Part 9 [Perasaan yang coba dilupakan]

1802 Kata
Kai merasa tidak membuat kesalahan apapun dan telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Kai selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, bersikap ramah, dan tidak pernah mengeluhkan apapun. Namun, sekarang, ia tiba-tiba diberhentikan dari pekerjaannya karena kesalahannya dalam laporan keuangan. Kai disebut tidak profesional dan karena itulah ia diberhentikan dari pekerjaannya bahkan terancam dilaporkan ke polisi karena dianggap melakukan penggelapan dana. Pada titik ini, Kai masih yakin tidak melakukan kesalahan apapun, karena ia sudah memeriksa laporan itu berulang kali dan yakin tidak pernah menulis angka yang ditunjukkan padanya. Namun, tidak peduli berapa kali Kai mengatakan tidak melakukan kesalahan dan tidak pernah menggelapkan dana, pada akhirnya ia tetap dipecat dan akan diselidiki terkait hal ini. Sementara Laura saat ini sedang sibuk memilih gaun yang akan dipakai ke ulang tahun ayah Cindy. Tidak penting bagi Laura untuk hadir atau tidak dalam pesta itu, sebab Laura tidak tahu siapa Cindy, apalagi ayahnya Cindy. Namun, Laura adalah menantu keluarga Kim sekarang, fakta itu telah tersebar luas dan Laura akan mendapat banyak sorotan. Anna tidak mau jika orang-orang bertanya ada di mana Laura atau kenapa penampilannya biasa saja saat hadir di pesta pengusaha terkenal seperti ayah Cindy. Karena itulah, Anna mendatangkan salah perancang busana kepercayaannya untuk membawa beberapa koleksi gaun yang akan dipilih oleh Laura dan juga dirinya sendiri. Laura tidak tertarik dengan semua ini dan ia juga tidak harus bersikap seolah-olah ini menyenangkan. Laura menunjukkan raut wajah apa adanya dan memilih gaun secara asal. Laura memilih gaun hitam panjang yang tampak elegan dengan model off shoulder. Tidak hanya memilih gaun, tapi Laura juga harus memilih perhiasan, dan sepatu untuk melengkapi penampilannya. Laura hanya perlu duduk nyaman di sofa dan tinggal menunjuk perhiasan dan sepatu manapun yang ia inginkan. Laura sungguh tidak perlu meninggalkan rumah untuk semua itu dan tentu saja tidak perlu mengeluarkan uang. Bahkan dengan semua itu, Laura tetap tidak tertarik untuk semua ini. Laura tentu pernah bermimpi dengan kehidupan yang penuh dengan kemewahan seperti ini, tapi tidak dengan cara seperti ini. "Aku tidak mempermasalahkan berapa banyak uang yang aku habiskan untuk semua ini, tapi akan menjadi masalah besar jika di pesta nanti kau menunjukkan ekspresi wajah seburuk ini. Jika muncul rumor tidak menyenangkan karena raut wajahmu itu, maka kau yang harus bertanggungjawab untuk semua itu." Anna memperingatkan Laura setelah semua urusan p********n selesai. Sekarang, hanya ada dirinya dan Laura saja di ruangan ini. "Ya, saya memang harus bertanggungjawab untuk semuanya. Saya tahu dan Anda tidak perlu memperjelas hal itu." Laura membalas ucapan Anna dan setelah itu memutuskan untuk pergi. "Menyebalkan," gumam Anna dengan nada kesalnya. Laura pergi ke taman belakang, lalu menelepon Kai untuk mengetahui kabarnya. Laura sangat khawatir pada Kai setelah mendengar ancaman Darrel malam itu. Setiap hari, Laura akan selalu mengirim pesan atau menelepon Kai, sama seperti hari ini untuk tahu apakah semuanya baik-baik saja. Laura tidak mengatakan alasan kenapa ia sangat khawatir, Laura hanya mengatakan ingin tahu saja. Hari ini, Laura berharap akan mendapat jawaban yang sama, yaitu Kai dan ibunya baik-baik saja. Namun, Laura mendapatkan kabar yang buruk. "Aku diberhentikan dari pekerjaanku dan diselidiki atas tuduhan penggelapan uang. Aku takut membayangkan akan seperti apa kesehatan Ibuku jika mengetahui semua ini." Inilah yang Laura dengar dari Kai. "Kau sangat mengenalku, kan? Aku yakin, kau pasti tahu kalau aku tidak melakukannya. Aku sungguh tidak melakukannya." Laura adalah orang pertama yang Kai ceritakan hal ini. Kai masih belum tahu bagaimana ia bisa menceritakan semua ini pada ibunya. "Aku percaya padamu. Kau tidak mungkin melakukan ..." Laura belum selesai bicara seseorang sudah lebih dulu merebut ponselnya. Laura menoleh pada orang yang merebut ponselnya dan itu adalah Darrel. Darrel langsung memutus sambungan telepon dengan Kai dan pria itu terlihat sangat marah sekarang. Namun, Laura tidak takut karena yakin kalau Darrel adalah penyebab dari semua hal buruk yang terjadi pada Kai. "Kau belum mengerti juga? Jangan berhubungan lagi dengan pria bernama Kai itu. Harus berapa kali aku mengulanginya?" ucap Darrel yang saat ini masih menggenggam erat ponsel Laura. "Semua yang terjadi pada Kai hari ini, itu perbuatanmu, kan? Aku mengenal Kai dan dia bukan pria seburuk itu!" Laura menekankan kalimatnya. "Perbuatanku? Bukankah kau yang membuat semua ini terjadi? Bagaimana bisa kau menyalahkan orang lain atas semua kesalahanmu? Seseorang yang berusaha merebut istri orang lain pantas untuk dihukum dan kau adalah orang yang memberinya hukuman. Kau yang bertanggungjawab untuk semuanya. Apa kau mengerti?" Semua itu memang perbuatan Darrel, itulah yang Laura pahami saat ini. Memuakkan sekali mendengar pria itu bicara tentang menghukum orang lain, tapi tidak berkaca pada dirinya sendiri yang memaksakan pernikahan padanya. Darrel adalah korban kakaknya, tapi sekarang dia juga tersangka dari semua hal buruk yang terjadi pada hidupnya dan juga hidup Kai. "Kau benar-benar berengsek! Kau berpikir, dirimu adalah korban yang paling menderita, tapi sekarang kau adalah orang terburuk di sini. Kau tidak perlu repot-repot melakukan semua ini hanya untuk menghentikan kebahagiaanku, karena aku sudah kehilangan kebahagiaanku saat kau masuk ke dalam hidupku. Aku bahkan membenci diriku sekarang dan semua itu karena dirimu!" Laura membalas semua ucapan Darrel dengan terlihat begitu berani, tapi Laura sangat takut sekarang. Laura takut kalau Darrel akan melakukan hal yang lebih buruk pada Kai. Raut wajah Darrel terlihat agak berubah setelah Laura menyebutnya sebagai penyebab dari hilangnya semua kebahagiaan Laura. Darrel tidak terlihat seperti orang marah, ada sesuatu yang tersembunyi dari raut wajah misteriusnya saat ini. "Aku tidak akan masuk ke dalam hidupmu, jika kakakmu tidak pergi bersama pria lain. Semua ini berawal dari kakakmu. Jika ada orang yang harus kau sebut berengsek dan menghilangan semua kebahagiaanmu, maka itu adalah Sarah, bukan aku." Darrel melemparkan ponsel ke arah Laura setelah mengatakan semua itu. "Jika sekali lagi aku melihatmu masih bicara atau bahkan menemui pria itu lagi, maka hukuman yang dia dapat akan lebih buruk. Aku bisa melakukan hal serupa pada ayahmu dan aku harap kau tidak lupa dengan hal itu, jadi berhati-hatilah dengan tindakanmu," ancam Darrel dan setelah itu berniat pergi, tapi perkataan Laura membuat langkahnya terhenti. "Lepaskan Kai. Jangan membuatnya dihukum untuk sesuatu yang tidak dia lakukan." Inilah yang Laura katakan dan membuat Darrel kembali menoleh padanya. "Melepaskan Kai? Kenapa aku harus melakukannya? Apa kau melihat aku melakukan sesuatu padanya? Tidak, kan?" balas Darrel dan setelah itu pergi meninggalkan Laura. Saat Darrel sampai kamarnya, pria itu langsung melepas jas dan melonggarkan dasinya. Darrel melempar jasnya ke ranjang dengan sangat kasar, lalu duduk di ranjang dengan raut wajah yang begitu sulit diartikan. Darrel terlihat melamun selama beberapa saat karena mengingat bagaimana Laura mengatakan kalau dirinya adalah penyebab hilangnya semua kebahagiaan dari hidup Laura. Beberapa saat setelah Darrel duduk dan melamun seperti itu, pintu kamar terbuka, dan yang membuka adalah Laura. Raut wajah Darrel berubah lagi setelah melihat kehadiran Laura. Darrel terlihat marah karena yakin kalau kedatangan Laura ke hadapannya pasti hanya untuk membahas Kai. "Apa lagi?" tanya Darrel yang saat ini masih duduk di ranjang. Laura menatap lekat Darrel, tatapan yang bercampur antara marah dan takut. Laura tidak ingin terlihat lemah di depan Darrel dan membuat dirinya terlihat jauh lebih menyedihkan, tapi sikap pemberani dan terus membela Kai hanya akan membuat keadaan memburuk. Jika ini terus berlanjut, maka Laura tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Kai selanjutnya. "Aku memohon dengan sangat padamu untuk jangan mengganggu Kai. Aku tidak akan berhubungan dengannya lagi, jadi tolong jangan sakiti dia." Laura bicara dengan nada yang begitu memohon. Darrel berdiri, lalu berkata, "Kenapa kau selalu ..." tapi kalimat Darrel terhenti karena Laura yang tiba-tiba berlutut di depannya dan itu lagi-lagi demi Kai. "Aku memohon padamu, tolong jangan ganggu Kai. Aku berjanji tidak akan berhubungan lagi dengannya," ucap Laura yang tidak hanya berlutut, tapi juga menundukkan kepalanya di depan Darrel. Darrel tidak terlihat luluh, tapi malah semakin muak melihat Laura yang sampai seperti ini demi Kai. "Kau membuatku sangat muak," kesal Darrel. "Aku mohon." Darrel masih menatap Laura yang terus memohon dengan berlutut dan menundukkan kepalanya. "Kau berlutut di depan suamimu untuk pria lain. Apa yang sebenarnya ada di dalam otakmu itu?" "Aku bersalah dan biarkan aku saja yang bertanggungjawab untuk semuanya, jangan libatkan orang lain." Isak tangis Laura terdengar setelah memohon pada Darrel untuk kesekian kalinya. Darrel tidak mengatakan apapun dan memilih untuk pergi dari kamarnya. Laura mencoba bicara padanya, tapi Darrel tidak peduli. Darrel menutup pintu dengan kasar, lalu pergi dengan raut wajah yang terlihat sangat marah. Darrel bahkan tidak peduli pada Devian yang berpapasan dengannya saat ia akan keluar dari rumah. "Apa yang terjadi?" gumam Devian. *** Musim semi tahun lalu ... Cuaca sedang bagus hari ini dan bunga-bunga yang cantik sedang bermekaran. Ada banyak orang yang sedang menikmati liburan bersama orang-orang yang mereka cintai. Darrel, Sarah, Laura, dan Kai juga melakukan hal yang sama. Mereka melakukan perjalanan ke tempat yang sama atas saran Sarah untuk melakukan double date. Mereka menikmati bunga sakura yang sedang mekar dengan indahnya. Ini adalah double date pertama mereka dan semuanya merasa ini menyenangkan. Saat Sarah pergi ke toilet yang tidak jauh dari tempat itu dan dia tidak ingin diantar, Darrel hanya duduk sendiri untuk menunggu Sarah kembali. Sedangkan, Kai dan Laura sedang menikmati waktu mereka dengan mengambil foto bersama. Darrel tampak tersenyum saat melihat Laura yang tersenyum bahagia saat mengambil foto bersama Kai. Rambut hitam panjangnya yang dibiarkan terurai dan dress dengan motif floral yang dia gunakan membuat Laura terlihat manis dan cantik di saat yang bersamaan. Darrel tidak begitu sering bertemu dengan Laura, tapi hari ini Laura terlihat berbeda dari sebelumnya. "Apa yang aku pikirkan?" gumam Darrel, lalu mengalihkan perhatiannya pada ponsel. "Aku akan membeli es krim dulu. Kau tunggu di sini saja dan ambil foto sebanyak yang kau mau. Aku akan segera kembali." Di sisi lain, Kai baru saja pergi meninggalkan Laura yang masih sibuk mengambil foto pemandangan dengan ponselnya. Saat Laura mengambil video sekelilingnya, gerakan Laura langsung terhenti saat melihat Darrel yang sepertinya mendapat sedikit masalah. Seseorang yang sedang berjalan tiba-tiba tersandung hingga membuat kopinya tumpah di tangan Darrel. "Tidak apa-apa. Ini bukan masalah besar. Aku bisa membersihkannya," ucap Darrel dan wanita yang menumpahkan kopinya harus segera pergi untuk menyusul anaknya yang berusia 6 tahun. Laura yang melihat hal itu bergerak mengambil tisu, lalu menghampiri Darrel dan mengelap tangannya yang terkena tumpahan kopi. "Kau baik-baik saja? Ini kopi panas. Apa kita perlu ke dokter?" tanya Laura sembari terus membersihkan tangan Darrel. "Tidak perlu. Kopinya tidak sepanas itu, jadi aku baik-baik saja," jawab Darrel yang terus menatap Laura dan tersenyum melihat bagaimana reaksi hangat dari Laura saat sesuatu terjadi padanya. "Apa yang terjadi?" lalu, terdengar suara Sarah yang membuat Darrel langsung berhenti tersenyum. "Seseorang tidak sengaja menumpahkan kopi," ucap Laura, lalu memberikan tisu pada kakaknya agar dia yang membersihkan noda kopi di tangan Darrel. Sedangkan Laura mendekati Kai yang terlihat sudah kembali karena tempatnya membeli es krim tidak jauh. Pandangan Darrel hanya tertuju pada Laura hingga tidak menyadari Sarah yang mengajaknya bicara. "Darrel, ayo bersihkan tanganmu." Ketika Sarah bicara untuk kedua kalinya barulah Darrel memberikan respon dan setelah itu pergi untuk mencuci tangannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN