Part 8 [Mempersiapkan hukuman]

1407 Kata
Kai membawa Laura ke tempat yang nyaman untuk bicara. Duduk berdua di bangku yang sama dengannya setelah tadi sempat membeli milkshake coklat favorit Laura. Kai tahu semua hal yang Laura sukai dan yang tidak dia sukai, tapi Kai tidak tahu hal terpenting dari pernikahan Laura dan Darrel. Kenapa Laura mau menikah dengan Darrel? Kai ingin tahu hal itu. Awalnya, Laura sangat ragu untuk bercerita karena takut dirinya akan semakin menyakiti perasaan Kai. Namun, Kai bersikeras ingin tahu apa yang membuatnya setuju untuk menikah dengan Darrel. Laura pun akhirnya bercerita tentang bagaimana Darrel mengancam ayahnya dengan memanfaatkan utang yang belum bisa dilunasi sampai hari ini. Sudah Kai duga kalau Laura tidak mungkin setuju untuk menikah dengan Darrel tanpa ada alasan yang kuat dan ternyata itu karena sebuah ancaman menyangkut ayahnya sendiri. Kai yang tadinya begitu marah pada Laura, kini menjadi merasa bersalah karena pernah memiliki pemikiran untuk membencinya saja, bahkan ia sampai tidur dengan wanita lain. Pada akhirnya, ia adalah pengkhianat yang sesungguhnya dalam hubungan ini. "Biaya pengobatan Ibu jauh lebih besar dari yang kami perkirakan dan tidak semuanya bisa ditanggung oleh asuransi, lalu Darrel datang memberikan bantuan biaya pengobatan dan dia mengatakan keluargaku tidak perlu memikirkan bagaimana cara mengembalikan uang itu. Segala pengobatan terbaik dilakukan dan pinjaman itu semakin besar, tapi pada akhirnya Ibuku tidak bisa diselamatkan. Darrel melakukan itu pasti karena dia sangat mencintai Kak Sarah, tapi sekarang bukti cintanya itu menjadi jerat neraka untukku. Aku merasa tercekik, tapi tidak bisa melakukan apapun." Darrel dan keluarganya sudah gila, hanya itu yang bisa Kai pikirkan sekarang. Sarah salah karena pergi begitu saja, tapi bagi Kai, Laura tidak harus bertanggungjawab untuk semua itu. Namun, Darrel dan keluarganya berpikir dengan cara sebaliknya. "Itu bukan pernikahan untuk sekadar menyelamatkan nama baik keluarga, kan? Darrel pasti memperlakukanmu dengan buruk. Aku akan berusaha untuk bisa membebaskanmu darinya. Aku akan mencari uang, agar kau bisa ...." "Jangan lakukan itu. Jumlahnya sangat besar." Laura menyela kalimat Kai. "Walau kau mendapatkan uang, apa kau pikir Darrel dan keluarganya akan menerimanya begitu saja? Itu tidak akan terjadi. Masalah utamanya adalah Kak Sarah. Semua ini tidak akan berakhir sampai Kakakku ditemukan," ucap Laura lagi. "Lalu, apa pencarian Kak Sarah menemukan titik terang? Apa ada sedikit informasi tentang keberadaannya? Katakan padaku, aku akan mencarinya juga." "Tidak ada petunjuk apapun. Aku tidak pernah sekalipun berpikir kalau dia memiliki pria lain, jadi aku tidak punya siapa pun sebagai petunjuk yang bisa membawanya kembali." Laura bicara dengan keputuasaannya. Laura masih tidak percaya kalau kakaknya bisa melakukan semua ini padanya, dia bahagia dengan orang lain, sedangkan ia harus hidup dengan keputusaaaan seperti ini. Kai meraih tangan Laura dan ia genggam dengan erat. Laura terlihat seperti begitu menyakitinya, tapi kenyataannya Laura adalah orang yang paling tersakiti saat ini. Laura tidak melakukan kesalahan apapun, tapi dia harus terjebak dalam hubungan tidak sehat bersama dengan Darrel. "Aku benar-benar minta maaf karena telah menyakitimu dan aku harap, kau tidak membuang-buang waktumu dengan bersedih atas apa yang aku lakukan. Kau harus mencari wanita yang jauh lebih baik dariku. Aku sudah tidak pantas untukmu." Laura bicara sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Kai, tapi Kai tidak pernah ingin melepaskan tangannya. "Aku tidak akan menyerah atas dirimu, tidak peduli apapun yang terjadi. Kita pasti akan menemukan cara untuk menyelesaikan semua ini, tapi tolong jangan menyerah untuk hubungan kita. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian." Kai tidak tahu pasti bagaimana cara menyelesaikan masalah ini dan kapan ini bisa diselesaikan, tapi Kai tidak akan menyerah begitu saja. Merebut istri orang lain adalah kesalahan, tapi Kai merasa apa yang ia lakukan saat ini bukanlah kesalahan. Darrel yang lebih dulu merebut Laura darinya dengan cara yang sangat kotor dan ia akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. Laura masih ingat larangan Darrel kalau ia tidak boleh bertemu dengan Kai lagi, tapi Laura tidak ingin jauh dari Kai. Ketika Kai menggenggam erat tangannya, lalu memberikan pelukan hangat padanya, Laura merasa memiliki kekuatan untuk melewati semua ini. Namun, Laura juga takut jika keegoisannya ini akan membawa dampak buruk pada Kai. *** Setelah bicara dengan Kai, Laura pergi ke rumah ayahnya, dan makan malam di sana. Laura tidak membahas apapun tentang pernikahan dan bagaimana cara Darrel memperlakukannya, tapi sebenarnya Laura tahu ayahnya pasti bisa menebak bagaimana ia diperlakukan di rumah itu. Laura hanya tidak ingin memperjelas dan mempertegas penderitaannya di depan ayahnya sendiri. Laura datang karena merindukan ayahnya dan ingin menghabiskan waktu dengannya, bukan membahas hal lain, apalagi penderitaannya. Karena makan malam di tempat ayahnya, Laura kembali agak malam, karena ia juga membantu ayahnya membersihkan rumah, agar ayahnya tidak terlalu lelah. Saat kembali ke rumah yang tidak pernah menginginkan kehadirannya, Laura tidak bertemu dengan siapa pun, selain pelayan. Semua orang pasti sibuk dengan urusan mereka sendiri dan Laura tidak peduli dengan hal itu. Laura terlihat menghela napas, kemudian membuka pintu kamar Darrel. Laura ingin tidur di kamar yang lain, tapi Darrel tidak membiarkan hal itu terjadi. Pria itu bersikap seperti seseorang yang sangat benci padanya, tapi di sisi lain Darrel seperti ingin ia selalu berada dalam jarak pandangnya. Kegagalan pernikahannya pasti membuat emosi Darrel tidak stabil dan itu membingungkan untuk Laura. Saat tiba di kamar, Laura melihat Darrel yang sedang berdiri di dekat jendela kamar. Pria itu menatap keluar jendela, tangan kirinya ada di dalam saku celananya, sedangkan tangan kirinya memegang gelas yang berisi minuman beralkohol. Darrel terlihat menggoyangkan gelas itu dengan pelan, lalu meneguk minumannya. Dari pantulan kaca itu, Laura bisa melihat betapa tajam tatapan Darrel dan sepertinya ditujukan padanya. Darrel tidak pernah baik padanya, jadi Laura merasa tidak ada yang aneh dengan itu. Laura meletakan tasnya dan ingin mandi, tapi ucapan Darrel membuatnya menghentikan langkahnya. "Di mana kau bercinta dengan Kai? Di rumahnya? Atau hotel?" Laura memutar badannya, menatap Darrel yang kini tidak lagi menatap ke arah jendela. Pria itu menatap Laura dengan tatapan yang sangat tajam. Laura tidak menduga kalau Darrel tahu tentang pertemuannya dengan Kai. Ini membuat Laura sangat takut. Laura takut kalau Darrel akan melakukan sesuatu pada Kai, karena Darrel tidak pernah ingin melihatnya bahagia. "Aku tidak melakukan apapun dengannya. Kami hanya tidak sengaja bertemu. Itu saja," ucap Laura. Darrel yang masih berdiri di tempatnya terlihat menarik salah satu sudut bibirnya, menunjukkan ekspresi tidak percaya kalau tidak terjadi apa-apa di antara Kai dan Laura. Mereka bertemu lagi setelah terpisah selama beberapa waktu, jadi mana mungkin tidak terjadi apa-apa? Darrel kini berjalan mendekati Laura dan berdiri tepat di depanya. Darrel menatap lekat Laura yang juga menatapnya. Terlihat jelas kebencian di mata Laura, melebihi kebencian yang Darrel tunjukkan padanya. "Sekarang, kau adalah istri Darrel Kim. Dengan bertemu pria lain, sama saja kau merusak citra diriku dan juga keluargaku. Kau tahu itu, kan?" ujar Darrel dengan penuh penekanan. "Aku tidak pernah ingin menjadi istrimu atau bagian dari keluarga ini. Kau juga tahu itu, kan?" Darrel sempat tertawa melihat keberanian Laura. Darrel terus mendekati Laura yang kini bergerak mundur, padahal tadi dia terlihat sangat berani. Darrel terus mendekat hingga Laura tidak bisa mundur lagi karena meja berada tepat di belakangnya. Darrel meletakan gelas minumannya di meja yang di belakang Laura, lalu kedua tangannya bertumpu pada meja itu untuk mengunci posisi Laura. "Baiklah, kalau begitu, jangan salahkan aku untuk apa yang akan terjadi selanjutnya. Kau ingin bahagia dengan pria lain, sedangkan aku menderita karena kakakmu? Itu tidak akan pernah terjadi. Kau akan melihat apa yang akan aku lakukan pada Kai." "Kai tidak ada hubungannya dengan semua masalahmu, jadi jangan berani melakukan apapun padanya!" "Tidak peduli bagaimana caramu bisa berakhir di rumah ini, tapi pada kenyataannya kau adalah istriku. Kau milikku sekarang dan aku tidak suka jika ada orang lain yang menyentuh apapun yang menjadi milikku. Aku tidak suka berbagi dengan orang lain. Jadi, bukankah sudah jelas apa hubungan Kai dengan semua ini?" "Aku bukan milikmu dan tidak akan pernah menjadi milikmu!" Laura mendorong Darrel menjauh darinya. Laura tidak pernah ingin dirinya menjadi milik dari pria buruk seperti Darrel. Darrel yang mendapat perlakuan seperti itu dari Laura terlihat marah. Darrel kembali mendekati Laura, tapi kali ini ia mencengkeram lengan Laura dengan kuat hingga membuatnya meringis kesakitan. "Kau sangat berani melawanku sekarang. Lihat saja apa hasil dari sikapmu ini. Kau akan menyesalinya!" ancam Darrel. Darrel terus menatap tajam Laura selama beberapa saat, setelah itu melepaskan cengkeramannya pada lengan Laura, dan keluar dari kamar dengan wajah yang terlihat sangat marah bahkan sampai membanting pintu kamar dengan sangat keras. Laura ingin terlihat lebih kuat di depan Darrel, tapi pria itu seperti selalu memiliki cara untuk membuatnya ketakutan hingga menyesali semua keberaniannya. Apa yang akan pria itu lakukan selanjutnya untuk membuatnya menderita?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN