Prolog
Gadis bermata Hazel itu menangis sesenggukan dibawah hujan yang mengguyur tubuhnya. Berkali- kali ia mengusap kulitnya dengan perasaan jijik. Ia menatap langit diatasnya yang sudah sangat gelap ditambah hujan yang begitu derasnya sedikit menyamarkan penderitaannya kini.
Gadis itu terus berjalan menuju rumahnya dengan perasaan campur aduk. Ketika sampai dalam rumah yang selalu tampak sepi itu, ia segera masuk ke dalam kamarnya dan menuju kamar mandi. Dinyalakannya shower lalu ia duduk dibawahnya, membiarkan air dari shower itu membersihkan seluruh tubuhnya meski ia tau air shower ini tak akan bisa menghapus noda yang melekat pada tubuhnya. Noda yang tak mungkin bisa terhapus, noda yang akan menjadi aib baginya seumur hidup.
Freya menarik rambut coklat gelapnya ke belakang kemudian menjerit sekeras- kerasnya. Niatnya hanya menarik tunangannya untuk pergi dan menjauhi gadis malam itu. Nyatanya malah musibah yang menimpanya, seorang pria berwajah asing yang malah berakhir dengan p*********n mengerikan. Ia harap saat itu ia mati saja, nyatanya pria itu hanya menginginkan kepuasan dengan caranya. Tanpa memedulikan luka dan noda yang tak akan pernah hilang dari tubuhnya. “Dasar bule b******k!”
………….
Pria berambut pirang itu mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terasa begitu berat. Bau alcohol mendominasi ranjang tempatnya berbaring. Ia pun menoleh ke tempat kosong disampingnya dengan noda merah yang tertinggal diatas ranjang. Bukti hilangnya harga diri seorang wanita yang tak bersalah. Ia memukuli ranjangnya dengan perasaan menyesal, memaki dirinya sendiri menyadari kebodohannya akibat whisky yang diminumnya semalam demi menghilangkan kepenatan. Tapi akibatnya malah fatal, ia malah menghancurkan masa depan seseorang. Seseorang yang bahkan tak ia kenal. Ia hanya ingat ketika menarik gadis itu keluar menuju hotel yang berada satu gedung dengan bar itu.
Malam yang panas, yang pria berwajah blasteran itu ingat. Meski gadis bermata Hazel itu melawan, tapi dengan tak ada rasa ampun Ezra merengut semuanya. Dan pagi ini ketika ia bangun, ia ingat semua dan hanya penyesalan yang bisa ia dapatkan. Meskipun gadis itu masih disini pun, ia siap untuk bertanggung jawab dengan perbuatannya.” Ini semua gara- gara Rosalind!”