Brian Tersenyum Devil

1047 Kata
Di dalam ruangan terlihat gadis sangat berkeringatan, bahkan kakinya pun sangat pegal sekarang ingin rasanya ia duduk beristirahat. Namun, sayangnya bos nya itu melarangnya jika dirinya membantah maka bos nya itu akan menambahi pekerjaanya berlipat-lipat. "Pak, apa masih belum?" tanya Manda yang merasakan tangan dan kakinya sudah sangat pegal saat ini. "Belum, kipas yang kuat!" ucap Brian, ia sengaja mengerjai Manda saat ini untuk mengipasnya hingga berjam-jam dan bahkan Ac pun Brian sengaja mematikannya supaya dirinya merasa benar-benar merasa sangat gerah, jadi Brian memiliki alasan untuk mengerjai Manda saat ini. "Pak, biar saya mencari tukang service Ac saja, ya?" tanya Manda, dirinya sudah benar-benar tidak sangup sekarang, ia kira Brian memerintahkan dirinya untuk mengerjakan pekerjaan menyapu di kantor itu, ternyata tidak. Malahan Manda sangat kesal dengan Brian yang sudah mempermainkannya, seolah-olah dirinya seperti bola yang bisa seenaknya ia tendang. "Walaupun aku hanya seorang karyawan yang tidak memiliki jabatan tinggi, setidaknya aku bukan untuk di bodohi seperti ini," gumam Manda dalam hatinya. "Mau bagaimana lagi? Kalau aku berhenti dari sini, mungkin akan sangat susah untuk ku mencari pekerjaan," gumam Manda di dalam hatinya lagi. "Hei! Kenapa melamun?" tanya Brian kesal karena dari tadi dirinya berbicara dengan Manda namun tidak di sahuti sama sekali. "Ah, ada apa, Pak?" tanya Manda. "Itu! Makanlah makanan yang ada di atas meja itu, jangan sampai ada yang tersisa. Kalau tidak kamu akan saya beri hukuman lagi!" ancam Brian. "Lagi-lagi di ancam, sudahlah setidaknya aku bisa makan dan tentu saja aku akan menghabisinya," gumam Manda dalam hatinya. "Terima kasih banyak, Pak," ucap Manda yang langsung saja bergegas menghampiri makanan yang terlihat sangat mengiurkan dimata Manda dan dengan cepat Manda membuka kotak makan tersebut karena selama ia berada di ruangan itu, dirinya selalu mencium bau makanan yang sangat menyengat dihidungnya dan tentu saja Manda tahu makanan tersebut pasti sangat enak. Sedangkan Brian berpura-pura sibuk mengerjakan pekerjaanya, namun matanya sering melirik ke arah Manda yang sangat menikmati makanan pemberiannya tadi dan tanpa sengaja sebuah senyuman terukir di bibir Brian, selama ini Brian tidak pernah yang namanya tersenyum tulus dan tentu saja ini adalah pertama kalinya bagi Brian tersenyum, sejak kematian kedua orang tuanya 13 tahun yang lalu. "Makanlah pelan-pelan!" tegur Brian yang melihat Manda terlihat berlepotan saat makan. "Hem," jawab Manda yang sudah tidak perduli lagi dengan ucapan Brian karena ini pertama kalinya bagi Manda memakan makanan yang sangat nikmat selama hidupnya. Selama ia tinggal dengan kedua orang tua tirinya, Manda selalu saja diberikan nasi dan garam namun Manda tetap bersyukur dengan hal itu ketimbang dirinya tidak makan sama sekali. Setidaknya Manda bisa bertahan hidup dengan nasi dan garam dicampur dengan air, bagi Manda itu adalah hal yang sangat nikmat. "Kalau selesai makan, cepatlah memijit bahu saya sekarang!" ucap Brian kepada Manda yang baru saja selesai meminum air putih setelah selesai makan, padahal Manda ingin bersandar sebentar supaya dirinya tidak sakit perut saat ia bekerja nanti. Namun, Brian tiba-tiba saja memanggil dirinya sehingga Manda dengan rasa yang sangat malas melangkahkan kakinya mendatangi Brian. "Bagian bahu yang mana, Pak?" tanya Manda. "Dua-duanya!" ucap Brian dengan dingin dan Manda pun langsung saja memijit bahu Brian dengan telaten karena Manda sudah terbiasa memijit kedua orang tua dirinya saat kedua orang tuanya meminta untuk di pijit hampir tiap malam secara bergantian, bahkan sampai mereka benar-benar tidur barulah Manda bisa beristirahat. "Kamu pernah bekerja sebagai tukang pijit?" tanya Brian yang sangat menyukai pijitan Manda, bahkan dirinya sampai mengantuk ingin tidur. "Tidak pernah, hanya saja saya sering memijit kedua orang tua saya," ucap Manda. "Oh, pantas saja," ucap Brian "Kalau begitu pijit kepala saya," ucap Brian dan dengan cepat Manda memindahkan kedua tanganya memijit kepala Brian yang sangat putih mulus itu. Brian merasa pijitan Manda membuat kepalanya yang sangat pusing akan pekerjaannya terasa segar dan tidak merasa otaknya tidak tegang lagi seperti tadi, Brian pun perlahan-lahan memejamkan matanya untuk menikmati pijitan Manda, saat Manda asik memijit kepala Brian tiba-tiba saja ada yang masuk dengan tiba-tiba sehingga menjadi salah paham terhadap Manda. "Dimana sopan santu mu?!" ucap Brian dingin karena karyawannya tersebut sangatlah tidak sopan kepadanya "Maafkan saya, Pak," ucap seorang gadis yang bagian HRD itu bernama Lisa. "Apa begini cara kerja mu selama ini? Hah!" tanya Brian dan Lisa tidak berani sama sekali menjawab pertanyaan Brian. "Kau tahu, perusahaan ini hanya memperkerjakan seorang karyawan yang memiliki sopan santun dan mematuhi peraturan disini!" peringat Brian kepada Lisa dan Lisa hanya mengepalkan tangannya dengan kuat, tentu saja tidak lepas dari pandangan Brian, melihat itu Brian tersenyum devil saja ia tahu Lisa tidak terima dengan perkataannya. Sebagai CEO Brian tentu saja berhak untuk menegur karyawannya jika berbuat salah. Jika tidak seperti itu, maka semua karyawannya akan berlaku tidak sopan terhadap dirinya mau pun orang lain. "Wanita jalang itu juga tidak sopan kepada bapak, lalu kenapa bapak tidak memarahinya?" gumam Lisa dalam hatinya, ingin rasanya mengatakan hal itu kepada Brian, namun Lisa tentu saja tidak berani. "Lisa! Kamu dengar apa yang saya katakan!" ucap Brian sambil memukul meja itu memakai buku. "D-dengar, Pak," jawab Lisa terbata-bata. "Baiklah, ini peringatan untuk mu! Jika saya melihat mu seperti ini dengan saya mau pun orang lain, maka saya tidak akan segan menurunkan jabatan mu!" ucap Brian memperingati Lisa dan seketika Lisa melotot tidak percaya mendengarnya. "Baik, Pak. Ini tidak akan terjadi lagi," ucap Lisa dengan cepat sambil menunduk tidak berani menatap Brian. "Ya sudah, apa tujuan kamu kemari?" tanya Brian. "Saya ingin mengatakan bahwa besok ada wawancara untuk merekrut sekertaris baru, Bapak," jelas Lisa. "Baiklah, apa ada hal yang lain lagi?" tanya Brian "Sudah tidak ada, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Lisa menunduk hormat sambil matanya menatap sinis ke arah Manda. Setelah kepergian Lisa barusan, kini Brian meminta Manda untuk melanjutkan pijitannya lagi, namun pikiran Manda sudah kesana kemari. Ia takut jika Lisa mengatakan yang tidak-tidak tentangnya kepada karyawan yang lainnya. "Kamu tinggal dimana?" tanya Brian. "Dekat dengan perusahaan bapak ini," jelas Manda. "Oh," jawab Brian singkat. "Sudah berhentilah, sekarang kamu melanjutkan pekerjaan mu menyapu lagi, lagian kamu sudah makan, kan? Tentu saja tenaga mu sudah kuat!" ucap Brian. "Tapi tadi pagi saya sudah membersihkan ruangan bapak," ucap Manda. "Tapi masih belum bersih, cepat kerjakan lagi!" ucap Brian "Pekerjaan saya diluar masih belum saya kerjakan Pak, nanti saja," ucap Manda.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN