Chapter 31 - Kesalahpahaman

1117 Kata
Prof. Rei bingung dengan apa yang diminumkan oleh Beruang bertubuh manusia itu kepada putri Flos. Ia berpikir bahwa mereka berupaya untuk mencelakai mereka berdua. Pupilnya membesar dan keringatnya bercucuran. Ia mendudukkan diri dan melihat Tn. Lion menuju ke arahnya. Ia berteriak kepada mereka berdua. Ia ingin bergerak, tetapi kakinya terasa sangat sakit akibat menggendong Flos. Ia tidak bisa berbuat banyak.  “Apa yang kau berikan kepadanya?” Teriak Prof. Rei dengan keras. Air liur nya berjatuhan karena hembusan angin dari mulutnya. Ia menatap Tn. Lion tanpa rasa takut. Ia hanya melihat senyuman sinis sebagai balasan teriakannya. Prof. Rei melihat kembali Flos. Ia melihat beruang tersebut sudah selesai memberikan ramuan berwarna kuning tersebut kepada Flos. Pandangannya kemudian dihalangi oleh Tn. Lion yang berdiri di hadapannya. “Apa yang kau lakukan padanya!” Teriak Prof. Rei lagi dengan geram. Ia mencoba memukul Tn. Lion. Disamping Tn. Lion ada Emot yang hanya menatap mereka tanpa menghentikan perlakuan kasar Prof. Rei.  “Tenanglah!” Ucap Tn. Lion kepada Prof. Rei. “Dia tidak apa-apa!” Katanya lagi lalu menyingkirkan tubuhnya dari pandangan Prof. Rei. Ia ingin memperlihatkan kondisi Flos sekarang.  Ia melihat Flos bergerak dan bangkit duduk. Ia terlihat baik-baik saja, dan tersenyum kepada Prof. Rei. “Siapa mereka?” Tunjuk Flos yang seperti tidak terjadi apa-apa. Prof. Rei ingin menguji bahwa Flos baik-baik saja atau tidak. “Apakah kau ingat kejadian sebelumnya?” Tanya Prof. Rei kepada Flos. Ia takut bahwa ramuan yang diberikan sebelumnya membuat Flos menjadi lupa ingatan. “Aku ingat! Perutku terasa sakit dan aku terjatuh di kamar. Kau datang dan meletakkanku di tempat tidur, membawakan ku air hangat, kau meninggalkanku dan mencari kartu yang akan kau tunjukkan kepadaku. Kau memanaskan mobil dan membantuku menaikinya. Setelah itu aku tidak sadarkan diri, dan sampailah aku di sini, di tempat yang tidak ku ketahui. Apakah ini tempat yang ada di dalam kartu nama itu?” Ucap Flos dengan cepat dan penuh ekspresi. Penutup penjelasannya, ia memberikan sebuah pertanyaan. Prof. Rei melihat Flos dengan kagum. Ia tidak berkata apa-apa. Ia merasa malu karena sudah mencurigai Tn. Lion. Ia menundukkan kepala dan sedang berpikir akan mengatakan apa. “Apakah dia pernah menyembuhkanmu?” Tanya Tn. Lion kepada Prof. Rei. Prof. Rei teringat saat ia terjatuh dan pergelangan kakinya terkilir. “Aku pernah terjatuh, dan ia membantu untuk menyembuhkannya!” Jelas Prof. Rei merasa ragu-ragu apakah itu termasuk dalam penyembuhan yang dimaksud oleh Tn. Lion. Tn. Lion mengangguk. Ia berjalan kembali ke mejanya. Ia duduk di meja kerjanya dengan emot di kanannya, dan Beruang bertubuh manusia di sebelah kirinya. Ia mengelus-elus jenggotnya seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.  Tn. Lion menatap Prof. Rei. Ia sedang berbicara kepada Prof. Rei. “Mengapa ia lemah, adalah karena dia telah menggunakan kekuatannya kepadamu!” Ucap Tn. Lion. Ia melanjutkan lagi, “Ia menjadi lemah karena kekuatannya dipindahkan kepada mu sebagian.” “Memang, kaki yang sakit kemarin cepat untuk sembuh!” Ucap Tn. Rei.  “Agak sulit membaca nasibmu!” Ucap Tn. Lion lagi yang sama sekali tidak nyambung ke topik sebelumnya. “Maksudnya?” Tanya Prof. Rei yang masih duduk di tempat tidurnya tadi. Ia hanya bisa duduk dan masih mencoba mengistirahatkan kakinya. “Aku.. tidak mengerti!” Katanya lagi yang melihat Tn. Lion tersenyum.  “Jadi kau adalah Tn. Lion yang ditunjuk oleh Tn. Smith?” Tanya Flos dengan senyuman. Ia juga masih duduk di tempat pembaringannya tadi. Ia mengayun-ayunkan kakinya seperti sedang duduk di tepi sungai.  Tn. Lion menggelengkan kepalanya. “Apakah kau bisa membantuku pulang ke dunia waktu?” Tanya Flos kepada Tn. Lion dengan harapan dia bisa melakukannya. “Itu bukan bagianku. Bagianku adalah menikahkan kalian!” Ucap Tn. Lion dengan jari telunjuk kiri dan kanannya saling didekatkan memberikan isyarat. “Menikah? Siapa yang menikah?” Kata Putri Flos. Mendengar ucapan Flos, kepala Prof. Rei serasa sedang dihantam batu. Ia bertanya-tanya, bukankah yang ingin menikahi dirinya adalah Flos. Mengapa ia bertingkah seolah-olah tidak tahu! “Kau tidak sadar dengan ucapanmu kemarin?” Tanya Prof. Rei melihat dengan wajah yang sangat menyeramkan. Matanya melotot lama tanpa berkedip. “Ada apa dengan matamu? Itu tampak tidak biasa, seperti akan mau keluar!” Ucap Flos polos. Ia kemudian berkata karena Prof. Rei diam saja. “Apa yang aku ucapkan?” Tanyanya lagi. Prof. Rei langsung mengungkapkan isi hatinya. “Kau kemarin memintaku untuk menikahiku!”  “Benarkah?” Kata Flos sambil tertawa keras. Ia merasa itu sebuah lelucon. Tidak mungkin rasanya ia menanyakan hal tersebut. Prof. Rei memandangnya tajam. Ia merasa dipermainkan. Rasanya ia ingin keluar dari ruangan itu, tetapi kakinya masih terasa lemah. Ia juga membayangkan tangga yang banyak yang harus dilewatinya. Jika saja kakinya bisa membawanya keluar ruangan, ia sudah berencana untuk menggulingkan dirinya untuk menuruni tangga. “Aku tidak pernah mengatakannya!” Kata Flos lagi menandaskan. “Mengapa aku yang sepertinya salah dengar?” Kata Prof. Rei sangat kesal.  Flos langsung berterus terang dengan apa yang ada di kepalanya. “Kami tidak bisa menikah dengan manusia. Ayah akan sangat marah jika aku melakukannya!” Ucap Flos menatap Prof. Rei untuk menyakinkannya bahwa yang berbicara itu bukanlah dia.  “Tapi, kau…” Nada Prof. Rei mulai meninggi. Tn. Lion langsung menjadi penengah diantara mereka. “Hei..Hei..Hei…!!” Teriaknya keras hingga mereka memalingkan wajah ke arahnya. Jika nada yang dikeluarkan lebih bulat, ia seperti seorang sinterklas. “Mengapa jadinya kalian bertengkar? Belum lagi menikah, sudah bertengkar!” Ucap Tn. Lion marah menatap mereka. “Siapa yang akan menikah?” Kata Putri Flos kepada Tn. Lion. Ia juga menaikkan nadanya. Tn. Lion menunjuk Flos dengan jarinya. Ia sedang menjawab pertanyaan Flos tersebut.  “Aku?” Kata Flos mengerutkan kening. “Sepertinya ini sebuah kesalahpahaman! Aku tidak bisa menikah dengan manusia. Ayah pasti sangat marah jika aku melakukannya.” Jelas Flos lagi untuk kedua kalinya.  “Berarti kau tahu tentang ramalan itu, bukan?” Kata Tn. Lion. Flos terdiam. “Maksud kalian, secara tidak langsung aku melakukan apa yang di ramalan itu katakan?” Tanya Flos. Ia merasa bahwa ramalan itu ternyata benar. Flos langsung menatap Prof. Rei. Ia bertanya serius kepadanya. “Kau mau menikahiku?”  Prof. Rei langsung batuk-batuk. Ia kaget dengan pertanyaan Flos yang frontal tersebut tanpa basa-basi. Meski itu hanya bohongan, ia seharusnya membicarakannya terlebih dahulu. “Mengapa kau bertanya begitu?” Tanya Prof. Rei akhirnya. Ia menjawab dengan lama, hingga ia bisa mengendalikan batuknya.  “Aku hanya ingin tahu apakah semua ini memang diatur oleh ramalan tersebut!” Kata Flos.  Saat putri Flos dan Prof. Rei sedang berbicara tentang apa sebenarnya hubungan mereka, Tn. Lion berbicara kepada b***k goblinnya. “Sepertinya ini efek dari ramuan tersebut. Ia tidak lagi bertindak berdasarkan kemauan ramalan yang sudah tertulis!” Ucap Tn. Lion berbisik pelan agar mereka tidak mendengar pembicaraan mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN