Chapter 8

980 Kata
“Selamat siang...” bunyi lonceng khas dari datangnya pengunjung mmebuat pria kurus tinggi berumur itu bangkit dari jongkoknya setelah hampir setengah jam mengisi ulang snack yang baru saja habis diborong anak sekolahan. Menaikkan kacamatanya yang dirasa melorot, pria itu menepuk pelan kedua tangannya ke celana bahan, bermaksud untuk setidaknya debu debu yang ada di tangannya hilang sebelum ia menyambut pengunjung yang kemungkinan seorang pembeli itu. “Apakah bapak adalah pemilik dari general store ini? Tuan Dale?” “..ya. itu saya sendiri” jawabnya dengan kerutan yang semakin terlihat jelas di dahinya. “Ada apa?” “Ah, saya dari kepolisian” jujurnya. “Bukan apa apa, hanya melakukan prosedur kecil. Mohon maaf akan mengganggu beberapa menit” ucapnya lagi namun sembari membawa surat langsung dari kepolisian mengenai penggeledahan untuk menemukan barang bukti. “Sesuai dengan surat ya, pak, saya pun akan berkeliling untuk mencari kemungkinan adanya barang bukti. Bapak mohon terus disamping saya jika tidak ingin dicurigai menyembunyikan barang bukti” ucap Eric dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. “Barang bukti? Apakah ini mengenai kasus Bernard?” tanyanya sembari mengikuti kemana pria asing itu beranjak. Yang sejauh ini ia lihat lihat hanyalah cctv yang terpasang di sudut dinding tokonya. “Ya” jawab yang lebih muda enggan berbasa basi. “Kami menemukan sebuah surat gugatan mengenai penggunaan tanah milik negara tanpa izin, yang setelah diusut ternyata dirimu pernah memiliki hubungan yang cukup buruk dengan mendiang tuan Bernard mengenai masalah itu, bukan?” “Ah... masalah itu..” gumamnya lega. “ya, aku memang pernah atau bisa dibilang masih memiliki masalah dengan Bernard karena itu” ungkapnya terang terangan. “namun jika kalian yang mencurigaiku sebagai dalang dalam kebakaran itu, maka kalian salah sasaran” yang membuat Eric mengehentika jalannya. Apa apaan sikap ini. Mengapa pria dihadapannya itu benar benar percaya diri. “Aku sering berhadapan langsung dengan Bernard mengenai masalah tadi. Sebenarnya yang dia permasalahkan adalah, aku yang akan membuka toko ayam diatas tanah tersebut. Mungkin jika aku tak akan membuka toko ayam, hubungan kami akan baik baik saja. Semuanya berjalan semestinya di mata hukum, yang sayangnya membuatku harus menghentikan pembangunan karena beberapa hal yang kurang cocok di mata para hakim” ujarnya. Tangannya terjulur untuk memberikan gesture sekaligus mengiring pria yang lebih muda untuk berjalan kearah kasir dimana disana terdapat komputer yang menaruh semua rekaman cctv. “pada saat kejadian, aku seharian ada didalam toko karena ada dua truk besar datang untuk mengisi stock di tokoku. Saya memang membeli barang dagangan biasanya di awal bulan, yang kemudian datang beberapa hari setelahnya. Dengan keadaan yang serepot itu dan diriku hanya bekerja sendirian, aku tak memiliki waktu untuk keluar sekedar menghembuskan nafas selain dibawah air conditioner” ungkapnya sembari menyetel rekaman kamera pengawas di menit dan detik yang diinginkan oleh si yang lebih muda. Sembari memperhatikan potongan potongan video permenit itu, Eric ingat dengan jelas bahwa tadi matanya melihat ada alkohol dengan jenis kaoliang dipajang dengan rapih dan hati hati di salah satu sudut rak. Alkohol dengan jenis yang sama dengan yang ditemukan di toko ayam mendiang Bernard saat terjadinya pembakaran. “Kau menjual alkohol Kaoliang?” “Ya, kurasa selain bar, aku satu satunya yang menjual alkohol selengkap itu dibandingkan toko toko lainnya di kota kecil ini” ujarnya. “Alkohol dengan jenis Kaoliang ditemukan di tempat kejadian perkara. Apakah mendiang tuan Bernard membelinya kemarin?" “Seingatku tidak. Namun memang ada yang mencurinya” “Mencuri?” “Ya. Aku akan mengingat dengan jelas stock rokok atau alkohol yang ada di toko ini. Jenis jenis barang yang sangat mahal atau kecil namun bernilai akan selalu kuingat stocknya karena rawan dicuri. Sehari kemarin selain banyak barang datang, banyak pula pengunjung yang membeli beberapa hal. Sepertinya aku kecolongan karena terlalu sibuk dan tak memperhatikan sekitar” “kau yakin tidak meminumnya sendiri lalu mabuk dan tak sengaja membunuh karena emosi sesaat?” “hahahah wow.. kenapa ya para polisi terkadang menggertak hanya untuk berharap bahwa yang digertak akan keceplosan” kekehnya meremehkan. “aku ini meskipun hanya pemilik toko, tapi bukan orang naif, anak muda” Tak ingin dengan mudah percaya, tentu saja. Eric memperhatikan dengan jelas berjam jam rekaman yang sedikit ia percepat untuk menghemat waktu. Namun memang benar adanya. Dale tak kemana mana seharian kemarin karena sibuk berbenah di tokonya sendiri. Bahkan ia dengan jelas melihat bahwa pria yang seharusnya sebagai pemilik tunggal toko general yang cukup besar, yang seharusnya memiliki cukup uang untuk membeli makanan yang proper, namun lebih memilih melahap mie instannya sembari berdiri saking sibuknya. Notice of franchise termination. “namun apa yang alibimu jika kau memang tidak menyewa orang lain untuk melakukan pembakaran dan pembunuhan terhadap tuan Bernard?” ujarnya sembari menunjuk surat yang tergeletak di laci meja komputer. Pemberitahuan pemberhentian waralaba ini berarti kau hanya memiliki satu harapan lain, yaitu toko ayam yang akan kau bangun. “...itu bukan satu satunya harapanku, omong omong” senyumnya. “Aku memang berharap bisa membangun toko ayam itu, tapi aku memiliki plan plan lain untuk kugunakan jika bisnis ayam itu tak jadi dibangun dan waralaba general store ini benar benar berhenti” ungkapnya. “perkara bukti, sama denganmu. Kau punya bukti apa untuk mengatakan aku yang membunuh beliau?” boomerang berhasil dilemparkan. “Instead of mencurigaiku dan menghabiskan waktu tidak berguna, mungkin ini bisa sedikit membantu” katanya sembari membuka laci yang berisikan banyak kunci, namun ada sebuah kliping dengan potongan koran tua di dalamnya. “Bernard bukan satu satunya orang yang pernah bertengkar denganku, omong omong” kekehnya. Sebuah kliping dengan judul besar mengenai gangster, dan muka Ron terpampang jelas disana. Ron si pemiliki toko buku sekaligus selingkuhan nyonya Jessica. Artikel mengenai kepala gangster berinisal R tertangkap atas kejahatan personal yaitu penipuan asuransi skala global dan dipenjara selama lima tahun. “Jika diingat ingat, aku hampir mati dibunuh Ron karena dia menyadari bahwa aku mengetahui masa lalunya yang sudah ditutup rapat rapat”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN