Mr. Edhan mengumpat kasar saat masuk ke dalam ruangannya. Ia baru saja mendapat teguran dan juga omelan sekaligus ancaman dari dua rekan kerjanya— Mr. Betran dan juga Mr. Paul. Ia tidak menyangka kalau rahasia yang berusaha ia tutup rapat-rapat itu akhirnya terbongkar sore tadi. Siapa sangka kalau jasad Alma yang memang ia masukan ke dalam lubang dinding di belakang lukisan bisa diketahui oleh salah satu murid. Laki-laki yang memakai kemeja putih itu menghela napas panjang, mendudukan diri di sisi kamar. Ia mendecak geram karena mayat Alma sudah ditemukan membuat ia kini semua gerak-geriknya dibatasi. Termasuk mendekat ataupun sekedar mengobrol dengan murid perempuan. "Ck, mereka terlalu berlebihan ... padahal aku sama sekali tidak bisa menyentuh anak itu." Decaknya menggerutu sendiri, m