TIGA PULUH SATU Athar diam bagai patung, duduk di kursi panjang depan ruang perawatan Sabira yang sedang di tangani oleh dokter di dalam sana. Rasa cemas, dan takut menggerogoti hatinya. Ia belum sempat melihat keadaan Sabira karena Sabira sudah masuk ke dalam ruang perawatan, hanya dokter yang boleh masuk ke dalam sana. Termasuk kakak Sabira, Sadam. Membuat perasaan Athar semakin tak menentu saat ini. Bahkan Athar dalam sekejap melupakan momen pertemuan pertamanya dengan sang anak, karena pikirannya saat ini sudah diisi penuh oleh sosok Sabira, dan kakaknya si Sadam. Bagaimana bisa kakak iparnya ada di Indonesia? Kapan Sadam datang? Kenapa Sadam bisa tau, kalau Sabira berada di rumah sakit jiwa? Apakah papanya yang memberi tau? Sepertinya ia akan mendapat masalah besar. Karena i