TIGA PULUH Athar menelan ludahnya susah payah berkali- kali. Kedua lututnya terasa lemas di bawah sana saat ini. Tangannya perlahan tapi pasti mengulur dengan uluran ragu-ragu untuk menyentuh kening berkerut, dan bingung seorang anak balita laki-laki yang Athar tebak usianya sekitar empat tahunan itu. Tapi, Athar menarik kembali tangannya, tak sanggup untuk menyentuh, dan mengelus kening anak balita yang sedang berkerut seakan ada yang di pikirkan, dan menggangu lelap damainya saat ini. Jantungnya seakan ingin melonjak keluar dari dalam rongganya. Debarnya cepat sekali, dan dengan sialannya juga, rasa sesak, dan sakit seperti di tusuk-tusuk benda tajam ikut menyapa telak di bagian uluh hati, jantung, dan seluruh organ dalam penting yang ada dalam tubuhnya. "Kayak aku waktu kecil