12. Malam Mencekam

1003 Kata

Percakapan dengan ayahnya tak akan usai jika Profesor Chiko tak segera pamit ke kamar. Pria paruh baya itu masih merindukan sosok putra kesayangannya yang sudah dua tahun tak mudik, sehingga banyak hal yang ditanyakan dan juga dibagi olehnya terutama masalah virus Kapido yang tengah menjadi pembahasan dimana-mana. Di balai desa dan juga pasar yang ada di kota kecamatan, orang-orang ramai memperbincangkannya. "Bah, maaf, Jemie mau istirahat duluan ya. Obrolannya kita lanjutkan saja besok." Profesor Chiko pamit undur diri untuk masuk kamar. Bukannya ia tidak sopan namun ia benar-benar lelah. Melakukan perjalanan jauh dengan kondisi pikiran yang tidak baik-baik saja tentu saja menguras jiwa raganya. "Iya, kamu segera tidur! Si Abah sih malah ngajak mengobrol terusnkasihan anak kita sudah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN