Rose Satu per satu pakaian yang kukenakan dilepas paksa oleh Bee yang kini menindih tubuhku. “Kamu sekarang makin berani ngelawan aku ya Rose?” ucapnya terlihat masih emosi. Aku dengan air mata yang telah bersimbah memenuhi wajah menggeleng kuat dan memohon belas kasihannya “Bee... tolong jangan begini... kita ngomong baik-baik... hiks... aku salah apa sama kamu Bee? Hikss.... tolong jelasin...” Tangisan dan permohonanku tidak berefek sama sekali pada Bee. Dia hanya sempat menjawab “Kamu salah berpikir bisa mempermainkan aku seperti ini Rose...” Jawaban yang sama sekali tidak kumengerti. Apa maksud Bee aku mempermainkannya? Bukankah selama ini aku yang selalu diabaikannya dengan dia yang terus menikmati hubungan bersama Mary? Aku pun kembali meronta kuat saat menyadari kini Bee sudah