Ayah Alesiya diam-diam meninggalkan para pemburu yang lainnya yang sedang beristirahat setelah beberapa jam yang lalu bertempur dengan lima vampire. Sebelum pergi, lelaki itu terlebih dahulu mengirim sebuah pesan pada salah satu temannya untuk kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan, Alesiya masih belum sadarkan diri akibat luka tembak yang mengenai lengannya. dalam sebuah mobil yang dikemudikan oleh ayahnya. Lelaki itu mengambil ponselnya sambil menatap jalanan fokus menyetir. Dengan cekatan lelaki itu menghubungi seseorang. “Ada apa? Tumben kau menelfonku?” tanya lelaki tersebut. “Apa kau bisa menyembuhkan seorang vampire?” tanya ayah Alesiya. “Vampire? ... apa aku tak salah dengar? Bukankah kau sangat membenci vampire?” “Katakan saja! Apa kau bisa menyembuhkan vampire yang terluka?” k