Dengan langkah lesu dan tertatih-tatih, Carl berjalan keluar dari ruang kerja Admund. Air mata gadis itu masih membasahi kedua pipinya. Carl tak lagi mau mempedulikan apa kata orang-orang yang melihatnya saat ini. Ia keluar dari ruangan pria itu dengan kondisi menangis dengan pakaiannya yang agak kusut. Perasaannya terasa hancur dikala dia diharuskan untuk memilih di antara dua pilihan yang sangat sulit seperti ini. Antara menyelamatkan Austin dari ancaman Admund yang akan menghancurkan perusahaan milik tunangannya, atau kembali pada pria itu dengan risiko akan menyakiti Austin yang tidak seharusnya ia lakukan. Bagi Carl keduanya bukanlah sebuah pilihan, ia tidak bisa terus-menerus terpaku pada hal seperti ini. Seakan-akan dirinya hanya sebuah benda yang diperebutkan oleh dua orang, bagai