orang yang memiliki harta sepertinya? Bukankah rata-rata orang berharta akan memilih gadis yang berasal dari kalangan berharta juga? Bukankah semua akan dilihat dari bibit, bebet, dan bobotnya? Argh …! Setelahnya, berulang kali kuubah posisi tidur, berharap kan