Usai subuh. Baru saja Safiq dan Safira masuk kamar, pintu kamar diketok lagi. Safira membuka pintu. "Ya Bun?" tanyanya saat melihat bundanya berdiri di depan pintu kamarnya. "Bunda mau gantiin sprei kalian," kata Sekar. "Eeh ... kok Bunda ... kan bisa Bibik, Bun," jawab Safira. "Bibik lagi sibuk. Biar Bunda aja." "Enggak usah, Bun. Nanti biar aku yang ganti sendiri." "Kamu mana pernah rapi ngerjain yang kaya gitu, Fi." Sekar ngotot dengan maunya, membuat Safira berpikir keras maksud terselubung dari bundanya. "Enghhh ... nanti aja ya, Bun. Setelah mas Safiq berangkat ke kantor. Soalnya dia masih tiduran lagi ... masih capek, ngantuk. Fia, juga mau tiduran bentar." Sekar mengangguk. "Ya sudah kalau gitu." Sekar melangkah pergi. Safira bernafas lega. 'Aku tahu apa maksud bunda,