Pasir yang basah membenamkan kaki Vena ketika dia melangkah. Benda berkilau beberapa meter di depannya seolah memanggilnya untuk terus menggerakkan kaki mendekat. Gelombang kecil yang datang menyapu bibir pantai kadang menenggelamkan benda itu, tapi kemudian ia kembali memancarkan kilau. Sinarnya memantul mengenai wajah Vena, membuatnya harus menaikkan tangan untuk menghalangi mata dari silau. Kaki Vena terus melangkah. Meskipun ragu dan takut, tapi kakinya tak bisa berhenti melangkah. Mereka seolah bergerak sendiri, mengkhianati tubuh dan otaknya yang meminta untuk berhenti. Jaraknya dengan benda berkilau semakin dekat. Udara terasa semakin bergaram, seolah membelai kulitnya dengan rasa asin yang pekat. Padahal dia berada di pantai yang sama, tapi seolah berada di dimensi berbeda. Bulu-