**15 hari setelah meninggalnya Tiara** Usai salat tarawih. Andriani, dan Andrew, juga Andrian duduk di tepi ranjang kamar Tiara. "Papah, sesuai pesan Mamah, kita harus segera pindah dari sini, jika Mamah meninggal," kata Andriani. Meskipun berusaha untuk tegar, dan tabah, namun tetap saja airmata mengalir di pipinya. "Papah tahu, Sayang, tapi Papah sudah bicara dengan Mas mu, Papah minta ijin tetap di sini, sampai seratus hari kepergian Mamah. Mas mu tidak masalah dengan hal itu, Sayang." "Papah akan tinggal sendirian di sini, karena kami harus kembali ke Bandung besok." "Tidak apa, Sayang, masih ada Bibi, dan supir, juga satpam di rumah ini." "Papah jangan sedih terus ya, Pah. Jangan telat makan. Kalau ada apa-apa, telpon kami, atau kak Em, atau Mas Sakti ya, Pah. Janji ya." Andria