Evelyn masih diam dengan otak yang mendadak lumpuh, tidak mampu berpikir. Seperti orang bodoh, yang sedang diperlakukan semena-mena namun bingung harus bagaimana. Matanya terbelalak, nyaris isinya melompat keluar. Yang ia rasakan hanyalah desiran hangat di dalam tubuhnya. Dalam keadaan sedekat ini, Eve bisa mencium aroma khas dari tubuh Arnesh. Meski baru pulang bekerja, ternyata wanginya cukup membuat nyaman indera penciuman. Sudah pasti parfum yang digunakan cukup mahal. Untuk ukuran orang sekaya Arnesh, kualitas yang paling diutamakan, sedangkan harga mahal tidak terlalu penting. Sementara itu, salah satu sudut bibir Arnesh terangkat. Perlahan pria itu membuka matanya. Ciuman pasif yang ia lakukan, ternyata mampu melumpuhkan Eve. Ia lantas menarik diri, mengakhiri permainannya. Evely