Dari hasil pemeriksaan dokter, luka yang diderita Jani tidak terlalu parah. Jadi, keluarga tidak perlu kuatir. Yang perlu dikhawatirkan itu, kalau Jani melakukan hal-hal gila lagi. Dugaan sementara kejiwaannya kembali terganggu. Jani kembali mengingat Panji, karena itu dia seperti berhalusinasi kalau Panji masih berada di sekitarnya dan mengajaknya bermain. Dasarnya, Jani suka tremor di ketinggian. Mungkin dia sadar dan terjatuh, bukan sengaja meloncat untuk menyakiti dirinya sendiri. Jangan tanya ekspresi Vivi setelah ketakutan sedari tadi. Alih-alih khawatir, dia malah cemberut. Antara kesal dan kasihan, semuanya melebur menjadi satu. Ditambah, Bang Panjinya tak kunjung datang. Padahal, Vivi sudah mengirimkan pesan. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Sudah jelas nomornya Vivi la