Chapter 61 - Ujian Pengambilan Sertifikat

1113 Kata
Mereka bangun pagi-pagi sekali. Mereka menuju kota untuk mengikuti ujian mengambil sertifikat kelayakan mengajar. Cat mengemudi mobil dengan kencang. Mereka tidak berkomentar banyak, karena lokasi ujian cukup jauh dari rumah mereka dan mereka juga tidak ingin terlambat.  “Aku hanya meragukan Cat. Ia tidak banyak belajar!” Ucap Jeli memulai pro dan kontra lagi di antara kita. Cat yang mendengar hal itu langsung berkata tanpa ragu-ragu. “Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Aku juga meragukanmu apakah kau bisa lulus atau tidak!”  Mendengar tanggapan Cat kepada Jeli. Mereka semua menahan tawa mendengar perdebatan kecil itu. Mereka merasa kasihan kepada Jeli. *** Seraya mereka semua mengikuti ujian, Tn. Smith dengan keringat jagung menemui Tn. Lion.  Ia menceritakan seluruh kejadian yang dialami. “Aku tidak tahu harus melakukan apa!” Kata Tn. Smith di depan meja kerja Tn. Lion. “Kau tidak perlu merasa bersalah. Aku juga akan melakukan hal yang sama jika berada di tempat. Kalau begini ceritanya, kita harus diam diam mempersembahkan golongan tua untuk Mr. Pella.” Kata Tn. Lion. Apa tidak ada jalan lain?” tanya Tn. Smith. Tn. Lion menggelengkan kepalanya. “Kita harus memastikan Mr. Pella tetap hidup sampai ramalan itu selesai terjadi. Sepertinya tugas kita adalah untuk melindungi Mr. Pella.” Ucap Tn. Lion. “Akan mempertaruhkan nyawaku. Setelah itu, kau yang akan memimpin golongan tua.” Ucapnya lagi dengan pelan. Ia memutar kursinya hingga membelakangi Tn. Smith. “Apa yang tuan ucapkan? Mengapa jadi tuan yang harus dikorbankan?” “Tidak perlu merasa bersalah begitu! Jika aku menjadi tempat pertamanya menjadi toples jiwa, ia tidak akan menuntut banyak lagi! Aku hanya membiarkan dia mengikuti apa yang diinginkan oleh ramalan itu.”  “Bagaimana mungkin? Aku tidak sanggup menjalankan tugas sebagai pemimpin golongan kita!”  “Apakah kau mau mengorbankan dirimu untuk golongan kita?” Tanya Tn. Lion yang kembali membalikkan kursinya. Ia menatap Tn. Smith dengan mata yang berkaca-kaca. Keseriusan tertulis di wajahnya. “Tentu aku akan mengorbankan nya!”  “Itu yang tidak ada didalam pikiran golongan tua yang lain! Hanya kau yang cocok menjalankan tugas ini hingga ramalan itu terjadi. Ketika ramalan itu akan terjadi, kau harus merelakan dirimu menjadi toples jiwa bagi Mr. Pella!” Pesan Tn. Smith. “Maksud Tuan?” Tanya Tn. Smith. “Begitulah isi ramalan. Ramalan itu akan dibuka dengan pengorbanan oleh pemimpin golongan tua. Dan akhir dari penutupan ramalan itu, akan ditutup oleh pemimpin dari golongan tua juga. Jadi, aku ingin kau bertahan hingga ramalan itu terjadi.” Kata Tn. Lion.  Tn. Smith langsung berpikir kepada anak-anaknya yang akan lahir. Ia semakin bertekad agar anak-anaknya menjadi manusia utuh agar tidak dijadikan toples jiwa nantinya. Ia sekarang merasa keputusannya untuk bekerja sama dengan Mr. Pella semakin bulat. Dengan membuat anaknya menjadi manusia utuh, akan membuat mereka aman dari incaran Mr. Pella. Mereka tidak akan dijadikan toples jiwa. Mereka harus melakukannya sekali setahun, tentu, anaknya akan memiliki giliran itu. Dengan menjadikan mereka manusia utuh, Tn. Smith lebih merasa anak-anaknya tidak akan dijadikan tumbal. Tn. Lion teringat sesuatu ketika mereka hening di ruangan tersebut. “Kau harus berhati-hati! Ada yang perlu diketahui. Sifat Mr. Pella tidak akan sebaik ini lagi. Ketika jiwanya sudah beralih menjadi seratus persen penghuni waktu, ia tidak akan sebaik yang sekarang. Sifatnya yang semula akan kembali.” “Jadi semua yang kita lihat sekarang adalah wujud tubuhnya yang sedang dalam perubahan ke manusia utuh?” Tanya Tn. Smith.  “Benar.” Tn. Smith takut setelah mendengar itu. Ia tidak tahu bagaimana sifat Mr. Pella awalnya, dan ia juga tidak tahu separah apa sifat Mr. Pella di tahun-tahun ia akan melayaninya. *** Mr. Cat dan yang lainnya sudah selesai ujian. Mereka sedang menunggu hasil dari ujian mereka. Untuk mendapat sertifikat, mereka tidak perlu menunggu lama. Hasil akan langsung dikeluarkan oleh kementrian pendidikan dalam dua jam lagi. Mereka menunggu di ruang tunggu dan merasa hari sangat lama berjalan.  Mr. Pella dan Cat sedikit jauh dari yang lainnya. Mereka membicarakan tentang rencana mereka selanjutnya.  “Besok kalian sudah bisa menyebarkan undangan untuk anak-anak pintar terbaik, agar masuk ke sekolah kita.” Ucap Mr. Pella duluan. “Bagaimana dengan sembilan keturunan Tuan?”  “Aku akan menyuruh Smith untuk mencari orang tua ke sembilan keturunan dan menyuruhnya untuk mengirimkan anak-anak mereka agar masuk ke sekolah terbaik mereka. Sudah pasti anak-anak dari sembilan keturunan sangat pintar dan berbakat. Kita hanya akan menerima murid-murid dengan prestasi akademik yang tinggi.”  Cat mengangguk mendengarkan Mr. Pella tetapi matanya tak sanggup menatap. Ia hanya melihat ke bawah. “Jika berfokus pada anak-anak yang akademiknya tinggi, pasti akan sedikit murid yang bisa masuk ke sekolah kita tuan. Karena kita hanya berfokus pada anak-anak yang diundang!” Ucap Cat memberi pertimbangan.  “Benar juga,” kata Mr. Pella sambil menggaruk-garuk kepalanya. “Kau punya ide?” “Kita perlu juga pengujian, seperti yang kita lakukan sekarang. Dengan melakukan pengujian seperti ini, kita bisa menetapkan standar agar anak-anak yang terpilih masuk sesuai dengan IQ yang kita minta.” Ucap Cat memberikan masukannya.  Mr. Pella tampak setuju dengan usul Cat. Mereka juga perlu memberikan ujian atau semacam penyaringan selain dari jalur undangan. Mr. Pella berpikir untuk memberikan semacam wadah pengajaran yang mempersiapkan anak-anak yang bergabung agar bisa menyesuaikan standar dari sekolah mereka. “Kalau begitu, kita perlu melatih mereka! Kita akan buka sebuah tempat pengajaran untuk melatih anak-anak yang tidak memiliki nilai akademis yang tinggi. Jadi semua orang memiliki kesempatan untuk masuk ke sekolah Gifted. Itu ide yang bagus.” Kata Mr. Pella dengan bangga melihat Cat. “Jika begitu, harus ada guru lain yang akan mengajarkan murid-murid itu. Jika standar sekolah kita setinggi ini, mereka harus belajar selama beberapa tahun!” Kata Cat memberikan pandangannya yang lebih luas. “Anak-anak yang terpilih haruslah anak yang masuk di umur ke lima belas. Anak-anak itu, wajib sekolah di tempat pengujian itu selama tiga tahun. Untuk guru-guru yang mengajar, aku merasa Smith bisa melakukan perekrutan dan pengajaran sesuai standar sekolah kita. Jadi kita yang ada di sini hanya berfokus pada sekolah, dan Smith yang berfokus pada anak-anak yang akan dicalonkan untuk masuk.”  “Kalau begitu, Smith harus tahu standar pengajaran kita!” Cat tampak meragukan Smith. “Smith adalah golongan tua. Mereka juga memiliki karunia kecerdasan seperti kita. Ia hanya tinggal mencari tim untuk pengajarannya dan beberapa dari golongannya harus dipersembahkan kepada ku. Itu tidaklah sulit bagi mereka. Untuk masalah Smith, aku yang akan mengurusnya. Kau dan yang lain bisa mengurus murid-murid yang masuk sekolah saja. Ada ratusan yang masuk nantinya. Pasti kalian akan banyak pekerjaan!” Ucap Mr. Pella. Cat setuju dengan ucapan Mr. Pella. Perkataannya memang keputusan paling tepat saat ini. Akhirnya giliran pengumuman mereka pun keluar. Mereka tampak senang karena akhirnya bisa pulang dengan sertifikat kelayakan mengajar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN