Beberapa jam Vena masih bergelut dengan keanehan yang terjadi pada penglihatannya. Dia berjalan mengitari seluruh unitnya, dari kamar tidur utama yang dia tempati, kamar mandi di dalam kamarnya, dapur, ruang tamu, ruang tengah, sampai kamar tamu yang tidak digunakan. Semuanya tanpa terkecuali, dan dia dapat melihat semuanya dengan jelas tanpa bantuan kacamata tebalnya. Beberapa kali Vena memekik, dia tidak dapat menahan kegembiraan. Bisa melihat tanpa kacamata yang dulu mustahil baginya, sekarang dia dapat melakukannya. Vena melompat-lompat di atas tempat tidur saking bahagianya. Turun ke lantai dan berputar. Berhenti saat dia merasa sedikit pusing. Vena tertawa, tingkahnya seperti anak kecil yang mendapatkan mainan kesukaannya saja. Namun, dia tak peduli. Dia sangat bahagia sampai-sampa