Nona-ku Canduku | Pertandingan Renang

1047 Kata
Glek Darmo menelan ludahnya susah payah begitu tidak sengaja melihat Hanna yang asik berenang di siang hari. Tekad bulatnya yang ingin menghilangkan pikiran liarnya terhadap gadis itu, seketika sirna saat melihat Hanna yang tampak sexy dengan balutan baju renangnya. "Sial. Bagaimana aku bisa tidak berpikiran liar terhadap Non Hanna jika melihatnya seperti ini." decak Darmo dengan netra yang tak lepas menatap kegiatan gadis itu. Siang yang terik membuat Hanna merasa kegerahan. Sehingga dia memutuskan untuk berenang. Dengan lincah gadis itu bergerak ke sana kemari di dalam air. Sesekali kepalanya akan menyembul untuk sekedar mencuri napas. Darmo yang sedari tadi menatap Hanna tanpa sadar mulai berjalan mendekati gadis itu. Dengan tatapan yang tak lepas dari sosok cantik itu, dia menghentikan langkahnya saat sudah berada di tepi kolam. Sepertinya Hanna menyadari akan kehadiran sosok lain di sekitarnya. Sehingga dia memilih untuk menyembulkan diri dari dari dalam air. "Eh, Pak Darmo.." Hanna sedikit terkejut saat mendapati pria paruh baya itu berdiri di tepi kolam. Seakan tersadar, Darmo buru-buru menormalkan raut wajahnya. Dia menatap balik Hanna dengan senyum kecil. "Non Hanna sedang berenang?" Darmo merasa bodoh karena menanyakan sesuatu yang sudah jelas. Hanna mengangguk kecil dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Iya, Pak. Pak Darmo nggak ikut renang sama Hanna?" tawar gadis itu. "Hah? Apa, Non?" tanya Darmo mengerjap. Hanna tertawa kecil melihat raut wajah Darmo saat ini. Gadis itu berenang mendekati Darmo ke tepian. Membuat pria paruh baya itu merasa gelagapan melihat bayangan tubuh Hanna yang aduhai. "Yuk ikut renang sama Hanna, Pak." ajak Hanna dengan senyum polosnya. Netra Darmo bergantian menatap wajah cantik Hanna dan dadanya yang menyembul dari dalam air. Membuat sesuatu di bawah sana mulai menegang. "Me-Memangnya boleh, Non?" tanya Darmo dengan napas tercekat. Tenggorokannya terasa tercekik melihat penampilan Hanna saat ini sekaligus mendengar ajakan menggiurkan dari gadis itu. Hanna mengangguk semangat dengan netranya yang membulat lucu. "Siapa yang mau nggak bolehin sih, Pak. Hanna justru senang karena ada yang nemenin renang." kata gadis itu. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, Darmo akhirnya mengangguk setuju. Pria paruh baya itu buru-buru meletakkan topi usangnya di atas kursi yang ada di dekat kolam. Lalu menarik lepas kaos lusuhnya dari tubuh jangkungnya. Senyum sumringah tampak sekali di wajah Darmo saat ini. Dia mengambil ancang-ancang untuk menceburkan dirinya ke dalam kolam. Sehingga membuat Hanna tersenyum senang karena pria itu mau menemaninya berenang. Byur.. Air kolam yang jernih kini telah membasahi tubuh Darmo yang hanya berbalut celana selutut. Pria itu mulai bergerak lincah di dalam air. "Woahh.. Pak Darmo jago juga ya renangnya." seru Hanna tampak terpukau. Darmo menyembulkan kepalanya dari dalam air. Lalu tersenyum miring mendengar pujian dari Hanna. Pria paruh baya itu berjalan mendekati tempat Hanna berada. Dan baru berhenti ketika jarak di antara mereka hanya berbeda satu meter saja. "Mau bertanding, Non?" tantang Darmo. Hanna dengan semangat mengangguk. Namun kemudian menggeleng dengan raut memberengut. "Nggak mau, ah. Nanti Hanna pasti kalah sama Pak Darmo." tolak Hanna pada akhirnya. Melihat nona mudanya menolak, tak lantas membuat Darmo menyerah. Pria itu masih berusaha membujuk Hanna agar mau bertanding dengannya. "Belum tentu, Non. Saya lihat Non Hanna juga jago sekali berenang. Saya yakin Non Hanna akan menang melawan saya." kata Darmo meyakinkan. Hanna masih diam, mencoba mempertimbangkan ajakan dari Darmo. Sepertinya seru juga bertanding dengan pria itu. "Hem, oke deh Hanna mau." putus Hanna yang membuat Darmo merasa senang. Pria itu terlihat bersemangat hingga tanpa sadar menarik tangan Hanna ke tepian. Setelah berunding beberapa saat, akhirnya keduanya mulai bersiap di tepi kolam. Siapa yang lebih dulu sampai di ujung sebrang, akan menjadi pemenangnya. Ketika mendengar aba-aba dari Darmo, Hanna dengan cepat melesat meninggalkan pria paruh baya itu di garis start. Kentara sekali jika dia ingin menunjukkan skill renangnya pada Darmo. Berbeda dengan Hanna, Darmo justru terlihat santai meliukkan badannya di dalam air. Dia ingin melihat sejauh mana Hanna dapat mengalahkannya. Hanna merasa janggal karena tak sekalipun melihat pergerakan dari Darmo. Namun dia merasa senang karena itu artinya, peluang untuk dirinya menang terbuka lebar. Gadis itu semakin bersemangat saat menyadari jika dirinya hampir sampai di ujung kolam. Kedua kakinya bergerak selaras dengan ayunan tangannya. Tap Byur Hanna langsung muncul ke permukaan saat dirinya berhasil menyentuh dinding tepi kolam. Gadis itu hendak bersorak saat netranya lebih dulu bersitatap dengan netra kelam milik Darmo. "3 menit 49 detik. Cukup baik." kata Darmo dengan nada santai. Pria itu tampak bersandar nyaman di dinding kolam. "Pak Darmo? Kok bisa?" Hanna tampak terkejut melihat kehadiran Darmo. Bagaimana bisa pria itu lebih dulu sampai di ujung kolam? Bukankan sedari tadi Hanna yang memimpin pertandingan? Darmo tersenyum tipis menanggapi raut terkejut dari nona mudanya. Pria paruh baya itu tampak begitu tenang dengan wajah yang tak memperlihatkan raut kelelahan. Berbeda jauh dengan Hanna yang menampilkan wajah lelah dan pundaknya yang bergerak naik turun. "Kok Pak Darmo bisa lebih dulu sampai ke sini, sih? Kan tadi Hanna yang lebih cepet sampai ke tengah." protes Hanna dengan bibir mengerucut. Darmo terkekeh kecil merasa gemas dengan gadis tersebut. Pria itu berjalan mendekati Hanna yang menampilkan raut lesu. "Semua bisa terjadi, Non. Yang Non Hanna butuhkan hanya kerja keras dan fokus. Dan jangan sampai Non Hanna meremehkan lawan. Karena sekali saja kita lengah, maka kemenangan kita yang dipertaruhkan." jelas Darmo yang membuat Hanna meringis . Hanna akui jika tadi dia merasa lebih unggul dibandingkan dengan Darmo. Dan sepertinya di saat-saat itulah yang membuatnya lengah dan tidak sadar jika pria itu telah mendahuluinya. Hanna menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan senyum meringis. Merasa tersindir dengan ucapan Darmo. "Finally, Hanna kalah tanding sama Pak Darmo hari ini. Tapi lain kali, Hanna akan berusaha keras biar bisa kalahin Pak Darmo." kata Hanna dengan senyum percaya diri. Darmo tampak kagum dengan tingkat kepercayaan diri Hanna. Aura gadis itu memang selalu positif dan ceria. Membuat siapa saja pasti senang berteman dengannya. "Jadi, Pak Darmo mau kan ngajarin Hanna? Hanna juga pengen jago renang kaya Pak Darmo." imbuh Hanna dengan menangkupkan kedua tangannya di depan Darmo. Darmo terlihat salah tingkah mendengar ucapan Hanna. Baru kali ini ada yang memujinya secara terang-terangan seperti itu. Yang tanpa sadar membuat dirinya merasa di awang-awang. "Deal. Siap, Non." ucap Darmo setuju. Hanna memekik senang mendengar jawaban Darmo. Yang membuat pria itu ikut tersenyum senang. Namun.. "Jadi, apa yang saya dapatkan sebagai pemenang di pertandingan ini, Non?" tanya Darmo dengan sudut bibirnya yang terangkat naik. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN