"Jemie, bangun!" Terdengar suara Ambu Iroh membangunkan Profesor Chiko. Wanita tua berdaster hijau muda itu masuk ke dalam kamar putranya yang tengah asyik beselimut ria. "Jam berapa ini?" Profesor Chiko membuka mata dan menggeliat. Udara pagi ini benar-benar sangat dingin dan membuatnya malas turun dari ranjang besinya. "Jam empat." Ambu Iroh menjawab. Kebetulan sekali di kamar putranya tak ada jam dinding. "Ayo kamu teh bangun!" Ia dan suaminya biasa bangun pagi-pagi sekali. Mereka tak butuh alarm. Suara ayam jantan berkokok pun sudah cukup bagi mereka. Ada banyak pekerjaan yang menanti mereka. Bangun lebih awal sudah menjadi rutinitas. "Iya Mbu." Pria tampan berambut botak itu lantas menyingkap selimut lalu bangun. Di rumah orang tuanya ia harus ikut aturan mereka. Ia tidak bisa