Chapter 7

1234 Kata
Pov Author Lingga terbangun dari tidurnya begitu mendengar suara bunyi masjid, kedua kelopak matanya dipaksa terbuka lalu perlahan bergerak duduk dan menekan saklar lampu di dekat tempat tidur disana Lingga melihat wajah Dewi yang masih tertidur dengan tenang. Masih belum nenyangka jika gadis itu adalah istrinya selama satu minggu ini. Perlahan tangan Lingga menyentuh tangan Dewi dan menggerakkan pelan membangun gadis itu untuk sholat. "Dewi bangun sholat." Dewi menggeliat dari tidurnya bergerak membelakangi Lingga. Cowok itu menghela nafas rendah lalu turun dari tempat tidur menggendong Dewi ke kamar mandi. Cewek itu membuka matanya dan langsung melompat dari gendongan Lingga karena kaget, namun gara-gara belum sepenuhnya sadar dari efek tidur tubuh Dewi limbung nyaris teratuk dinding jika Lingga tidak segera menarik Dewi. "Hei, kamu kenapa gendong aku sih!" protes Dewi dengan mata belum sepenuhnya terbuka. "Kamunya dibangunin susah. Udah mau azan subuh kamu buruan ambil wudhu tapi jangan lupa cuci muka dulu." "Iya iya." Jawab Dewi sambil berjalan seperti orang mabuk menuju kamar mandi. Lingga menggeleng pelan kemudian pergi ke kamar mandi satunya sebelum sholat berjamaah dengan Dewi. Setelah sholat, Dewi kembali ke tempat tidur melanjutkan tidurnya meninggalkan Lingga yang masih melipat sajadah dan menyimpan nya di tempat yang bersih. Lingga melihat kini pukul lima lewat beberapa menit, dia mengambil buku dan mempelajarinya dari pada tidur lagi. Sejenak Lingga menatap Dewi yang sudah tidur dengan pulas begitu cepatnya, Lingga hanya tersenyum melihat itu tanpa mengganggu. Lingga memang bukan cowok yang Dewi inginkan, pernikahan dini yang mereka lakukan pun bukan keinginan Lingga maupun Dewi. Tapi karena pernikahan ini adalah wasiat dari ayah Lingga maka Lingga akan menjaganya, lagi pula Dewi tidak buruk untuk menjadi istrinya karena sudah lama Lingga mengagumi Dewi dalam diamnya dan mengalihkan perasaan suka itu untuk membuli Dewi agar setiap hari Lingga dapat melihat Dewi memperhatikan nya walaupun dengan tatapan kesal tapi itu cukup menghibur. Saat ini Dewi belum memiliki perasaan terhadap Lingga, sama sekali tidak ada. Karena Lingga tau sejak dulu Dewi menyukai Narendra, bahkan hubungan mereka berdua juga semakin dekat. Membayangkan orang yang disukainya menyukai cowok lain sejujurnya Lingga tidak rela tapi sekarang Lingga sudah mulai tenang karena meskipun Dewi menyukai banyak pria sekalipun hanya Lingga yang akan selalu jadi suami Dewi walaupun saat ini pernikahan mereka masih dirahasiakan dari publik. Alasan Lingga tidak menolak pernikahan itu cukup simpel yaitu karena dari awal dia sudah menyukai Dewi. Entah bagaimana dengan Dewi, apa alasan gadis itu menerima pernikahan yang mendadak ini dengan mudah?. Lingga membaca buku pelajaran hingga perlahan langit yang gelap mulai terlihat terang tanda matahari sudah mulai naik memancarkan sinarnya. Lingga bersiap lebih dulu memakai seragam sekolah sebelum membangunkan Dewi lagi, Lingga hanya perlu bersabar dengan Dewi sampai gadis itu mulai terbiasa. Lingga sudah akan membangunkan Dewi untuk bersiap ke sekolah tapi tangannya berhenti saat akan menyentuh lengan gadis itu. Secara dekat Lingga memperhatikan wajah Dewi, sangat jarang ia bisa sedekat ini dengan Dewi melihat wajah cantik yang suka emosian ketika ia berbuat jahil. Sangat lucu mengingat pemilik wajah itu adalah istrinya yang bisa setiap hari Lingga lihat baik dalam tidur atau dalam keadaan sadar. Bibir Lingga mengulas senyum puas menatap Dewi barulah cowok itu membangunkan dengan cara memencet hidung Dewi lalu ketika pasokan udara yang Dewi hirup terlambat cewek itu langsung bangun memukul Lingga dengan bantal. "Gangguin aja orang lagi mimpi indah." ujar Dewi. Lingga mencubit kedua pipi Dewi, "Hei tuan putri tidur, kamu tuh udah gak lagi di hutan kamu punya rutinitas ke sekolah makannya bangun entar kalo terlambat jangan bilang aku gak bangunin kamu loh, dasar tukang tidur." Dewi mengigit tangan Lingga cowok itu menarik tangannya sambil mengaduh kesakitan. "Kamu kucing ya! Kalau lapar cepat turun buat sarapan aku juga mau makan." "Cih tukang perintah, untung aja aku masih baik hati kalau enggak tanganmu yang aku jadikan sarapanku tadi." omel Dewi sambil turun dari tempat tidur melewati Lingga begitu saja. Cowok itu berkacak pinggang, "Kamu emang kanibal mau makan suami sendiri!" Dewi berbalik, "Kalau jadi kanibal itu gak ilegal udah habis kamu aku makan!" ujarnya, Lingga bergidik ngeri. "Demi apa, baru kali ini aku bersyukur terhadap peraturan perkanibalan." gumam Lingga lalu turun kelantai dasar. "Dewi mana, Ling?" tanya mama melati. "Masih mandi." jawab Lingga lalu tanpa sengaja matanya mlihat koper besar yang disiapkan dekat pintu. "Mama siap bawa koper sebegitu gede mau kemana?" tanya Lingga. "Oh itu mama lupa mau kasih tau kamu, karena papa kamu meninggal jadi bisnis di kalimantan gak ada yang menjalankan, jadi mama mau kesana buat ambil alih, sebenarnya pekerjaan itu buat kamu tapi kamu kan masih sekolah jadi mama gak bisa membebankan masalah perusahaan sama kamu, mending kamu fokus sama sekolah lebih dulu, sebelum kamu lulus SMA mama masih akan biayai kamu jadi kamu tidak perlu berpikir keras masalah biaya meskipun sudah menikah tapi nanti setelah lulus kamu baru akan tanggung kewajiban kamu sebagai suami Dewi ya." "Tapi mah secepat itu mama pergi ke kalimantan, padahal papa baru meninggal, hari kematian papa juga belum genap sepuluh hari." "Maunya mama pekerjaan itu bisa diselesaikan dari sini tapi ternyata gak bisa, atau gini aja kamu bilang sama Dewi dia setuju apa enggak kalau pindah ke Kalimantan?" "Kalau dewi gak setuju gimana mah?" ucap Dewi sembari berjalan mendekat, Mama melati menoleh, Lingga juga menoleh sejenak kemudian duduk. "Dewi belum terbiasa jauh dari mama Nita terus kalau Dewi pindah ke kalimantan pulang kesininya kapan? Pulau Jawa sama Kalimantan kan gak deketan." lanjut Dewi dengan jujur. Mama melati terkekeh pelan sembari mengusap kepala Dewi, ia paham dengan kondisi saat ini terlebih untuk usia Dewi sekarang pasti masih ingin dekat dengan keluarganya. "Mama gak maksa kok, kamu tetep boleh tinggal disini sama Lingga sekalian jagain rumah takut dibawa keong nanti." canda mama melati. Dewi memeluk ibu mertuanya dengan sayang. "Jadi mama mau pergi ke kalimantan sekarang? Apa gak bisa tunggu beberapa hari lagi?" ucapnya masih belum rela. "Mama usahain akan pulang tiap dua bulan sekali kok." "Kalau dewi kangen gimana?" "Kamu bisa telfon mama kan atau kamu sama Lingga liburan ke Kalimantan juga boleh." Lingga memutar bola matanya jengah melihat drama yang dibuat oleh Dewi, "Gak usah manja, lagian dia itu mama aku." protes Lingga. Dewi menoleh kearah Lingga lalu menjulurkan lidahnya. "Siapa suruh kamu nikahin aku jadi sekarang mama kamu mama aku juga, wlee!" "Sudah sudah kalian ini, ayo sarapan dulu mama sudah masak buat kalian, oh ya selama mama di Kalimantan kalian gak boleh bertengkar loh ya." Lingga dan Dewi diam mereka tidak bisa berjanji karena jika berjanji untuk tidak bertengkar satu hari saja sepertinya akan sulit. "Mah, kalau untuk sementara Dewi tinggal dirumah Dewi sendiri boleh gak?" ucap Dewi, Lingga menoleh menatap Dewi. "Kamu bilang dulu sama mama kamu kalau dibolehin ya gak papa." jawab mama Melati. "Em.. Kalau Dewi sering tinggal disini sama Lingga pasti tetangga pada curiga Dewi berbuat yang enggak-enggak soalnya kan pernikahan aku dan lingga masih dirahasiakan, kalau sampai tiba-tiba ada yang tau aku sama Lingga udah menikah terus dilaporin sama guru terus aku usir dari sekolah gimana? Dewi masih pengen sekolah belum mau putus sekolah jadi mama gak keberatan aku tinggal dirumah mama Nita kan?" "Aku gak keberatan kalau itu maumu nanti aku bantu bilang sama mama Nita." sahut Lingga. "Yang jelas mama harap kalian gak berantem itu aja, meskipun kalian nikah di usia dini tapi pernikahan itu sifatnya sakral jadi kalian harus bisa menjaga hubungan kalian, mengerti kan?" "Iya ma, kita ngerti." jawab Lingga dan Dewi barengan. ____ Bersambung... Tinggalin kejsk yang banyak ya di kolom komen xixixi XD
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN