Max membiarkan Amira terus bermain bersama dengan sepupunya sampai akhirnya Amira kelelahan sendiri. Dia kemudian menghampiri Max yang tengah sibuk mengobrol dengan Kakek dan Nenek.
"Om." Max menoleh pada Amira yang mengucek matanya.
"Amira ngantuk nih Om, mau tidur."
"Tentu sayang pergilah ke kamar istirahat ya."
Amira berjalan masuk meninggalkan Max. "Oh ternyata kau ada di sini?!" suara parau dari Dea mengagetkan Amira.
"Kakak!" suara Amira bergetar melihat wajah marah Dea.
"Dasar anak jelek, di tunggu malah senang-senang di sini. Ayo ikut aku kita pulang biar kamu di pukuli sama Ayah." marah Dea.
Tangannya terulur mengambil Amira tapi sebelum itu terjadi Max menepis tangan Dea dan langsung mengambil tempat di depan Amira.
"Jika kau mau mengambil Amira, kau harus berhadapan denganku." kata Max dingin sambil menatap tajam pada Dea.
"Cih, hei gadis jelek apa yang kau lakukan pada Tuan Max sampai-sampai dia membelamu kau mengguna-guna dia ya."
"Jaga bicaramu Nona Dea!!" Hardik Max keras.
"Kau beruntung kau adalah perempuan jika kau seorang pria aku tak bisa memikirkan apa yang akan kulakukan padamu." tambah Max.
Dea tersenyum sinis pada Max "Jadi, kau yang membuat Amira tidak pulang di rumah kami?"
"Kalau ya memangnya kenapa?" Sungut Max.
"Asal kau tahu saja Amira adalah saudaraku dan dia bagian keluargaku. Jika kau menahan Amira di rumahmu tidak apa-apa akan aku laporkan kau ke polisi." ancam Dea.
Max menaikkan sudut bibirnya "Silakan saja, jika anda melakukannya maka saya akan melaporkan anda ke polisi atas tuduhan tindakan kekerasan pada anak."
Dea mendengus kesal sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah itu dengan keadaan amarah. Max berbalik dan menyamakan tingginya dengan Amira.
"Sayang, kita pulang ya."
"Nggak mau Om, nggak mau nanti Amira dimarahi sama Ayah dan Ibu Amira." sahut Amira ketakutan.
"Tidak, kita tidak pulang ke rumahmu tapi kita akan pulang ke rumah Om Max."
"Kenapa? Harus kita ke rumah Om?"
"Karena di sana tidak akan ada yang menyakitimu, di sana hanya ada kita, Om sama Amira dan kucing peliharaan Om. Di sana adalah rumah barumu, rumah yang bisa kau sebut dengan rumah." tutur Max.