Pagi hari, Malika mendapat kabar luar biasa menggembirakan dari kedua orang tuanya. Mereka sedang berada di meja makan, menyantap sarapan pagi. “Mommy dan Daddy serius? Aku dan Reagan akan menikah enam bulan lagi?” pekiknya tertahan. Mata membulat sempurna, berbinar, seperti anak kecil yang baru saja menerima hadiah paling menyenangkan. “Ya! Sean dan Zefanya sudah setuju!” angguk Riana. “Apa Mommy bilang kemarin? Kamu tidak usah khawatir, benar? Kamu tidak akan kehilangan Reagan!” “Dan kalau memang ada wanita lain, siapa pun itu, pasti dia akan segera menyingkirkannya! Betul begitu, ‘kan?” engah Malika tersenyum makin sumringah. Frank tertawa, “Kata Sean dan Zefanya, tunanganmu itu tidak pernah diketahui dekat dengan wanita lain, selain adik-adiknya. Mungkin orang yang mengabark