Freya merasa tubuhnya semakin tidak enak, rasanya mual dan lemas menjadi satu. Bahkan terkadang pandangannya kabur. Keluhan itu tetap ia rasakan hingga dua minggu kemudian. Membuat gadis itu tak nyaman. Mungkinkah efek tekanan yang ia alami selama ini? “Frey!” suara ngebass itu terasa begitu dekat dengan Freya, bersamaan dengan sebuah tangan yang menopang tubuhnya yang limbung.” Kamu gak apa- apa?” Freya menggelengkan kepalanya dengan cepat, berusaha menghilangkan pening di kepalanya yang tak kunjung mereda. Harusnya ia tidak masuk kuliah aja hari ini. Bahkan minum obat pun gak mempan,” eh, iya makasih pak.” Ucapnya ketika menyadari siapa yang menahan tubuhnya kini. Panji. “Iya, lain kali kalo sakit mending istirahat aja. Kan bisa absen ke dosen.” Freya hanya mengangguk lalu pamit untu