Chapter 9

1159 Kata
Entah sudah berapa jam terlewati di ruangan kotak berukuran empat kali empat itu. Karena sejauh ini yang memiliki bukti mengarah paling banyak adalah kedua orang yang telah menjadi sepasang sejak lama, maka selama berjam jam itulah Farren bolak balik dua ruang introgasi untuk mengorek lebih dalam untuk mencari tahu asal bau busuk dari kasus ini berada di tubuh siapa. Bukan hanya dia saja, tentu saja. Jaksa yang menangani kasus ini pun keluar masuk dua ruang introgasi yang juga dipantau oleh pihak atas. Belum lagi, para reporter yang telah berkerumun sejak pagi di depan gedung kepolisian tak ada lelahnya untuk menunggu minimal setitik hal untuk menjadi bahan pelaporan mereka hari itu. Farren yang baru saja kembali setelah meminta waktu sebentar untuk mengangkat telepon mengusak rambutnya kasar. Baru saja ia mendapatkan informasi dari rekannya yang berada di lapangan mengenai fakta bahwa Ron adalah seorang anggota gangster yang dahulunya pernah dipenjara lingkup personal dengan kasus penipuan asuransi. To be honest, fakta tersebut bisa saja dicocokan dengan kemungkinan bahwa mendiang Bernard tewas ditangannya untuk penipuan asuransi. Namun dirinya tak bisa semudah itu menangkap seseorang dengan bukti yang tak kuat. Apalagi itu salah satu bukti tidak langsung dengan jangka waktu yang sudah lampau pula. Pun, jika benar, mereka belum bisa membuktikan siapalah oknum yang menewaskan Bernard. Bisa saja Ron hanya memberi ide, dan Jessica lah yang menjadi algojo skema pembunuhan pada malam itu. Atau bisa saja mereka berdua tak melakukan apapun karena membayar seseorang untuk menjalankan peran demi mereka berdua membuat alibi di tempat lain. Farren bukanlah tipe orang yang mudah menjatuhkan kesalah ke orang lain demi mendapatkan pelaku dengan mudah dan menerima ‘reward’ atas kerja kerasnya. Semua yang ia lakukan selama bertahun tahun menjadi detective adalah mengorek semua informasi hingga titik keringat penghabiisan. Semua yang ia jatuhkan hukuman bersalah haruslah orang orang yang memang bersalah. “Jumpa kembali, tuan Ron” ujar Farren ketika lelaki itu melangkahkan kakinya masuk keruangan sama setelah beberapa menit berada di luar. “bagaimana makan siangnya?” Ya. Mereka memang mau tidak mau harus menyediakan sesuatu untuk orang yang mereka introgasi. Meminimalisir rasa bersalah apa bila orang yang berjam jam mereka curigai adalah orang yang sama sekali tak bersalah. Tak banyak dan tak mewah tentu saja, namun dapat dipastikan bahwa orang orang tersebut tak akan mati atau sakit karena kelaparan dir uang introgasi. Bonusnya, mereka bisa mendapatkan sample air liur dan sidik jari dengan mudahnya apabila orang yang mereka introgasi adalah tipikal orang yang tak merepotkan seperti banyaknya anggota pemerintahan yang terkadang harus menjalani introgasi akibat penyelewengan kekuasaan. “Cukup. Terima kasih banyak” jawab lelaki paruh baya itu bersungguh sungguh. “bisa kita mulai lagi?” “Ya, silahkan. Tapi jika boleh tahu, sampai kapan ya saya akan ditahan disini?” “hm... sampai selesai, tentu saja” ujar Farren dengan bussiness smilenya. “kau dan Jessica pernah mencoba meracuni Bernard, ya?” tembaknya langsung yang lagi dan lagi membuat pria tersebut tertegun diam. Ya.. segala kelakuan kecil mereka akhirnya terungkap juga dihadapan detective senior berusia masih belia ini. Ia menggaruk alisnya yang tiba tiba dirasa gatal. Berdeham sebentar, kemudian mencoba menenangkan dirinya dengan mengurut perpotongan tangan antara ibu jari dan jari telunjuknya. “kalian... memang hebat sekali ya. Kurasa tak sia sia aku membayar pajak setiap tahunnya jika negara ini diisi oleh orang seperti kalian” katanya berbasa basi. “aku kaget, sejujurnya. Kalian berhasil mengetahui apa yang bahkan si korbannya tak ketahui” dirinya memberikan senyum pahit. “beberapa bulan yang lalu, Jessica kembali di hajar habis habisan oleh Bernard” ceritanya. “hari itu, entah kemasukan apa, dirinya memukuli istrinya seakan akan ingin membunuhnya saat itu juga. Bertahun tahun aku memiliki hubungan gelap dengan Jessica, aku selalu membantunya mengusapkan luka, namun hari itu terlihat jelas bahwa jika Jessica tidak ditolong oleh pegawai mereka, mungkin dirinya akan mati pada hari itu” “Umur Jessica terpaut cukup jauh dengan suaminya. Meskipun memang tak dapat dibilang muda, namun Jessica masing ingin memiliki keturunan. Jika tidak dengan suaminya, tidak denganku, tentu saja karena aku sudah tua, bisa saja nanti ia bertemu lelaki lainnya dan berkeinginan untuk memiliki keturunan. Namun pada malam itu, Bernard membuatnya hancur luar dalam. Sehabis dipukuli gila gilaan, saya mengantar Jessica untuk berobat ke rumah sakit di kota lain setelah mendapatkan perawataan awal. Nyatanya, rahim dia hancur. Bukan dalam artian harfiah, namun benar benar sudah tak dapat digunakan lagi” ia mengehela nafas disetiap penggalan kalimat. “esok harinya, dirinya membeli racun dengan alibi untuk meracuni tikus yang ada di toko dan rumahnya. Namun setelah beberapa saat, aku menyadari bahwa ia mencoba meracuni suaminya. Namun beruntung sekali pria itu, dirinya bahkan tak sampai masuk rumah sakit karenanya. Hanya sekedar muntah muntah hingga lemas saja” Farren mengangguk angguk sebagai jawaban atas cerita panjang yang sebenarnya tak dimintanya. Tangannya kembali membalikkan kertas untuk melihat catatan catatan atas beberapa hal, termasuk juga bukti tak tersirat baru yang diberikan oleh rekan rekannya yang ada di lapangan. “jadi menurutmu, kau sama sekali tak ada campur tangan dengan skema... apa ya.. penipuan asuransi?” “Tentu saja!” “Meskipun kau bisa dibilang sangat ahli, tuan gangster?” lagi. Sekali lagi Farren dan kawan kawan berhasil mengorek masa lalunya yang bahkan tidak pernah ia keluarkan selama bertahun tahun. “Ron, Underboss klan mafia besar yang ditangkap personal atas kejahatannya untuk penipuan asuransi. Ditangkap dan dipenjara selama lima tahun atas pembunuhan berencana Don, yaitu kepala dari organisasimu sendiri” dikte lelaki muda itu secara pelan pelan sembari menyodorkan artikel beserta tumpukan map kasus yang sudah terjadi belasan tahun itu. Butuh waktu lama mencari kumpulan berkasnya karena pada saat kasus itu terjadi, penyimpanan digital seperti sekarang belum ditemukan. “jika kau berhasil membunuh ketuamu sendiri, bukan hal sulit untuk membunuh orang yang menyakiti wanita kesayanganmu, bukan? Ditambah lagi keuntungan yang di dapatkan atas asuransi yang nantinya cair. Sangat menggiurkan” Yang di sasar begitu berubah. Terkekeh sembari menyeringai kecil seakan akan meremehkan pemuda yang ada di hadapannya. “anak muda..” kekehannya semakin menjadi. “aku mengapresiasi kemampuanmu dalam menyelidik hingga bisa menemukan fakta yang aku simpan rapat selama berbelas belas tahun” ujarnya. “namun kupikir kau tak sepintar itu jika mengutarakan opini bodoh seperti tadi” cemoohnya. “Aku lebih memilih dibilang bodoh dibandingkan melewatkan satu kali kesempatan untuk membuat orang lain bicara.” Ujarnya merasa tak diserang. “siapa yang tahu kan bahwa anggota gangster ternama dahulu kini memilih melakukan penipuan kecil kecilan karena jatuh miskin” “kau pikir, orang pro seperti kami, akan melakukan penipuan dengan cara yang sembrono seperti itu?? Tidak” ujarnya dengan mata yang mendingin. “kami tak akan mungkin melakukan skema bodoh dan sembrono hanya untuk mendapatkan uang yang tak seberapa. Untuk melakukan penipuan asuransi pada orang yang bukan siapa siapa seperti Bernard, mudah melakukannya dengan racun atau skema tabrakan yang tidak disengaja. Untuk apa repot repot memumikan jasad hingga membakar toko yang memancing publik untuk tahu” “Aku sudah bilang dari awal, curigai si karyawan itu”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN