Kedua mata Milly tak kedip menatap pesan singkat yang hanya sebaris saja. Namun, kasiatnya cukup luar biasa. Mendadak sudut hati terasa tercubit, sakit yang kemarin, kembali terasa. Membuatnya semangat belajarnya jadi menghilang. Bayangan senyum Vero dan semua perhatian yang dulu Vero berikan terngiang di kepala. Ia menunduk, menyembunyikan kedua mata yang terasa mulai memanas. “Berdiri!” Interupsi dari ketua kelas membuatnya tersadar. Segera ia menyimpan ponselnya, lalu ikut berdiri, memberi salam kepada pak Zainal yang mengisi di jam pelajaran pertama. Ia menoleh ke samping, dimana Agas tak peduli dengan semua itu, tetap pada posisinya, tidur anteng tak terganggu. Memberi salam, lalu menyambut guru. Setelahnya, semua kembali duduk di kursi masing-masih. Mulai membuka buku pelajaran. L