Apa Pedulimu?

1543 Kata

Kata-kata itu terdengar tajam bagai belati yang menusuk dalam sampai ke ulu hati. Ya Rabb, benarkah kesucian yang kujaga selama ini harus terenggut dalam situasi dan kondisi mencekam seperti ini? Keadaan yang bahkan jauh dari kata romantis? Sungguh, bukan dengan jalan seperti ini jalan yang kuinginkan menjadi akhir dari penjagaan kesucian seorang Lintang Handayani. Dengan napas menderu, mataku yang masih dipenuhi bias kaca, menatap nyalang wajah lelaki yang ternyata tak berperasaan ini. Aku benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa dua orang tua berpembawaan lemah lembut dan bijaksana, memiliki penerus seperti laki-laki yang tengah berdiri kaku di hadapanku. Aku merasakan tulangku membeku saat matanya menatapku dengan tatapan buas yang mengancam. Persis seperti pemburu yang menginc

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN