Chapter 35

2100 Kata
“Hah bagaimana??” tak hanya itu sih, melainkan suara ketujuh orang yang lebih dahulu sampai itu tumpang tindih sehingga pria yang baru datang itu tak tahu harus membalas siapa lebih dahulu. “Aku mencoba mencari sidik jari di surat ibumu dan di berkas surat perjanjian yang ditemukan oleh Dylan dan Britta itu” ujarnya lagi menjelaskan. Namun, bukannya meladeni hujanan pertanyaan, Eros lebih memilih memberikan gesture tangan menunggu kemudian pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Hhahh.. seharian bersama mayat lalu tiba tiba bertemu rekan rekannya yang berisik, terkadang membuatnya merasakan culture shock berkali kali. “Ini ninhydrin” ujar pria itu setelah kembali dan megeletakkan tubuhnya begitu saja di lantai beralaskan karpet karena lelah benar benar mendera tubuh. “Bisa tolong pinjamkan aku handuk kering tyang tidak terlalu tebal dan setrika uap?” tanya pria itu sembari bergelung bak kucing di karpet. Huhuhuhu.. jika mereka tidak dikejar waktu, pria itu lebih memilih bergelung dengan selimut dan tidur dengan nyaman di kasurnya. “Nin..hadrin?” “Ninhydrin” ujar Eros membenarkan pengucapan Kael. “Ninhydrin merupakan bahan untuk mendeteksi amonia atau amina primer dan sekuder, pun emrupakan bahan kimia. Ketika bereaksi dengan amina bebas ini, warna biru tua atau ungu yang dikenal sebagai ungu ruhemann akan muncul” “Jadi... maksudmu amina itu harus dicampur dengan ninhydrin lalu baru bisa digunakan untuk mencari sidik jari?” “Tidak” ujarnya sembari menguap lebar. “Karena di jari kita, di sidik jari setiap manusia sudah memiliki amina terminal yang berasal dari residu lisin dalam peptida dan protein yang terkelupas di sidik jari ketika jari menyentuh sesuatu” ujarnya singkat yang ia tak peduli apakah rekan rekannya akan mengerti atau tidak. Intinya, ia hanya menjabarkan semampunya karena ia tahu bahwa mereka semua adalah kumpulan manusia pintar yang akan sangat penasaran dengan pengetahuan baru. Selang beberapa menit kemudian, Syden sudah kembali ke ruang tengah dengan membawa benda benda yang diperlukan oleh rekannya itu. Jika kau bertanya tanya mengenai kemana banyaknya pelayan disana hingga sang tuan muda harus beranjak sendiri, maka jawabannya adalah Syden bukanlah orang manja atau orang lumpuh yang tak bisa menggerakkan tubuhnya. Ini jam tidur para pelayan, dia tidak seegois itu untuk membangunkan mereka hanya untuk membawakannya sehelai handuk tipis dan setrika uap. Melihat Syden sudah kembali, Eros mau tak mau bangkit dari tidur tidurannya kemudian duduk dan menyeret meja ruang tamu agar lebih dekat dengannya. Ia menghamparkan surat yang dimaksud beserta dengan bukti perjanjian yang ditemukan kedua rekannya itu. Mensejajarkannya diatas meja sedangkan ia sibuk menggunakan sarung tangan untuk memasukkan ninhydrin kedalam botol semprot yang sudah ia bawa. Sembari memanaskan setrika uap, ia terlihat menyemprotkan cairan tersebut hingga membasahi kedua kertas yang notabenenya sangat berharga itu. Lalu menempatkan sebuah handuk tipis dibawahnya, dan satu buah lagi untuk diatasnya. Jadi kedua kertas tersebut benar benar ditutupi oleh helaian handuk tipis. Kemudian, ia mulai bereksekusi. Ia mulai menyetrika handuk tersebut selama beberapa menit. Mengecheck keadaan kertasnya sesekali kemudian kembali menyetrika dengan hati hati. Dan- “voila!!” ujarnya dengan senyum bangga yang terpancar dari bibirnya ketika menyadari bahwa rekannya pasti merasa ia sangatlah jenius. Banyak bercak dari sidik jari muncul dengan warna keunguan yang menghiasi hampir seluruh permukaan kertas. Tentu saja- yang memegang surat tersebut bukan hanya pelaku, melaikan banyak orang termasuk mereka berdelapan karena awalnya mereka semua tak tahu bahwa surat ini akan menjadi bukti yang sangat penting. Dengan hati hati, Eros memasukkan surat tersebut kedalam kantung khusus yang biasanya digunakan untuk menampung segala hal yang kemungkinan menjadi bukti. Pun melakukan hal yang sama terhadap surat perjanjian tadi, namun tak ada satupun bercak keunguan yang muncul pada kertas penting tersebut. “Sudah kuduga” gumam Farren. “Lawan kita tak mungkin sebodoh itu untuk meninggalkan jejak di sebuah benda yang sifatnya sangat penting seperti ini” ujarnya lagi. “jangan jangan, kumpulan sidik yang ada di surat mendiang ibunya Eric pun tak memiliki setitik pun sidik jari miliknya??” “Tak ada yang tahu” ujar Eric lagi dengan pelan. “Tapi semoga saja ia ceroboh dengan memikirkan bahwa kita tak akan menemukan hal tersebut, jadinya ia semena mena terhadap benda yang dianggapnya tak penting itu” pria itu terlihat mengusap wajahnya lelah. “Omong omong... apakah harus memakai setrika uap??” tanya Kael dengan mata membulat, khas dirinya ketika benar benar penasaran atau merasa excited. “Maksudku, tak mungkin kan seorang forensik ahli harus membawa setrika uap kemana mana untuk menemukan sidik jari” lanjutnya lagi yang langsung dimengerti oleh Eros mengenai apa inti dari pria itu bicara. “Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menemukan sidik jari” jelasnya. “Jika menggunakan ninhydrin, kau pun bisa memasukkannya kedalam oven dengan suhu tertentu selama kurang lebih dua puluh menit. Namun, jika dalam konteks kertas dengan tulisan, khawatir tintanya akan menguap dan tulisannya hilang” ujarnya lagi. “Pun, tidak setiap benda akan sama diperlakukannya jika ingin mencari sidik jari” jelasnya. “Misalnya kaca. Kaca adalah salah satu material yang mudah jika ingin mencari dan mengangkat sidik jari. Hanya menggunakan finger prints powder dan brush juga tape” lanjutnya lagi. “Well.. jika aku tak ada atau mati, kuharap kalian bisa mencari sidik jari sendiri jika masih curiga dengan orang kepolisian hahaha” candanya yang tentu saja offensive dan memancing Zale menghantam kepalanya dengan bantal sofa. “Aku bercanda” ujarnya dengan wajah datar. “Kalian bisa menyelimuti brush dengan finger print powder. Jika dirasa terlalu banyak, bisa tepuk beberapa kali agar powder yang ada di brushnya banyak berkurang” “Apakah bisa semua jenis powder??” tanya Kael lagi. “Maksudku.. jenis make up milik Britta pun ada yang berbahan powder” “Tentu saja tidak, Kael” ujar Eros sembari terkekeh. “Finger prints powder adalah titanium dioxide dengan sedikit bahan pembasah. Setelah menyingkirkan semua powder yang berlebihan, kita akan menambahkan powder tersebut ke kaca yang dicurigai memiliki sidik jari” tambahnya. “Jika tak ingin membuang buang powder, maka kalian bisa menyoroti benda tersebut menggunakan senter. Biasanya akan terlihat sedikit guratan atau goresan khas tangan ketika disinari cahaya. Nah, ditempat itulah kalian akan menempatkan powder tadi. Perlahan, mengikuti garis di sidik yang terlihat. Entah itu melingkar atau lurus.” “Setelah itu, kalian harus mengangkatnya menggunakan tape khusus untuk finger prints yang tentu saja lebih lengket dibandingkan lakban biasa meskipun bentuk benar benar terlihat biasa. Angkat menggunakan lakban tersebut lalu gunting bagian yang ada sidik jarinya, tempelkan ke acetate- lempengan plastik yang akan menjadi media sidik jari- lalu kalian harus memasukkannya kedalam tabung khusus dan bawa ke forensik untuk mencari datanya” “Ah.. ternyata tidak semudah yang aku lihat di film film” ujar Britta denan wajah bantal. “Tentu saja, cantik” Eros kembali terkekeh pelan. “Kalian akan terus mendengarkan ku mendongeng?? Tak akan tidur??” “Aku pun inginnya tidur, namun salah mu membuatku menjadi penasaran dengan cara cara mengangkat sidik jari” sewot Farren. “sekarang cepat jelaskan lalu kita harus pergi tidur” ujarnya. “Jika kalian ingin mencari sidik jari di tempat yang memiliki bentuk yang sulit, misalnya gagang pintu atau bola golf, kalian bisa menggunakan mikrosil casting” lanjut pria itu dengan cepat. Melihat semua rekannya menatapnya dengan antusias namun merah pada mata tak dapat berbohong. “Benda benda seperti ini, yang tidak mulus, memiliki teksture, atau memiliki lengkung, akan lebih sulit mencarinya dibandingkan kaca yang tentu saja akan mulus dan lurus. “Karena itu light colored surface, maka harus menggunakan black powder yang merupakan carbon agent yang sudah menjadi bubuk dan sedikit pelembab” “Jadi, caranya sama seperti yang tadi. Kita tinggal menyelimuti brush dengan powder, dan jika kebanyakan harus ‘dusting’ terlebih dahulu untuk mengurangi kadar powder. Pun sama seperti tadi, aplikasikan di benda, sinari, lalu lihat pola sidik, jika melingkar, maka aplikasikan pula secara melingkar. Lalu jika sudah selesai, maka kalian harus menyiapkan microsell untuk di aplikasikan ke benda yang dimaksud” “Microsell sendiri adalah casting component yang digunakan untuk mengcover ulang sidik jari di benda yang rumit. Jika kalian mencari microsell, kalian akan langsung diberikan dua tabung. Pertama tama, keluarkan isi tabung, lalu taruh di kertas. Kedua, keluarkan isi tabung kedua yang beriskan pengeras microsell nantinya, lalu taruh dibawah yang tadi. Campurkan kedua isi tabung tersebut dengan hati hati, kemudian kalian akan mengaplikasikannya di tempat yang kalian tahu memiliki sidik jari. Harus dicover sampai penuh seakan akan kalian menggunakan cat kuku versi kental. Lima belas sampai dua puluh menit kemudian, cairan tadi akan mengeras, dan kalian bisa melepaskannya dari benda yang berisikan sidik jari. Lalu taraa...sidik jarinya akan terlihat dengan sangaattt jelas di kerasan microsell tadi” “Setelah itu, jangan sampai damage. Kalian harus benar benar langsung memasukkannya kedalam kotak dan mengirimkan ke lab untuk proses examination photography dengan kualitas terbaik” “Tapi kalau misal jejak sidiknya terhapus, atau sudah damage dari sebelum forensik datang bagaimana??” tanya Britta sembari memperhatikan kaleng cola yang lapisan luarnya sudah basah akibat embun dari dingin kulkas sebelumnya. “seperti di kaleng itu” tunjuknya. “Oke, mari bayangkan jika ada benda yang berembun seperti itu, atau kebasahan atau kehujanan sebelumnya. Jadi, sidik jari sebagian besarnya terdiri dari air. Namun, persentasi sisa sidik jari adalah mineral, garam, asam amino dan lipids. Jadi, jika terbasahi, maka sembilan puluh delapan persen sidik jari akan menghilang. Tapi, yang tersisa adalah bagian lemak dari sidik jari. Seperti minyak yang ada di jari. Jadi, kelenjar sebaceous yang kita semua miliki sedang mengeluarkan minyak dan produk yang akan dipakai nanti lah yang akan bereaksi dengan lipid, sehingga membuat sisa sidik jari tersebut akan lebih menonjol” “jadi, larutan yangbakan digunakan ini bernama molybdenum disulfide yang akan bereaksi dengan lemak yang ada di sidik jari manusia” lanjutnya lagi. “Caranya, semprotkan cairan hitam tersebut dari atas, kebawah berulang ulang kali. Lingkupi objek dengan sidik jari menggunakan agent untuk mencari sidik tersebut. Lalu, kau akan melihat dengan jelas kemana tetesan tersebut akan melaju. Kau akan melihat reaksi dari kedua hal tadi, yaitu molybdenum disulfide dengan lemak, layaknya melihat air dengan minyak yang tak akan pernah menyatu- produk tadi akan membawa tetesan ke tempat dimana sidik jari berada. Itulah reaksi yang kita cari. Menemukan dimana keberadaan sidik jari yang sudah terhapus oleh embun atau hujan atau apalah itu” gumamanya dengan nada yang sejujurnya sudah tak terlalu jelas. Ia sudah mengantuk sangat sangat hebat. “Dan ketika kita ingin mengambil sidik jarinya, kita harus menghentikan reaksi itu dulu dengan menyemprotkan air. Semprotkan dari atas kebawah maka kalian akan mendapatkan sidik jari yang jelas dan tidak terkontaminasi benda lain. Setelah itu, gunakan tape khusus sidik jari, potong, lalu bawa ke lab forensik nasional untuk diperiksa” “Apakah itu hanya bisa digunakan untuk objek yang basah saja??” tanya Eric. “Well.. itu bisa digunakan untuk objek yang berminyak. Biasanya aku pun menggunakan itu jika crime scenenya berada di dapur”  “Lalu, kalau misalnya ada jejak telapak tangan. Namun jejaknya tertutupi oleh noda darah. Bagaimana?” “Itu menggunakan leucocrystal violet. Darah akan dicampur dengan campuran hidrogen peroxide dan leucocrytal violet sehingga memiliki reaksi katalitik yang akan membawa hydrogen peroxide dengan gugus heme dalam darah, yang kemudian akan mengubah product tadi menjadi ungu. Ah.. harus diingat. Kalian harus menggunakan masker jika melakukan hal ini. Ini tidak karsinogenik, namun kita tak mau juga kan menghirup sesuatu yang bisa membuat darah merah berubah warna menjadi ungu” kekehnya “Jadi, tutupi area yang ada sidik darahnya dengan kertas filter, lalu semprotkan gas tadi ke kertas kertas filter sebelumnya. Angkat kertasnya, lalu kelihatan berubah ungu dan menjadi lebihd etail. Close up microshot. Potong lalu bawa ke lab. Selesaaiiiii” ujarnya malas malasan. “Sudah kan?? Aku ingin pulang, kumohon” ujar Eros yang benar benar sudah di ambang batas kesadarannya. “Memangnya kau mau celaka pulang dengan kondisi teler mengantuk begitu??” sungut Syden. “Aku tak mau tahu, kalian semua harus menginap disini” “Yasudah. Ayo kita semua tidur. Besok setelah pulang dari tugas masing masing, tolong Eros, kau cari data pemilik sidik jari itu dari lab forensik nasional, ya?? Aku tahu bahwa fornesik tentu saja menyimpan data miliki seluruh warga negara yang disalurkan dari pemerintahan. Syden dan Kael, apakah bisa kalian sehabis shift langsung pergi ke desa untuk mencari bukti bukti lainnya?? Jadi jam off kalian di double atau triplekan yang dilangsungi dengan hari libur, kau tukar shift dengan temanmu yang lain. Tapi paling sehabis itu kalian lelah karena akan menjalani banyak shift sekaligus dan sebenarnya belum libur. Nanti, jika kami berlima bisa menyelinap pergi, kami akan menyusul kesana. Apa bisa??” tanya Farren yang untungnya disanggupi oleh kedua rekannya itu. “Baiklah. Mari kita tangkap psikopat sialan itu”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN