“Kenapa kamu bersedih, sayang? Apa wanita sialan itu menyakitimu?” “Dia sengaja mencari masalah dengan Hana, Mah. Gara-gara dia, pagi ini mas Ardian memarahiku Mah. Aku sudah meminta mbak Sinta untuk menyiapkan sarapan terlebih dahulu, tetapi dia tidak mau melakukannya. Dia langsung berangkat kerja pagi sekali.” “Ardian memarahimu? Kenapa dia bisa memarahimu?” “Mas Ardian meminta dibuatkan telur goreng, padahal Hana sudah katakan, Hana tidak pernah masak. Hana tidak bisa, mas Ardian tetap memaksa Hana melakukannya. Setelah dia memakannya, dia langsung marah Mah, karena telurnya rasa manis bukan asin. Wajar dong Mah, Hana tidak tahu yang mana garam, mana gula?” adunya panjang lebar pada ibu mertuanya. “Kenapa Mama malah tertawa? Hana lagi sedih lho Mah,” protesnya. “Tidak, Mama tidak