Chapter 16 - Sol Diberi Berkat

1321 Kata
Sol dan Mensis akhirnya pulang ke rumah mereka. Sol sangat senang karena besok ia harus menghadap raja untuk meminta berkat dan melantiknya menjadi seorang prajurit resmi dunia waktu. Ia mengkhayalkan hal tersebut sepanjang perjalanan. Tak henti-hentinya ia menatap tato yang ada di kedua tangannya. Ia merasa kerja kerasnya sesuai dengan keahlian yang ia dapat.  Ia tidak sabar lagi untuk melatih keahliannya sehingga bisa menjadi salah satu prajurit terbaik di dunia waktu. Ia merasa sangat bangga karena dirinya merupakan prajurit pertama wanita. Ia tidak bisa berkata apapun selain berteriak sekali-sekali yang membuat Mensis terkejut.  “Seharusnya di sini ada Fortis. Jika dia ada disini kau pasti menjadi penduduk yang normal!” Ucap Mensis.  Sol berhenti dan menatap Mensis dengan marah. Mensis tahu bahwa ia akan melakukan serangan. Mereka pun saling berkejaran. *** Setelah daun pohon Patron kembali naik dan memberi sinar, Sol cepat-cepat pergi ke istana untuk menemui ibunya dan juga Raja. Ia memberitahukan kepada Mensis sebelum berangkat dari rumah mereka. Ia pun berjalan menuju istana.  Saat sampai di istana, ia langsung menuju ruangan Saga dan bertemu dengan ibunya. Femina langsung tersenyum melihat anaknya datang. Ia menatap Sol dan berharap agar raja tidak memilihnya sebagai salah satu tim penyelamat putri Flos. Ia tidak ingin menempatkan anaknya di dalam bahaya. Meski Bumi merupakan tempat yang aman bagi beberapa penduduk dunia waktu yang lari, tetapi tidak untuk Femina.  Sol bertanya kepada ibunya karena melihat sesuatu yang berbeda. “Apakah Saga yang lain mengajak ibu juga untuk berkhianat kepada raja?”  Ssst… Femina langsung menyeretnya ke pojok ruangan agar tidak terdengar dari balik pintu.  “Apa yang kau bicarakan?” Tanya Femina yang tidak senang dengan pertanyaan itu. Ia tampak marah kepada Sol. “Aku tidak akan memberitahukan siapapun.” Ucap Sol.  Ia tampak curiga kepada ibunya.  “Ibu tidak termasuk ke dalam pemberontakan itu.” Kata Femina. “Jadi apakah ibu tahu tentang hal tersebut atau tidak?” Tanya Sol lagi dengan pertanyaan tajam. “Ibu tidak termasuk!” Kata Femina. Ia tampak tersudut.  Sol tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Ia hanya tidak ingin mengetahui bahwa ibunya tahu tentang pemberontakan tersebut tetapi tidak memberitahukan raja.  “Aku mengetahui dimana persembunyian Nunc dan melihat mereka berkumpul di kota Musim di bawah batu Lithops. Aku memata-matai mereka dan mengetahui rencana Nunc untuk menyerang raja. Semua Saga aku lihat berkumpul disana kecuali ibu.” Terang Sol.  Femina kaget dengan penjelasan Sol. Ia menarik tangan Sol agar menatap matanya. Bibirnya sudah siap memberikan ceramah. “Apa yang kau lakukan? Bagaimana jika kau tertangkap mereka?” Ucap Femina dengan nada tinggi. Nafasnya terdengar tidak beraturan. Sol melepaskan genggaman ibunya dan menunduk. “Aku tidak apa-apa, bu! Jika aku tidak melakukannya, mungkin aku dan Mensis sudah tidak disini lagi.” Kata Sol, setelah selesai mengucapkannya, ia mengangkat dagu dan melihat ke mata ibunya. Ia berkata, “Semoga ibu tidak terlibat!”  “Ibu tidak terlibat, percayalah!” Kata Femina menyakinkannya. Ia merasa percakapan mereka sudah terlalu panjang, jadi ia pun membawanya ke hadapan raja. Percakapan tersebut pun putus. Femina dan Sol masuk ke ruangan raja. Mereka melihat raja sedang menghibur istrinya, Mollis yang tidak henti-hentinya menangis. Ia mengusap air matanya dan dengan lembut menyuruhnya untuk tenang.  “Ya Raja!” Kata Femina sambil membungkuk. Sol pun ikut membungkuk. Mereka kemudian berbicara tegak dengan mata ke bawah. Raja yang melihat Femina datang, harus membagi perhatiannya. Ia melepaskan sentuhan tangannya di kepala istrinya dan melihat ke arah Femina. Mereka masih bisa mendengar ratu Mollis terisak-isak. “Mengapa kau membawa anakmu?” Tanya raja.  “Anakku telah memiliki keahlian dan keahliannya adalah sebagai seorang prajurit.” Terang Femina.  Raja terdiam. Raut wajahnya langsung berbeda. Ia memikirkan tentang ayah Sol yang seorang petani dan ibunya yang seorang Saga. “Dia seorang wanita?” Raja berhenti sebentar karena ia baru pertama kali melihat seorang wanita memiliki keahlian sebagai prajurit.  “Ini tidak mungkin! Ini pasti salah.” Raja masih tidak percaya. Ia kemudian menyuruh Sol mendekat kepadanya untuk menunjukkan tangannya untuk melihat tato yang terbentuk. Sol menunjukkan kepada raja tato tameng di kedua tangannya. Raja melihat tameng yang di kanan dan kiri milik Sol berbeda meski sekilas terlihat sama. Ia melihat lekukan tameng di kanan dan kiri memiliki ukuran yang berbeda. Ia sangat kagum karena hal tersebut. Hanya raja yang bisa melihat perbedaan tersebut. Ia menyeringai menunjukkan giginya ke arah Sol.  Sol kembali mundur dan berdiri di sebelah ibunya setelah raja selesai melihat tatonya. “Ini hebat! Mengapa anakmu tidak menjadi Saga? Ini kasus yang langkah” Ucap Raja terlihat kebingungan. Femina tidak bisa menjawab apa-apa. Ia tidak tahu harus berkata apa. Ia berharap raja tidak mengatakan bahwa anak hanya akan mewarisi salah satu keahlian dari orang tuanya. Itu bisa menyakiti hati Sol seperti perdebatan dengan suaminya kemarin. “Ini kasus yang unik,” kata Raja sambil mengusap-usap dagunya. Ia menerangkan alasannya, “Ibunya Saga dan ayahnya Petani. Menarik!”  Raja memperbaiki posisi duduknya. Ia sekarang berbicara dengan serius. “Sebuah tim khusus telah dibentuk oleh Tn. Klackson. Saya mau dia akan dilatih disana!” Terang Raja sambil menunjuk Sol.  Femina terkejut. “Tapi raja, anak saya belum pernah dilatih sebelumnya. Jika ia ikut dalam tim khusus, tentu ini hal baru baginya. Saya hanya mengkhawatirkan anak saya!” Sanggah Femina.  “Benarkah?” Kata Raja terkejut. Raja langsung bertanya kepada Sol. “Kau mau saya tempatkan sebagai timekeeper atau prajurit yang bertempat di kota energi hitam yang membantu melindungi Bumi dari energi hitam?”  Sol dengan cepat menjawab. “Timekeeper ya Raja.” Sol memang dari dulu memimpikan sebagai prajurit yang bertugas menutup Wormhole yang terbentuk di Bumi. Tapi, ia tidak tahu bahwa tugas tersebut semakin sulit karena wormhole terbentuk dengan cepat dan sangat banyak. Raja langsung tertawa. Ia benar mengerti bagaimana cara berpikir anak tersebut. “Saya juga sudah tahu bahwa kau pasti lebih cocok sebagai prajurit kota Rasam.” Femina memicingkan matanya dan mengatakan dengan pelan, “Aduh!” Ia mengatakannya sambil menundukkan kepala. Femina tidak bisa menghentikan anaknya.  “Femina, aku merasa anakmu ini berbakat. Aku akan letakkan dia sebagai prajurit di dalam tim khusus tersebut.” Kata Raja.  Femina terkejut dengan ucapan raja yang menjadikan anaknya sebagai tim khusus. Ia pun berkata kepada Raja. “Bukankah tim tersebut harus melalui tes?” Tanya Femina kepada Raja. “Aku merasa dia tidak perlu melakukannya. Dia adalah wanita pertama yang menjadi prajurit. Itu merupakan satu tanda bahwa ia sangat istimewa.” Kata Raja. Ia kemudian mengambil tongkatnya. “Kita membutuhkan banyak prajurit. Sekarang kerajaan kita sedang terancam. Kita memerlukan prajurit-prajurit seperti ini! Aku bisa melihat keberaniannya!” Ucap Raja lagi.  Raja pun memanggil Tn. Klackson dan menyerahkan Sol ke tangannya.  “Kapan kalian akan memulai pencarian?” Tanya raja kepada Tn. Klackson. Sol dan Femina mendengarkan pembicaraan itu. “Kami akan melakukannya sekarang, Raja!” Jawabnya.  “Bagus, silahkan bawa dia. Masukkan dia ke dalam tim!” Perintah raja. Tn. Klackson terkejut. “Bukankah dia seorang wanita? Saya baru pertama kali melihat wanita berada dalam barisan prajurit.” Katanya meragukan. Raja tertawa. Ia juga berpikir yang sama. Tn. Klackson melihat ke tangan Sol. Ia memang melihat bahwa tangan tersebut terdapat tato tameng. Ia tidak bisa meragukannya lagi. “Ini kasus yang berbeda.” Jawab Raja Tunc sambil tertawa senang. Ratu Mollis sudah merasa lebih baikkan. Ia pun berkata memberikan komentar. “Ini sebuah tanda yang baik, seorang wanita bisa menjadi prajurit di pemerintahan raja Tunc!”  Mereka mendengar ucapan itu dan tidak berkomentar. “Bukankah dia harus melalui tes kelayakan?” Ucap Tn. Klackson kepada Raja. “Tidak perlu, aku sudah merasa dirinya layak. Yang perlu kau ajarkan adalah beberapa peraturan yang wajib mereka ketahui saat di Bumi, karena mereka tidak begitu berpengalaman!” Ucap Raja. Tn. Klackson pun mengiyakan perkataan raja. Kemudian raja Tunc mengambil tongkatnya dan menyuruh Sol kembali mendekat. Ia meletakkan tongkat tersebut di kepalanya dan membacakan sebuah berkat. Tato Sol bersinar. Ia sangat kaget ketika itu terjadi. Raja selesai memberikan berkat, dan mereka pun pergi dari hadapan raja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN