“Frey.” Joselyn menghampiri Freya yang sedang menutupi wajahnya dan menangis. Sejak gadis itu menghubunginya beberapa menit yang lalu, ia langsung kesini. Apalagi mendengar suara serak sahabatnya di telepon. Ia merasa sangat khawatir. “A- aku hamil, Jos,” isak Freya lagi dengan tangisan yang semakin menjadi.” Dan keluargaku mengusirku. Mereka bilang aku tidak boleh muncul di hadapan mereka lagi.” “Astaga!” Joselyn langsung menarik Freya ke dalam pelukannya dan mengusap- usap punggung sahabatnya itu,” mereka kok jahat banget sih? Lalu Sabian?” “Dia mutusin pertunangannya.” Joselyn menggeleng- geleng tak percaya, terlebih soal keluarga Freya. Walau Joselyn memang sempat menduga soal kehamilan pada sahabatnya setelah apa yang ia lihat dari yang Freya alami, ternyata dugaannya benar. Freya