Chapter 32 - Berpakaian

1138 Kata
Putri Flos berpikir keras. Apakah ia akan melangsungkan pernikahan tersebut atau tidak. Ia tidak ingin mengecewakan ayahnya, Raja Tunc. Ia melihat ke bawah seraya berpikir. Ia juga sudah mengatakan kepada Prof. Rei bahwa ia ingin dinikahi. Ia tidak bisa membantah lagi meski ia tidak mengingat kejadian tersebut. Ia merasa bersalah jika melanggar apa yang sudah dilakukannya sebelumnya. Ia harus melanjutkan pernikahan ini. Ia juga berdalih bahwa ramalan tersebut tidak akan berlaku karena pernikahan yang dilakukannya di Bumi bukan di dunia waktu. Lagian pernikahan ini juga tidak akan diketahui oleh ayahnya. “Baiklah aku mau!” Kata Flos dengan tekad yang kuat.  Mendengar itu lagi-lagi Prof. Rei langsung batuk-batuk. Ucapan Flos membuatnya tidak bisa berkata-kata. Ia bingung karena Flos sangat mudah mengatakan tentang pernikahan. Padahal dirinya sendiri saja belum tentu siap melakukannya.  “Baiklah, kau sudah memikirkannya!” Ucap Tn. Lion yang sekarang kembali berjalan ke arah mereka. Sambil melihat Tn. Lion berjalan, Flos bertanya kepadanya. “Apakah pernikahan ini akan membuat aku bisa kembali ke dunia waktu?”  Di depan wajah putri Flos, Tn. Lion langsung berkata alasannya, “Tidak, tetapi kau tidak akan mati disini dengan cepat!” Wajahnya tampak sinis, dan ia meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan tersebut. Yang tersisa di ruangan adalah Flos dan Tn. Rei, lalu kedua goblinnya.  Mereka berdua menatap ke dua wajah seram tersebut. Tetapi para Goblin tidak berbalik menatap. Meski begitu tetap saja Prof. Rei dan Flos tampak ketakutan.  “Sebenarnya, dimana dunia waktu berada?” Tanya Prof. Rei yang penasaran asal dari putri Flos. Putri Flos diam sebentar. Ia memikirkan cara menjawabnya. “Dunia waktu adalah dunia yang mengendalikan waktu yang ada di Bumi. Kami adalah pengaturnya!” Ucap putri Flos.  Prof. Rei tampak bingung. Bagaimana mungkin ada dunia yang mengatur dunia. “Apakah surga atau semacam kayangan? Sesuatu yang ada di atas Bumi?” Tanyanya lagi memastikan. Ia sedang memberikan jawaban pilihan. “Seperti itulah. Tetapi bukan surga lagi namanya. Surga sudah tidak ada!” Jawab Flos dengan sedih. Prof. Rei bingung. Mengapa surga tidak ada. Yang ada di dalam pikirannya adalah sesuatu yang selain bumi berarti dinamakan surga. “Jadi bagaimana cara datang ke sana? Apakah aku bisa kesana?” Tanya Prof. Rei lagi. “Tidak pernah ada manusia yang datang ke dunia kami. Kalian mungkin tidak bisa hidup. Tapi, itu hanya perkiraanku saja. Meskipun kalian bisa hidup, ayah pasti tidak akan membiarkannya!” Ucap Flos menjelaskan. “Ayah?” “Ayahku seorang raja di dunia waktu. Dialah yang mengatur dunia kami dan mengawasi tempat kalian para Mungkit!” Terang Flos lagi.  Prof. Rei agak sering mendengar kata Mungkit keluar dari mulut Flos. “Mungkit yang dimaksud siapa?” “Kalian!” Jawab putri Flos. “Maksudmu kami adalah istilah untuk Mungkit?” Tanya Prof. Rei. Flos mengangguk.  Tn. Lion kembali ke ruangan tersebut. Ia membawa bunga melati, minyak yang tidak diketahui jenisnya, hati ayam dan juga sebuah baskom. Ia melihat ke arah Flos dan menyuruhnya untuk berdiri.  Darah dari hati ayam itu bertumpahan ke lantai ruangan. Bau amis mulai menyelimuti ruangan tersebut. Kedua Goblinnya bergerak dan memegang bawaan dari Tn. Lion sehingga ia bisa berfokus pada Flos saja.  “Kau butuh baju pengantin. Kau harus tampil cantik di hari pernikahanmu!” Kata Tn. Lion dengan senyuman panjang di wajah. Senyuman itu terlihat seperti ejekan. Beruang bertubuh manusia bergerak keluar ruangan. Ia diperintahkan untuk membawakan baju yang bisa dipakai Flos saat upacara berlangsung.  Sambil menunggu Beruang tersebut, Tn. Lion menyuruhnya untuk memakan hati ayam. Flos tidak menolaknya. Ia melakukan semua yang diperintahkan oleh Tn. Lion. Usai ia memakan hati ayam tersebut, ia bisa melihat wajah Tn. Lion lebih dekat. Flos seperti mengenal dirinya.  “Apakah kau seorang Saga?” Tanya Flos kaget. Ia tidak menyangka bahwa seorang Saga bisa hidup lama di Bumi.  Tn. Lion tersenyum. Ia mengelap darah yang lengket di wajah Flos. “Bagaimana bisa kau mengenalku?” Tanyanya Tn. Lion mencoba menipu Flos. “Berarti benar. Kau seorang Saga bukan?” Flos sangat yakin akan hal tersebut.  “Kami abadi. Kami tidak akan mati dengan mudah!” Ucap Tn. Lion. Ia kemudian selesai mengelap mulut Flos, dan memberikannya minyak yang diusap di rambutnya.  “Perlu bantuan untuk melakukannya?” Kata Tn. Lion yang memerintahkannya untuk mengoleskan minyak tersebut ke rambutnya. Flos menggelengkan kepalanya.  “Kenapa kalian bisa hidup di Bumi?” Tanya Flos sambil melakukan perintah Tn. Lion.  Tn. Lion memberitahu alasannya. “Kau tidak tahu? Namanya sebuah ramalan, pasti akan terjadi. Tidak peduli itu lama atau cepat, itu pasti terjadi. Ramalan tersebut membutuhkan bidak-bidak kecil untuk mewujudkan kemenangan. Sama seperti sebuah ramalan, membutuhkan kerjasama alam seperti yang aku lihat sekarang.” Jelas Tn. Lion. “Apakah ada yang disembunyikan raja mengenai ramalan tersebut?” Tanya Flos kepada Lion. “Siapa yang menyembunyikan? Ramalan yang dibuat bukanlah meramalkan hal baik, tapi kedamaian antara Bumi dan juga dunia waktu. Ke dua dunia itu harus bersatu bukan?” Kata Tn. Lion menerangkannya dengan penuh teka-teki.  “Memangnya mengapa jika bersatu?” Tanya Flos.  “Pasti dunia yang bersatu akan membentuk dunia yang lebih besar. Dunia akan bersatu dan membentuk Surga yang dulunya hilang!” Kata Tn. Lion. “Apakah yang kulakukan sekarang adalah melawan kehendak ayah?” Tanya Flos sedikit takut. “Kau tidak akan berhasil melawan takdir. Kau memang mau tidak mau akan melakukannya! Kau mencintai pria yang ada di sana!” Tunjuknya ke arah Prof. Rei.  Melihat tangan Tn. Rei menunjuk dirinya, membuat Prof. Rei bingung. Akhir-akhir ini suasana hatinya tidak seperti biasanya. Ia lebih mudah untuk malu, tidak percaya diri dan tidak mengerti apa yang sedang dirasakannya. “Sebuah surga akan tercipta jika kau melakukan pernikahan ini! Hebat bukan? Kau tidak ingin melakukannya?” Kata Tn. Lion. Flos kemudian melihat ke arah Prof. Rei. Ia bukannya memikirkan tentang ramalan tersebut, ataupun ayahnya yang pasti akan marah dengan keputusannya menikahi manusia. Ia melihat wajah Prof. Rei dan merasa bahwa ia mencintainya.  Flos memberikan botol minyak yang sudah habis. Ia sudah mengolesi rambut panjangnya dengan minyak yang diberikan oleh Tn. Lion. “Aku akan tetap akan melakukannya!” Ucap Flos tiba-tiba. Tn. Lion memberikan botol tersebut kepada Emot agar ia meletakkannya di meja.  Beruang bertubuh manusia pun datang dan membawa baju pengantin yang sangat indah. Baju tersebut dipakaikan di manekin dan ia mendorongnya masuk ke dalam ruangan. Baju yang dibawa beruang tersebut berwarna merah dan bunga mawar beserta daunnya ditata di sekeliling bajunya. Baju itu tampak akan sangat berat saat akan dipakai. Prof. Rei hanya menggelengkan kepala karena ia merasa baju yang dibawa untuk dipakai Flos begitu indah.  Beruang bertubuh manusia pun membawa Prof. Rei keluar dari ruangan tersebut. Ia akan mengganti baju Prof. Rei di ruangan yang lain. Mereka pun berpisah. Tn. Lion memerintahkan Emot membantu Flos untuk memakaikan bajunya lalu memakaikan hiasan melati di kepalanya. Setelah memberikan perintah, ia pun keluar. Ia menunggu di ruang tamu, menunggu mereka selesai berpakaian dan pesta dimulai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN